Minggu, 06 Desember 2009

Pemuda dan Pelayanan Gereja

PERAN PEMUDA DALAM PELAYANAN GEREJA
Oleh. Paul SinlaEloE


CATATAN PEMBUKA
Sesuai dengan Term of Reference (TOR) yang diberikan oleh Panitia Perayaan Hari Raya Gerejawi Jemaat Diaspora Danau Ina Oesapa kepada kami, maka pada kesempatan ini saya diberi kepercayaan untuk menyampaikan pemikiran mengenai: ”Peran Pemuda dalam Pelayanan Gereja. 

Agar diskusi ini lebih terfokus pada judul yang diberikan, maka dalam makalah ini pertama-tama saya akan mengajak kita untuk memaknai gereja, selanjutnya kita membicarakan tugas gereja yang holistik dan setelah itu akan dibahas peran yang harus diperankan oleh pemuda gereja.

MEMAKNAI GEREJA
Hadirnya gereja, merupakan penggenapan dari janji Tuhan Yesus Kristus sebagaimana yang tertulis dalam kitab Matius 16:18, bahwa Dia akan mendirikan gereja-Nya. Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis, “igreya”, yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Dalam pemakaiannya saat ini, kata “igreya” merupakan bentuk terjemahan dan bahasa Yunani, “kyriake”, yakni sebutan bagi orang-orang yang menjadi milik Tuhan. Istilah “gereja” juga memiliki padanan dengan kata “ekklesia”, yang dalam bahasa Yunani berarti yang berarti dipanggil keluar (ek = keluar; klesia dari kata kaleo = memanggil). Istilah “ekklesia” ini terdapat pada Kisah Rasul 5:11, Kisah Rasul 19:39, Matius 16:18, Roma 16:5.

Gereja berdasarkan 1 Petrus 2:9-10 adalah orang-orang yang dipanggil oleh Allah keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib untuk memberitakan perbuatan yang besar dari Dia. Mereka dipanggil keluar dari dunia ini berarti meninggalkan sifat duniawi dan mengenakan manusia baru untuk kemudian diutus kembali ke dalam dunia untuk memberitakan pengabaran Injil (Yohanes 15:18-19). Orang yang pertama sekali dipanggil keluar dari dunia kegelapan dan diberi kuasa untuk memberitakan kabar baik tentang karya penyelamatan Allah sehingga banyak orang percaya adalah murud-murid dari Tuhan Yesus Kristus (Matius 4:18,22;10:1-4). 

Berpijak dari penjelasan alkitab terkait gereja, maka dapat ditarik suatiu titik simpul bahwa gereja pada hakekatnya adalah gerekan bukan bangunannya. Gereja bukan tempatnya berkumpul atau kebaktian orang kristen sebagaimana yang dipahami banyak orang, melainkan gereja adalah perkumpulan orang yang percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya sekarang dan masa yang akan datang samapai kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. 

TUGAS GEREJA YANG HOLISTIK
"Pergilah kamu ke seluruh bumi. Jadikanlah segala bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan  kepadamu" yang diperintahkan-Nya sebelum Ia kembali kepada Bapa-Nya. (Matius 28: 19-20). Perintah yang sama, tapi dengan kalimat yang agak berbeda diingat juga oleh Markus dan Lukas. Dalam Markus tertulis dalam pasal 16:15, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk". Versi Lukas agak berbeda. Menurut Lukas, Tuhan Yesus Kristus berkata: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-KU di Yerusalem dan di seluruh dunia dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul, 1:8).

Itulah amanat agung dari Tuhan Yesus Kristus yang harus dijalankan oleh setiap orang yang percaya kepada-NYA. Oleh karena itu, Gereja yang merupakan persekutuan orang-orang yang percaya kepada Tuhan yaitu Yesus Kristus, wajib menjalankan amanat agung ini.

