tag:blogger.com,1999:blog-76783625065368867692024-03-14T16:28:51.467+08:00Paul SinlaEloE - LAWAN KORUPTORUnknownnoreply@blogger.comBlogger124125tag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-7283784064921353482022-08-09T15:55:00.009+08:002022-08-14T23:38:07.589+08:00Advokat<p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><em><b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 1pt none windowtext; font-family: "Cooper Black", "serif"; font-size: 48pt; font-style: normal; padding: 0cm;">ADVOKAT</span></b></em><em><b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 1pt none windowtext; font-family: "Cooper Black", "serif"; font-size: 20pt; font-style: normal; padding: 0cm;"><o:p></o:p></span></b></em></p>
<h2 style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><em><b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 1pt none windowtext; font-size: 12pt; font-style: normal; padding: 0cm;">Oleh:
Marthen Luther Johannes Paul SinlaEloE<br /></span></b></em><b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Aktivis PIAR NTT dan Advokat KAI NTT</span></b></h2>
<p class="MsoNormal" style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; font-size: 12pt; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; font-family: Tahoma, "sans-serif"; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCJcgSex2myY84hW76OJmLcsPUN7AJ9fW-AfoO4yvfvGnLbNA1qJJpvuvvgO8FRRJ3vpy52ZnokSU5eEFxJtIWTgsXwcpO_-92RGhpt_qRbKxRAa-8lzU9N-v9cf3VANCS-da4PpLHxwBuH9qp3w8Ywb7Ry0fjsJPPz2-GemILR05PPNL4z618WAAynQ/s540/WhatsApp%20Image%202022-05-13%20at%2017.45.54.jpeg" style="background-color: white; clear: left; display: inline; float: left; font-size: large; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="540" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCJcgSex2myY84hW76OJmLcsPUN7AJ9fW-AfoO4yvfvGnLbNA1qJJpvuvvgO8FRRJ3vpy52ZnokSU5eEFxJtIWTgsXwcpO_-92RGhpt_qRbKxRAa-8lzU9N-v9cf3VANCS-da4PpLHxwBuH9qp3w8Ywb7Ry0fjsJPPz2-GemILR05PPNL4z618WAAynQ/s320/WhatsApp%20Image%202022-05-13%20at%2017.45.54.jpeg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="background-color: white;">Indonesia adalah negara hukum. Itulah yang
dikehendaki oleh konstitusi sebagaimana yang tertera dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD
1945. Sebagai sebuah negara hukum idealnya kekuasaan yang menjalankan
pemerintahan harus berdasarkan pada hukum, tunduk pada kedaulatan hukum (</span><i style="background-color: white;">supremasi
hukum</i><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="background-color: white;">) dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum demi terwujudnya
suatu kehidupan yang damai, aman dan tentram.</span></span></div></div><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Walaupun demikian, fakta membuktikan bahwa
upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang damai, aman dan tentram di
Indonesia belum dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat lemahnya penegakan
hukum (</span><i><span face="Arial, "sans-serif"">law enforcement</span></i><span face="Arial, "sans-serif"">)</span><span face="Arial, "sans-serif"">, terutama karena
buruknya kinerja dan perilaku dari aparat penegak hukum.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Salah
satu penegak hukum dalam </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Sistem Peradilan Pidana
(<em>Criminal Justice System</em><em><span style="font-style: normal;">) di Indonesia adalah Advokat.</span></em> </span><span face="Arial, "sans-serif"">Hal ini </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">sesuai dengan amanat </span><span face="Arial, "sans-serif"">Pasal 5 Ayat (1) UU No. 18
Tahun 2003, Tentang Advokat (UU Advokat) yang menyatakan bahwa Advokat adalah penegak
hukum yang bebas dan mandiri dan karenanya Advokat mempunyai kedudukan setara
dengan penegak hukum lainnya (Polisi, Jaksa dan Hakim) dalam menegakkan hukum
dan keadilan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Meskipun kedudukan advokat adalah setara dengan </span><span face="Arial, "sans-serif"">Polisi,
Jaksa dan Hakim<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">, namun yang tidak boleh
dilupakan bahwa Advokat merupakan penegak hukum yang berada di luar
pemerintahan</span>, berbeda dengan Polisi, Jaksa dan Hakim yang <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">kedudukan berada dalam pemerintahan. Artinya, Advokat
harus berfungsi sebagai penyeimbang dominasi dari penegak hukum lainnya agar
tidak terjadi kesewenang-wenangan dan harus berfungsi juga untuk melindungi hak
pencari keadilan sekaligus sebagai bentuk perwakilan masyarakat di dalam suatu
proses peradilan.</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Secara
yuridis, Advokat dimaknai sebagai orang yang berprofesi memberi jasa hukum,
baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 1 angka 1 UU Advokat). Jasa
Hukum yang diberikan oleh Advokat meliputi konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hukum klien (Pasal 1 angka 2 UU Advokat).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Melalui
jasa hukum yang diberikan, Advokat diharuskan menjalankan tugas profesinya demi
tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari
keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak
fundamental mereka didepan hukum.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Wilayah
kerja Advokat meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia (Pasal 5 Ayat
(2) UU Advokat). Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan
kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan Kliennya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, ketika menjalankan tugas profesinya
(Pasal 17 UU Advokat).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Advokat juga diberi hak imunitas karena dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan Klien dalam sidang
pengadilan Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana
(Pasal 16 UU Advokat). Bahkan, Advokat juga diberi kekebalan hukum ketika