Ada 5 (lima) tugas gerja yang harus dikerjakan untuk mewujudkan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Ke-5 (lima) tugas gereja ini, tidak bisa dibatasi dengan hanya menjalankan salah satu tugas, sambil melupakan/mengabaikan tugas yang lain. Semua tugas tersebut harus dijalankan oleh gereja secara holistik (menyeluruh) dan saling melengkapi (simultan), demi terwujudnya Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Ke-5 (lima) tugas gereja dimaksud adalah: 

Koinonia (Persekutuan)
Istilah “koinonia” berasal dari bahasa Yunani yang artinya persekutuan. Jika dikaitkan dengan persekutuan dari orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, maka persekutuan yang dibangun haruslah beralaskan atas dasar Firman Allah, Baptisan dan Perjamuan Kudus. Artinya, persekutuan yang dibangun harus menjadi alat yang kuat untuk mengkominikasikan berita keselamatan bagi semua orang. Dengan dasar itu pulalah anggota persekutuan wajib saling memperdulikan dan berkumpul bersama sehingga mutu persekutuan haruslah senantiasa dipelihara dan ditingkatkan seiring tantangan dan kecenderungan jaman. Jadi, dalam gereja harus ada dan tercipta persekutuan, sekaligus persekutuan yang telah ada dan tercipta harus terpelihara. Hal ini menjadi penting karena persekutuan/koinonia itu bukan hanya merupakan persekutuan begitu saja, melainkan persekutuan yang bersifat soteriologis (keselamatan) yang bergerak secara dinamis menuju akhir, yaitu penggenapan Hari Tuhan (parusia). 

Marturia (Bersaksi)
Marturia berasal dari kata “martyria”, yang merupakan kata serapan dari bahasa Yunani. Istilah marturia ini, dipergunakan pada konteks gereja untuk menjelaskan aktivitas iman dalam tugas panggilan gereja, yakni kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi seluruh makhluk. Inti yang harus disampaikan dalam kesaksian iman adalah pengalaman iman dan peristiwa iman yang dialami, dilihat dan didengar terkait dengan kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, yang mana didalamnya ada kabar baik yakni kabar keselamatan bagi semua orang. harus dilakukan oleh gereja baik sebagai persekutuan maupun sebagai indivdu. 

Diakonia (Melayani)
Diakonia berasal dari bahasa Yunani, “diakonein”, yang berarti melayani.Diakonia diartikan sebagai aktivitas melayani yang dilakukan dengan setia, jujur, serta tanggungjawab. Pelayanan diakonia sering dipahami hanya sebatas konsep caritas, membantu para janda, yatim piatu, fakit miskin demi kesejahteraannya. Berdiakonia tak terbatas pada bantuan materi kepada mereka yang berkekurangan, melainkan lebih kompleks. Sebenarnya, berdiakonia harus membawa perubahan pada seseorang maupun masyarakat dan bukan sekedar menjadikan sesorang ataupun masyarakat tersebut tidak terlantar dan tercukupi kebutuhan dasarnya saja, tetapi harus juga dapat “terangkat” secara sosial. Artinya, gereja dalam pelayan diakonia harus mencakup pendampingan/advokasi untuk membangun pemahaman terkait akar penyebab keprihatinan sosial, sekaligus mengembangkan prakarsa pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi hak dan kebutuhan untuk hidup dan kehidupan yang layak.

Liturgia (Pelayanan Kudus)
Kata “liturgia” berasal dari bahasa Yunani, “leitourgia” yang terbentuk dari akar kata “ergon” yang berarti “karya, kerja atau bakti” dan “leitos” yang berarti  ‘umum’’. Dalam perkembangannya, liturgia dimaknai sebagai “Pelayanan Kudus”. Dimaknai sebagi pelayanan kudus karena Liturgi menjadi wahana utama mengantar setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus ke dalam persatuan pribadi dengan Allah. Artinya, liturgia tidak boleh hanya dimaknai sebagai kertas panduan dalam ibadah, tetapi lebih dari itu, liturgi merupakan tatacara dan tatakrama bagi setiap orang percaya, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dalam beribadah (bersaksi, bersekutu dan melayani) karena telah mendapat berkat- berkat Allah.