menjalankan tugas profesinya untuk kepentingan kliennya di luar sidang
pengadilan dan dalam mendampingi kliennya pada dengar pendapat di lembaga
perwakilan rakyat (Penjelasan Pasal 15 UU Advokat).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam menjalankan tugas profesinya, Advokat dilarang untuk tidak
boleh membedakan perlakuan terhadap Klien berdasarkan jenis kelamin, agama,
politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya (Pasal 18 Ayat
(1) UU Advokat). Advokat juga diwajibkan untuk merahasiakan segala sesuatu yang
diketahui atau diperoleh dari Kliennya karena hubungan profesinya, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang (Pasal 19 Ayat (1) UU Advokat).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pasal 14 dan Pasal 15 UU Advokat, juga mengharuskan Advokat untuk
tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan, ketika
menjalankan tugas dan profesinya. Dalam Kode Etik Profesi Advokat, seorang Advokat
wajib untuk memperhatikan beberapa hal penting seperti tentang Kepribadian
Advokat, Bagaimana Hubungan dengan Klien, Bagaimana Hubungan dengan Teman
Sejawat, serta bagaimana cara bertindak menangani perkara.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Kode Etik Advokat Indonesia merupakan hukum bagi Advokat dalam
menjalankan tugas dan profesinya yang tidak saja menjamin dan melindungi, namun
membebankan juga kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung
jawab dalam menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, atau
masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri.”</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Pdt. Mielsy Thelik-Mooy</span><span face="Arial, "sans-serif"" style="color: #050505;">, S.Th, dalam kegiatan
pelantikan Advokat dari Organisasi Kongres Advokat Indonesia di Hotel Aston,
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 30 Juli 2022, berpendapat bahwa s</span><span face="Arial, "sans-serif"">ubstansi dari kode etik
profesi advokat dapat dijabarkan nilai-nilainya berdasarkan apa yang tertulis
dalam Kitab Kolose 3:23-24, yakni: "Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu
sebagai upah”. “Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya".</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Jika apa yang tertulis dalam Kitab Kolose
3:23-24, ini dimaknai secara cerdas dan diimplementasikan dengan benar oleh
setiap Advokat, maka profesi Advokat yang selalu disebutkan sebagai profesi
terhormat dan mulia (</span><i>officium nobile</i><span face="Arial, "sans-serif"">)
akan mendapat penggenapannya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Advokat yang <i>officium nobile </i>hanya.akan terwujud apabila dalam setiap hukum yang
tak adil dan dipakai oleh penguasa untuk menundas, seharusnya advokat hadir
untuk mewakili mereka yang tertindas serta membela mereka yang lemah dan tidak
berdaya (Najwa Shihab, 2014). <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="line-height: 115%;">Najwa Shihab (2014), berpendapat juga bahwa dengan
label sebagai </span><span style="line-height: 115%;">profesi terhormat dan mulia (</span><i><span style="line-height: 115%;">officium nobile</span></i><span style="line-height: 115%;">), idealnya </span><span style="line-height: 115%;">Advokat harus mencari nafkah dengan martabat tinggi
dan tak terbeli, hidup dalam keseimbangan rasa dan tak hanya mengejar materi
semata, tapi peduli juga pada kebenaran dan keadilan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Secara etimologis, </span><i>officium nobile</i><span face="Arial, "sans-serif""> dapat diartikan sebagai ketulusan dalam melayani.
Dalam bahasa Latin kata "</span><i>Nobilis</i><span face="Arial, "sans-serif"">"
bisa dimaknai sebagai: mulia, luhur, atau yang sebaik-baiknya sedangakan
istilah “</span><i>Officium</i><span face="Arial, "sans-serif"">" berarti jasa,
kesediaan menolong atau kesediaan melayani.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Dalam sejarahnya, istilah </span><i>officium nobile</i><span face="Arial, "sans-serif""> (profesi yang mulia dan
terhormat), telah disematkan pada advokat sudah sejak era Romawi Kuno. Hal ini
dikarenakan pada saat itu para advokat yang dipelopori oleh Patronus selalu
berjuang untuk tegaknya Hak Asasi Manusia dan selalu mengabdikan dirinya bagi
mereka yang tertindas oleh kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak
kekaisaran. Bahkan mereka juga selalau menolong orang-orang yang terjebak
dengan hukum dan orang-orang yang terpaksa melanggar aturan, tanpa mengharap
menerima imbalan atau honorarium.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Menurut Frans
Hendra Winata (2003), </span><i>officium nobile</i><span face="Arial, "sans-serif"">
adalah pengejawantahan dari nilai-nilai: </span><b>Pertama</b><span face="Arial, "sans-serif"">,
nilai kemanusiaan (</span><i>humanity</i><span face="Arial, "sans-serif"">). dalam
arti penghormatan pada martabat kemanusiaan harus dijunjung tinggi dan menjadi
prioritas utama; </span><b>Kedua</b><span face="Arial, "sans-serif"">, nilai
keadilan (</span><i>justice</i><span face="Arial, "sans-serif"">) dalam arti
dorongan untuk selalu memberikan kepada orang apa yang menjadi haknya; </span><b>Ketiga</b><span face="Arial, "sans-serif"">, nilai kepatutan atau kewajaran
(</span><i>reasonableness</i><span face="Arial, "sans-serif"">) sebagai upaya
mewujudkan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat;</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><b><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Keempat</span></b><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">, nilai
kejujuran (<i>honesty</i>) dalam arti adanya
dorongan kuat untuk memelihara kejujuran dan menghindari perbuatan yang curang,
kesadaran untuk selalu menghormati dan menjaga integritas dan kehormatan
profesinya; <b>Kelima</b>, nilai pelayanan
kepentingan publik (<i>to serve public
interest</i>) dalam arti pengembangan profesi hukum telah <i>inherent</i> semangat keberpihakan pada hak-hak dan kepuasan masyarakat
pencari keadilan yang merupakan konsekuensi langsung dari nilai-nilai keadilan,
kejujuran dan kredibilitas profesi.</span></span></p><p style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif""><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></span></p><p style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: arial;">Pada akhirnya, harus
dingat oleh semua kita bahwa penegakan hukum merupakan rangkaian proses
penjabaran nilai, ide, dan cita untuk menjadi sebuah tujuan hukum yakni
keadilan dan kebenaran. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya haruslah diwujudkan
menjadi realitas yang nyata. Untuk itu, Advokat yang adalah penegak hukum dalam
menjalankan tugas dan profesinya wajib mewujudkan tegaknya kebenaran dan
keadilan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">sekalipun langit runtuh. <em><b><span style="font-style: normal;">Fiat</span></b></em><b> Justitia Ruat Coelum</b>.</span></span><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif""></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; font-family: Tahoma, "sans-serif"; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span face="Tahoma, "sans-serif""> </span><span style="background-color: transparent; font-size: xx-large; text-align: left;"> </span></span></p><p style="font-family: Tahoma, "sans-serif";"></p></div><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: times;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"><b>--------------------------------------------------------<br /></b></span></span></p><div style="text-align: left;"><span style="font-family: times;"><b><span style="font-size: large;">Keterangan:</span><span style="font-size: medium;"> </span></b></span></div><div style="font-size: large; text-align: left;"><span style="font-family: times;">Tulisan ini pernah dipublikasikaan dalam <a href="https://zonalinenews.com/2022/08/advokat/">https://zonalinenews.com/2022/08/advokat/</a>, pada tanggal 9 Agustus 2022.</span></div><p></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-87185174059922479662022-05-21T02:25:00.023+08:002022-08-20T11:24:54.692+08:00Potret Buram Penegakan Hukum<h4 style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: arial;"><b><span style="color: #262626;"><span><span style="font-size: x-large;">POTRET BURAM PENEGAKAN HUKUM</span><br /></span></span></b><b><span face=""Berlin Sans FB Demi","sans-serif"" style="color: #262626; font-size: medium; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Browallia New"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Oleh. Paul SinlaEloE</span></b></span></h4>
<p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="background: white; color: #262626; font-size: 12pt; mso-themecolor: text1; mso-themetint: 217;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="background: white; color: #262626;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="background-color: white; color: #262626;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8MTMWWB26Qo4NE4jKVMKgeWmJeLCTkYwtAFuqNf6kv49wm07ZbI6SUVgHMDB_rtI99_zlRyQyV1UHs3s_NX3YkP3Tyn44w12wCMTRr7F8A5Drm2KbHbyOrTJ4iFNz-B5LF8GqgJvC7p4XAHy4Z_BADNkmExzVQnTKsiJv9ufKVsyTKvu6V4RrS9FyPg/s206/sinlaeloepaul.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="206" data-original-width="206" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8MTMWWB26Qo4NE4jKVMKgeWmJeLCTkYwtAFuqNf6kv49wm07ZbI6SUVgHMDB_rtI99_zlRyQyV1UHs3s_NX3YkP3Tyn44w12wCMTRr7F8A5Drm2KbHbyOrTJ4iFNz-B5LF8GqgJvC7p4XAHy4Z_BADNkmExzVQnTKsiJv9ufKVsyTKvu6V4RrS9FyPg/w320-h320/sinlaeloepaul.jpg" width="320" /></a></div>Salah satu indikator dari negara hukum adalah keberhasilan
dalam penegakan hukumnya. Penegakan hukum akan diikatakan berhasil apabila hukum yang telah diaturnya,
dijalankan dan ditaati oleh seluruh elemen bangsa. Ketiadaan dan kurang
maksimalnya penegakan hukum dapat berimplikasi terhadap kredibilitas para
pembentuk aturannya, pelaksana aturan dan masyarakat yang terkena aturan itu
sendiri, sehingga seluruh elemen akan terkena dampaknya.</span></div></div></div></span>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #262626;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Penegakan
Hukum adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan-ketentuan hukum, baik itu yang bersifat penindakan maupun pencegahan
yang mencakup seluruh kegiatan baik itu teknis maupun administratif yang
dilaksanakan oleh aparat penegak hukum sehingga nilai-nilai dasar yang menjadi
tujuan penegakan hukum, yakni Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian dapat
terwujud.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #262626;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam penegakan hukum, idealnya hukum formil dan hukum materil
diimplementasikan secara komplementer. Artinya penegak hukum jangan hanya
mengejar hukum materil saja, sedangkan hukum formil diabaikan dan begitu juga
sebaliknya. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #262626;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pertanyaannya adalah apakah dalam penegakan hukum terkait kasus kematian Astri
Manafe dan Lael Maccabee, di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah
diimplementasikan secara komplementer antara hukum formil dan hukum materil?<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="color: #262626;">Fakta menunjukan bahwa Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa Nomor:
B-7/N.3.10/Eoh.2/04/2022, tertanggal 25 April 2022, Jaksa Penuntut Umum
Kejaksaan Negeri Kota Kupang dalam kasus dugaan pembunuhan Astri Manafe dan
Lael Maccabee melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Kota Kupang
dengan tedakwa SUHARDY BADJIDEH alias RANDY yang dijerat dengan Pasal 340 KUHP
Tentang Pembunuhan Berencana subsidair Pasal 338 KUHP Tentang Pembunuhan Biasa
Jo. Pasal 80 ayat (3) dan (4) Jo. Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak Jo. Pasal 55 KUHP, sebagaimana yang tertuang dalam dalam surat