Oikonomia (Penatalayanan)
Oikonomia berasal dari istilah yunani yang terdiri dari dua kata: “Oikos”, yang berarti rumah, dan “Nomos”, yang berarti hukum (peraturan). Jika kedua kata ini digabungkan, maka secara harfiah Oikonomia berarti "pengaturan rumah tangga" (Household Law). Dalam perkembangannya Oikonomia ini dipahami sebagai administrasi dalam rumah tangga yang mana dengan sendirinya ada pengaturan, ada perencanaan dan ada satu tujuan (Purpose). Oikonomia ini dalam tugas gereja merupakan kegiatan yang sebenarnya tidak hanya bersifat manajerial/administrasi organisasi gereja semata seperti kearsipan dll, tapi lebih pada penatalayanan kehidupan seperti panggilan gereja terhadap penataaan bumi di mana termasuk semua makhluk hidup di atasnya. Artinya, oikonomia atau penatalayanan ini haruas mencakup relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan Allah dan manusia dengan lingkngan. 

PERAN YANG HARUS DIPERANKAN OLEH PEMUDA GEREJA
Pemuda gereja adalah mereka yang telah memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun (Bandingkan dengan Pasal 1 Angka 1 UU No. 40 Tahun 2009, Tentang Kepemudaan). Dengan batasan umur yang demikian, maka tidaklah mengherankan apabila pemuda gereja memiliki posisi yang sangat strategis dalam pelayanan gereja. 

Strategisnya posisi pemuda gereja dalam gereja dapat dilihat dari relasi keduanya. Pemuda gereja merupakan generasi penerus yang akan menentukan masa depan gereja dengan meneruskan perjuangan gereja di masa-masa yang akan datang. Sedanggkan, gereja adalah sebuah wadah yang mendidik dan menuntun pemuda gereja melalui jalan yang patut baginya menuju tatanan hidup dan kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Dalam pelayanan gereja untuk mewujudkan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, pemuda gereja adalah subyek sekaligus obyek pelayanan. Karenanya, setiap aktifitas atau program dari pemuda gereja baik sebagai individu maupun kelompok wajib difokuskan untuk terwujudnya Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dan harus berpedoman pada 5 (lima) tugas Gereja, yakni: Marturia, Koinonia, Diakonia, Liturgia dan Oikonomia.

Pemuda gereja dalam pelayanannya untuk mewujudkan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, tidak boleh mengabaikan pesan yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam 1 Timotius 4:12, yang pada intinya mengamanatkan untuk pemuda gereja harus menjadi teladan bagi orang-orang percaya di dalam perkataanmu, tingkah lakumu, kasihmu, imanmu, dan kesucianmu, sehingga jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.

CATATAN PENUTUP
Demikianlah sumbangan pemikiran saya mengenai: ”Peran Pemuda dalam Pelayanan Gereja”, kiranya bermanfaat dan ini dapat mengantarkan kita pada suatu diskusi yang lebih luas. Sola Scriptura Verbum Dei (Hanya Alkitablah Firman Allah).

----------------
KET:
  1. Makalah ini dipresentasikan dalam Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar, yang dilaksanakan oleh Panitia Perayaan Hari Raya Gerejawi Jemaat Diaspora Danau Ina Oesapa, di tempat Kebaktian Jemaat Diaspora Danau Ina Oesapa, pada tanggal 31 Oktober 2009.
  2. Sekbid Pengembangan Jaringan & Informasi BP. Pemuda GMIT Periode 2008/2012.


TRANSLATE
English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
OMong POLitik:
Kalau ingin berjuang, kita tidak boleh tunduk pada fakta... kita harus melawan fakta dan membuat fakta baru...