dakwaan NO.REG.Perk: PDM-16/N.3.10/Eoh./03/202</span>2, tertanggal 25 April 2022<span style="color: #262626;">.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #262626;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pada alinea pertama dari dakwaan kesatu primer disebutkan: Bahwa terdakwa RANDY
SUHARDY BADJIDEH alias RANDY bersama dengan IRAWATY ASTANA DEWI UA alias IRA
(diajukan dalam berkas perkara terpisah) pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus
2021 sekitar pukul 09.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu
yang masih termasuk dalam tahun 2021, bertempat di Areal Parkir depan Rumah
Jabatan Bupati Kupang yang sering disebut Hollywood, Jalan R.A. Kartini,
Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang atau setidak-tidaknya
di suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Kupang Kelas IA yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini,
melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan, dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, yakni korban ASTRI
EVITA SEPRINI MANAFE alias ATE.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="color: #262626;"><span>Anehnya, walaupun IRAWATY ASTANA DEWI UA alias IRA sudah disebutkan bersama
dengan RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY dan sebagaian <b>perbuatan materil</b> dari IRAWATY
ASTANA DEWI UA alias IRA, <b>telah diuraikan </b>oleh J</span></span><span style="color: #262626;">aksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Kota Kupang </span><b style="color: #262626;">dalam surat dakwaan</b><span style="color: #262626;"> NO.REG.Perk:
PDM-16/N.3.10/Eoh./03/2022, </span><b style="color: #262626;">tertanggal 25 April 2022</b><span style="color: #262626;">, </span><span style="background-color: transparent; color: #262626; line-height: 115%; text-align: left;">namun IRAWATY ASTANA DEWI UA alias IRA, baru <b>ditetapkan sebagai tersangka</b> dalam
kasus dugaan pembunuhan Astri Manafe dan Lael Maccabee oleh Penyidik
Ditreskrimum POLDA NTT satu hari setelahnya, yakni <b>tanggal 26 April 2022,</b> sebagaimana yang tertera dalam Surat </span><span style="background-color: transparent; text-align: left;">Penetapan Tersangka</span><span style="background-color: transparent; text-align: left;"> Nomor:SP-Tap TSK/11/IV/2022/Ditreskrimum, </span><span style="background-color: transparent; text-align: left;">tertanggal 26 April 2022</span><span style="background-color: transparent; text-align: left;">.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Sebenarnya keanehan
ini sudah disadari oleh semua pihak yang memahami hukum formil dengan benar,
ketika pada hari minggu 24 April 2022, pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT
melalui<span style="color: red;"> </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #14142b;">Kasi Penkum Kejati NTT, Abdul Hakim kepada Victory News
(Lihat: <a href="https://www.victorynews.id/ntt/pr-3313269248/jaksa-pastikan-ada-tersangka-lain-dalam-kasus-pembunuhan-ibu-dan-anak-di-kupang-astri-dan-lael-siapa-saja">https://www.victorynews.id/ntt/pr-3313269248/jaksa-pastikan-ada-tersangka-lain-dalam-kasus-pembunuhan-ibu-dan-anak-di-kupang-astri-dan-lael-siapa-saja</a>),
</span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pada intinya memastikan
bahwa ada tersangka lain karena terdapat </span>Pasal 55 KUHP<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"> dalam kasus kematian </span>Astri
Manafe dan Lael Maccabee.<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #14142b;"> <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pernyataan “bersayap”
yang dilontrakan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #14142b;">Abdul Hakim (Kasi Penkum Kejati NTT), kepada
Victory News</span> ini saling berkontradiksi dengan fakta bahwa
ketika Jaksa Peneliti Kejaksaan Negeri Kota Kupang melalui <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">surat pemberitahuan bernomor:
B-680/N.3.4/Ech.1/03/2022 tertanggal 23 Maret 2022, </span>menyatakan
berkas perkara kasus dugaan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pembunuhan
<span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael Maccabee </span></span>dengan
tersangka <span style="color: #262626;">RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY </span>telah lengkap dan<span style="background: rgb(235, 235, 235);"> </span>kasusnya dinyatakan P-21. Dalam berkas
perkara yang diajukan oleh <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Penyidik
Ditreskrimum </span>POLDA NTT, <span style="color: #262626;">RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY </span>selaku
tersangka ini, tidak terdapat Pasal 55 KUHP karena <span style="color: #262626;">RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY hanya
</span>dijerat dengan Pasal 340 KUHP Tentang Pembunuhan
Berencana subsidair Pasal 338 KUHP<span style="background: rgb(235, 235, 235);"> </span>Tentang
Pembunuhan Biasa juncto Pasal 80 ayat (3) dan (4) Juncto Pasal 76C UU Nomor 35
Tahun 2014, Tentang Perlindungan Anak.</span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Bahkan ketika pada
tanggal 31 Maret 2022 dimana <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #14142b;">Penyidik Ditreskrimum </span>POLDA NTT melakukan pelimpahan tahap II (tersangka dan barang bukti), terkait kasus dugaan tindak pidana pembunuhan
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael
Maccabee </span>ke Kejaksaan Negeri Kota Kupang, yang dilimpahkan tidak ada
tersangka lain, selain tersangka <span style="color: #262626;">RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY yang
ditetapkan </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; letter-spacing: 0.2pt;">dalam surat penetapan
tersangka nomor SP-Tap TSK/58/XII/2021/Ditreskrimum, tanggal 2 Desember 2021 serta
sejumlah barang bukti.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="background-color: transparent; line-height: 115%; text-align: left;">Mengingat bahwa Jaksa Peneliti Kejaksaan Negeri Kota
Kupang melalui <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">surat pemberitahuan bernomor:
B-680/N.3.4/Ech.1/03/2022 tertanggal 23 Maret 2022, </span></span><span style="background-color: transparent; line-height: 115%; text-align: left;">menyatakan
berkas perkara kasus dugaan </span><span style="background: transparent; line-height: 115%; text-align: left;">pembunuhan
<span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael Maccabee </span></span><span style="background-color: transparent; line-height: 115%; text-align: left;">dengan
tersangka </span><span style="background-color: transparent; color: #262626; line-height: 115%; text-align: left;">RANDY
SUHARDY BADJIDEH alias RANDY </span><span style="background: transparent; letter-spacing: 0.2pt; line-height: 115%; text-align: left;">dan
tidak terdapat pelaku lain, maka hadirnya Pasal 55 KUHP dalam </span><span style="background-color: transparent; color: #262626; line-height: 115%; text-align: left;">surat dakwaan NO.REG.Perk:
PDM-16/N.3.10/Eoh./03/202</span><span style="background-color: transparent; line-height: 115%; text-align: left;">2, tertanggal 25 April 2022 adalah sesuatu yang janggal.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Disebut janggal karena konsekwensi dari
hadirnya Pasal 55 KUHP dalam kasus dugaan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pembunuhan <span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael
Maccabee</span></span> adalah harus ada pelaku lain atau tersangka lain dalam kasus ini. Sedangkn
sampai dengan tanggal 25 April 2022 atau tanggal dimana perkara dengan <span style="color: #262626;">surat dakwaan
NO.REG.Perk: PDM-16/N.3.10/Eoh./03/202</span>2 telah selesai didaftarkan dan mendapatkan
jadwal sidang, pihak kepolisian belum menetapkan orang lain sebagai tersangka dalam
kasus dugaan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pembunuhan <span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael
Maccabee, </span></span>selain <span style="color: #262626;">RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Hadiranya Pasal 55 KUHP dalam proses penegakan
hukum kasus dugaan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pembunuhan <span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael
Maccabee,</span></span> tidak mungkin dilakukan oleh pihak kejaksaan. Secara yuridis, pihak
kejaksan tidak diberi kewenangan hukum untuk menetapkan tersangka dalam kasus
tindak pidana konvensional seperti kasus pembunuhan. Dalam berbagai produk hukum
yang ada, pihak kejaksaan hanya diberi kewenangan hukum untuk menetapkan seseorang
menjadi tersangka dalam kasus tindak pidana khusus, contonya kasus tindak pidana
korupsi.</span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Keberadaan Pasal 55 KUHP dalam dalam proses
penegakan hukum kasus dugaan <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">pembunuhan <span style="letter-spacing: 0.4pt;">Astri Manafe dan Lael
Maccabee, masih menjadi tanda tanya untuk dijawab dengan tindakan oleh mereka yang
peduli akan tegaknya supremasi hukum.</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pada akhirnya, terlepas dari mungkin RANDY SUHARDY BADJIDEH alias RANDY
dan/atau IRAWATY ASTANA DEWI UA alias IRA terindikasi bersalah karena diduga
melakukan perbuatan yang dilarang oleh hukum materil, namun sudah seharusnya
penegak hukum tidak mengangkangi hukum formil dalam proses penegakan hukum. Dalam ilmu hukum dikenal adigium bahwa "<i>suatu proses peradilan yang dilakukan tidak menurut hukum adalah batal demi hukum atau nietigheid van rechtswege</i>".</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #262626;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="font-size: 12pt;"><span style="color: red;">-----------------------<o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span face="Tahoma, "sans-serif""><span style="color: red;">Keterangan: </span></span></b><b><span face="Tahoma, "sans-serif""><span style="color: red;">Penulis adalah Aktivis PIAR NTT</span></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #262626; line-height: 115%;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></span></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-23711433248568953902022-01-27T16:24:00.008+08:002022-02-04T08:28:43.820+08:00Penghapusan Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana<h2 style="text-align: left;"><div style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Bernard MT Condensed", "serif"; font-size: 18pt;">PENGHAPUSAN PIDANA BAGI PELAKU TINDAK
PIDANA</span></b></div><b><div style="text-align: center;"><b><span face="Arial, "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Oleh: Paul SinlaEloE - Aktivis PIAR NTT</span></b></div><div style="text-align: center;"><b><span face="Arial, "sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div></b></h2>
<div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjPTPbVC5dgFEw57QlzFsvjApQoOpyu5zzfB2p-oXjlgDAhUfNGg3O5Y__6-xxg8E3glQPHh1IZfmcVRLTAa7s7VuhxqejHP-gycUKYLmT73OTe5pAWWneNHusxWjKwTzHsXcI1eBDv_62R3Bj6FdO9BKmiORACGPxJwmVnurHd3txutoJ9lkkpsU58xg=s436" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="436" data-original-width="389" height="336" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjPTPbVC5dgFEw57QlzFsvjApQoOpyu5zzfB2p-oXjlgDAhUfNGg3O5Y__6-xxg8E3glQPHh1IZfmcVRLTAa7s7VuhxqejHP-gycUKYLmT73OTe5pAWWneNHusxWjKwTzHsXcI1eBDv_62R3Bj6FdO9BKmiORACGPxJwmVnurHd3txutoJ9lkkpsU58xg=w304-h336" width="304" /></a><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="text-align: left;">“</span><i style="text-align: left;">Saya
menjelaskan bahwa ketika saya lihat AM mencekik leher LM dengan kedua
tangannya, sebelum saya mencekik AM, saya sebelumnya sempat memukuli tangan AM
yang saat itu masih mencekik leher LM, namun AM, tidak juga mau melepas cekikan
leher LM, sehingga saat itu saya sempat mengatakan kepada AM, he su kenapa ini,
namun AM tetap terus mencekik leher LM, sehingga karena emosi maka saya
langsung secapa spontan dengan kedua tangan saya kiri dan kanan yang terbuka
langsung mencekik leher AM sambil ditekan, sampai AM melepas cekikan tangan di
leher LM sehingga LM terjatuh ke lantai mobil</i><span style="text-align: left;">”. Inilah jawban RB
kepada penyidik atas pertanyaan 22 yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
(BAP) tersangka tertanggal 2 Desember 2021.</span></span></div><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Jawaban dari RB ini seharusnya didalami lagi oleh penyidik untuk
memastikan apakah tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka, masuk dalam
kategori tindak pidana Kejahatan Terhadap Tubuh <span style="background: white;">(<i>misdrijven tegen het lijf</i>)</span> sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP ataukah merupakan klaster dari Kejahatan
Terhadap Nyawa (<i>misdrijven tegen bet
leven</i>), teristimewa Pasal 338 KUHP atau Pasal 340 KUHP.<span style="font-family: arial; font-size: medium;"></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="background-color: white;">Interogasi dengan mempergunakan pertanyaan mendalam terkait jawban RB atas
pertanyaan 22 pada BAP tersangka, tertanggal 2 Desember 2021 adalah penting
sebelum disimpulkan dan mentersangkakan RB. Sebab, penganiayaan yang
mengakibatkan kematian yang diatur pada Pasal 351 ayat (3) KUHP dan kejahatan terhadap
nyawa khususnya Pasal 338 KUHP serta Pasal 340 KUHP adalah berbeda. Perbedaannya
terletak pada niat jahat (</span><i style="background-color: white;">mens rea</i><span style="background-color: white;">) dari
pelaku. Pada Pasal 351 ayat (3) KUHP, </span><i style="background-color: white;">mens
rea</i><span style="background-color: white;"> dari pelaku tindak pidana (</span><i style="background-color: white;">dader</i><span style="background-color: white;">)
adalah “menganiaya”. Sedangkan, pada Pasal 338 KUHP dan Pasal 340 KUHP, </span><i style="background-color: white;">mens rea</i><span style="background-color: white;"> dari </span><i style="background-color: white;">dader</i><span style="background-color: white;"> ialah “membunuh”.</span></span></p><h5 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></span></h5><h5 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="font-weight: normal;">Konsekuensi hukum dari dugaan adanya salah penerapan pasal (<i>eror juris</i>) dalam penegakan hukum atas
kematian AM dan LM, bukanlah materi yang akan dibahas dalam tulisan ini. </span><span style="font-weight: normal;">Tulisan ini tidak juga dimaksudkan untuk</span><span style="font-weight: normal;"> menganalisis perbuatan pidana sesuai gambaran fakta pada jawban RB atas
pertanyaan 22 pada BAP tersangka tertanggal 2 Desember 2021 dan mendudukannya
pada konsep </span><span lang="IN" style="font-weight: normal;">penghapusan</span><span style="font-weight: normal;"> pidana</span><span lang="IN" style="font-weight: normal;"> (<i>strafuitluitingsgronden</i>)</span><span style="font-weight: normal;">. </span><span style="font-weight: normal;">Tulisan ini hanya menguraikan </span><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;">strafuitluitingsgronden</span></i><i><span lang="IN" style="font-weight: normal;"> </span></i><span style="font-weight: normal;">dari aspek hukum</span><span style="font-weight: normal;">, dengan harapan pembaca dapat bernalar dan mengaitkannya dengan perbuatan
materil dari RB yang mengakibatkan kematian </span><span style="font-weight: normal;">AM dan LM.<o:p></o:p></span></span></h5><h5 style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></span></h5><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Kensep
Penghapusan Pidana<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Penghapusan pidana
bagi </span>barang siapa yang melakukan tindak pidana<b><i><span lang="IN">,</span></i></b><span lang="IN"> merupakan kewenangan
hakim berdasarkan ketentuan undang-undang dan hukum. Teknisnya, hakim memutus
perkara dengan membenarkan atau memaafkan pelaku untuk tidak dipidana atas
perbuatannya yang sebenarnya telah memenuhi rumusan delik. Alasan yuridis bagi hakim
untuk penghapusan hukuman pidana </span>(<i><span lang="IN">strafuitluitingsgronden</span></i>) <span lang="IN">bagi </span>barang siapa<span lang="IN"> yang melakukan suatu
tindak pidana, dapat berupa alasan pemaaf (<i>schulduitsluitingsgronden</i>)
atau alasan pembenar (<i>rechtvaardigingsgronden</i>).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pengkategorian alasan penghapusan pidana atau peniadaan pidana menjadi <i>schulduitsluitingsgronden </i>dan <i>rechtvaardigingsgronden</i>,
sejalan atau memiliki korelasi dengan ilmu pengetahuan hukum pidana yang
melakukan pembedaan antara <i>dapat
dipidananya perbuatan</i> dan <i>dapat
dipidananya pembuat/pelaku</i>.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Menurut Moeljatno (2002:137),
alasan pemaaf sebagai alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa, dimana
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum dan tetap
merupakan perbuatan pidana, tetapi terdakwa tidak dipidana karena tidak ada
kesalahan</span>. S<span lang="IN">edangkan alasan
pembenar </span>oleh <span lang="IN">Moeljatno (2002:137), dimaknai
sebagai alasan yang menghapuskan sifat melawan hukum, sehingga secara hukum apa
yang dilakukan oleh terdakwa telah dipandang menjadi perbuatan yang patut dan
benar.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Sederhana</span><span>nya</span><span lang="IN">, <i>rechtvaardigingsgrond</i></span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">dalam konsep penghapusan pidana
dipahami sebagai alasan yang menghapuskan sifat melawan hukum (<i>wederrechtelijkheid</i>)
dari suatu perbuatan pidana. </span><i>R</i><i><span lang="IN">echtvaardigingsgrond</span></i><span lang="IN"> ini, berkaitan dengan perbuatan
jahat</span><span> (</span><i><span lang="IN">actus reus</span></i><span>)</span><span lang="IN"> dalam suatu tindak pidana (<i>strafbaarfeit</i>).
Sedangkan, konsep penghapusan pidana terkait dengan <i>schuldduitsluitingsgrond</i>
merupakan alasan yang menghapuskan kesalahan pelaku/terdakwa, baik itu yang
bersifat kesengajaan<b> </b>(<i>dolus</i>) maupun kesalahan karena kealpaan (<i>culpa</i>).</span><span lang="IN"> </span><i><span lang="IN">Schuldduitsluitingsgrond</span></i><span lang="IN"> ini berhubungan dengan keadaan
dari pelaku, pertanggungjawaban pidana (<i>toerekeningsvatbaarheid</i>) dan <i>mens
rea</i></span><i>.</i></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Dalam
KUHP, konsep penghapusan pidana ini, diatur dalam </span><span>Pasal 44 tentang </span><span>ketidak</span><span>mampu</span><span>an seseorang dalam</span><span> bertanggungjawab, Pasal 48 tentang daya paksa (</span><i>overmacht</i><span>), Pasal 49 ayat (1) tentang
pembelaan terpaksa (</span><i>noodweer</i><span>), Pasal
49 ayat (2) tentang pembelaan terpaksa yang melampaui batas (</span><i>noodweer</i><span> </span><i>exces</i><span>), Pasal 50 tentang melaksanakan perintah undang-undang, Pasal
51 ayat (1) tentang menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa
yang berwenang dan Pasal 51 ayat (2) tentang menjalankan perintah jabatan yang
tidak sah.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><b><span lang="EN-GB">Noodweer & </span></b><b>Noodweer
Exces<o:p></o:p></b></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Substansi dari Pasal 49 ayat (1) KUHP adalah mengatur
tentang <span lang="EN-GB">pembelaan terpaksa (<i>noodweer</i>)
dengan rumusan pasal, sebagai berikut</span>: “<i>Tidak
dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri
maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat
pada saat itu yang melawan hukum</i>”.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Rumusan
Pasal 49 ayat (1) KUHP, pada dasarnya mengendaki dalam </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><span>harus ada serangan atau
ancaman serangan dan terhadap ada serangan atau ancaman serangan dimaksud,
perlu dilakukan pembelaan diri. Artinya, yang disebut </span><i>noodweer </i><span>itu harus memenuhi sayarat terkait serangan
atau ancaman serangannya dan syarat yang berhubungan dengan pembelaannya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Ada
3 (</span><i>tiga</i><span>) syarat dalam serangan atau
ancaman serangan dalam konteks </span><i>noodweer</i><span>, yakni: </span><i>Pertama</i><span>, </span><span>ada serangan atau
ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu. Istilah sangat dekat pada
saat itu yang terdapat dalam rumusan </span><span>Pasal 49 ayat (1) KUHP, dimaknai
oleh Moeljatno (1984:145) dengan diksi “seketika” dan memaknai ancaman seranagn
dan serangan seketika (</span><i>ogenblikkelijk aanranding</i><span>) itu dari sudut jarak
waktu antara serangan dan pembelaan diri. Karenanya, Moeljatno (1984:145)
berpendapat bahwa “Serangan seketika itu” berarti antara saat melihat dan
mengetahui adanya serangan atau ancaman serangan dengan saat mengadakan
pembelaan harus tidak ada jarak waktu yang lama. Artinya, serangan seketika itu
juga merupakan serangan atau ancaman serangan yang sudah dimulai dan yang belum
diakhiri.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><i>Kedua</i><span>, </span><span>serangan atau ancaman serangan dimaksud harus
melawan hukum. </span><span lang="EN-GB">Untuk dapat dikatakan </span><i><span lang="IN">wederrechtelijkheid</span></i><span>,</span><span> </span><span lang="EN-GB">maka penyerang yang melakukan </span><span>serangan atau ancaman serangan</span><span lang="EN-GB"> itu harus melawan hak
orang lain atau tidak mempunyai hak untuk itu</span><span lang="IN">.</span><span> Artinya, </span><span>jika
serangan atau ancaman serangan itu tidak melawan hukum, maka orang yang melakukan
pembelaan diri terhadap serangan atau ancaman serangan itu tidak dapat
mengajukan alasan telah melakukan suatu </span><i>noodweer</i><span> dalam arti Pasal 49
ayat (1) KUHP.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><i>Ketiga</i><span>, </span><span>serangan atau ancaman serangan harus terhadap
diri, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri atau orang lain. </span><span>Secara
</span><i>limittif</i><span>, Pasal 49 ayat (1) KUHP telah
membatasi tentang kepentingan apa yang dapat dibela dalam rangka </span><i>noodweer,</i><span>
yaitu: <b>a.</b> Diri (</span><i>lijf</i><span>) sendiri atau orang lain. Ernst Utrecht (1960:368),
menjelaskan bahwa diri (</span><i>lijf</i><span>)</span><span>
itu mencakup nyawa dan badan/tubuh manusia. Serangan terhadap nyawa adalah
serangan untuk merampas nyawa (pembunuhan), sedangkan serangan terhadap badan/tubuh,
contohnya serangan dengan tujuan untuk menganiaya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: arial; line-height: 115%;"><b>b.</b> Kehormatan
kesusilaan sendiri atau orang lain. Ernst Utrecht (1960:369) berpendapat bahwa<span class="fontstyle01"><span style="line-height: 115%;"> kehormatan
kesusilaan (</span></span><span class="fontstyle21">eerbaarheid</span><span class="fontstyle01"><span style="line-height: 115%;">) dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP adalah
kehormatan dalam arti seksual. Artinya, menyerang kehormatan dalam artian
penghinaan bukan kategori </span></span><i>noodweer</i><span class="fontstyle01"><span style="line-height: 115%;"> dalam pengertian Pasal 49 ayat (1)
KUHP. </span></span><b>c.</b> Harta benda (<i>goed</i>) sendiri atau orang lain. Menurut
</span><span lang="EN-GB" style="font-family: arial; line-height: 115%;">E.
Y. Kanter dan S. R. Sianturi (2012:</span><span lang="IN" style="font-family: arial; line-height: 115%;">2</span><span style="font-family: arial; line-height: 115%;">91),
yang dimaksud dengan harta benda dalam </span><span style="font-family: arial; line-height: 115%;">Pasal 49
ayat (1) KUHP adalah tidak saja harta benda
yang berwujud, tetapi juga termasuk harta benda yang tidak terwujud.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Terkait dengan syarat pembelaan diri, harus diingat bahwa
tidak semua pembelaan diri masuk dalam kategori pembelaan terpaksa. Suatu
pembelaan diri dapat dikategorikan pembelaan terpaksa dalam arti Pasal 49 ayat
(1) KUHP, haruslah terpaksa dilakukan. Jadi, bukan pembelaan diri merupakan
pembelaan terpaksa, melainkan pembelaan diri itu harus terpaksa (<i>noodzakelijk</i>).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Ada (</span><i>dua</i><span>) syarat yang harus dipenuhi dari
unsur terpaksa ini, yaitu: Pertama, syarat proporsionalitas yang berarti kepentingan
orang lain yang dikorbankan dalam pembelaan terpaksa harus seimbang dengan
kepentingan yang dilindungi. Kedua, syarat subsidaritas berarti pembelaan harus
dilakukan dengan cara yang paling ringan (</span><i>subsider</i><span>).
Dilampauinya syarat subsidaritas ini, dapat diterima dalam hal pembelaan
terpaksa yang melampaui batas (</span><i>noodweer excess</i><span>) sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 49 ayat (2) KUHP</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="EN-GB">Pembelaan terpaksa dalam
ilmu hukum pidana dibedakan menjadi 2 (<i>dua</i>), yaitu:</span><span lang="EN-GB"> </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><span lang="IN">itu sendiri </span><span lang="EN-GB">dan</span><span lang="EN-GB"> </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="EN-GB"> atau cara pembelaan </span><span lang="IN">yang
melampaui batas-batas keperluan pembelaan</span><span>. </span><i><span lang="EN-GB">Noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces </span></i><span lang="EN-GB">dirumuskan
dalam </span><span>Pasal 49 ayat (2) KUHP,
bahwa: “</span><i>Pembelaan terpaksa
yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat
karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana</i><span>”.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Dijelaskan
oleh </span><span lang="IN">P. </span><span>A.</span><span> </span><span>F. Lamintang</span><span lang="IN"> (2013:502), bahwa suatu tindakan yang disebut sebagai </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="IN"> dapat diketahui dari
perbuatan dalam hal pembelaannya yang melampaui batas. Perbuatan melampaui
batas ini bisa meliputi perbuatan melampaui batas keperluan</span><span>,</span><span lang="IN"> maupun</span><span> dapat pula berkenaan dengan perbuatan
melampaui batas dari pembelaannya itu sendiri.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: arial;">Batas-batas dari keperluan </span><span lang="IN" style="font-family: arial;">yang</span><span style="font-family: arial;"> telah dilampaui </span><span lang="IN" style="font-family: arial;">itu dapat diketahui dari
cara-caranya</span><span style="font-family: arial;"> yang telah dipergunakan untuk melakukan
pembelaan</span><span lang="IN" style="font-family: arial;">. Sedangankan, untuk
b</span><span style="font-family: arial;">atas-batas dari sutu pembelaan itu </span><span lang="IN" style="font-family: arial;">disebut </span><span style="font-family: arial;">telah dilampaui</span><span lang="IN" style="font-family: arial;">, jika </span><span style="font-family: arial;">setelah
pembelaan yang sebenarnya itu telah selesai, orang masih tetap menyerang si
penyerang, walaupun serangan dari si penyerang itu sendiri sebenarnya telah
berakhir.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Menurut </span><span lang="IN">Adami Chazawi (2002:51)</span><span>, p</span><span lang="IN">ersamaan antara </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="EN-GB">
</span><span lang="IN">dengan</span><span lang="IN"> </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><span lang="IN"> adalah: Pertama, </span><span>pada
kedua-duanya ada serangan atau ancaman serangan yang melawan hukum, yang
ditujukan pada </span><span lang="IN">3 (</span><i>tiga</i><span lang="IN">)</span><span> kepentingan hukum (diri,
kehormatan kesusilaan dan harta benda)</span><span lang="IN">; Kedua, </span><span>pada kedua-duanya, melakukan perbuatan pembelaan memang dalam
keadaan yang terpaksa (</span><i>noodzakelijk</i><span>)
dalam usaha untuk mempertahankan dan melindungi suatu kepentingan hukum yang
terancam bahaya oleh serangan atau ancaman serangan yang melawan h</span><span lang="IN">u</span><span>kum</span><span lang="IN">; dan Ketiga, </span><span>pada kedua-dua pembelaan itu
ditujukan untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan hukum (</span><i>rechtsbelang</i><span>) diri sendiri atau
kepentingan hukum orang lain.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Adami Chazawi (2002:51-53)
juga membedakan antara </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><span lang="EN-GB">
</span><span lang="IN">dengan </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="IN">.
Perbedaannya, yaitu: Pertama, </span><span>bahwa perbuatan apa yang dilakukan
sebagai wujud pembelaan terpaksa haruslah perbuatan yang seimbang dengan bahaya
dari serangan atau ancaman serangan dan perbuatannya haruslah sepanjang perlu serrta
tidak diperkenankan melampaui dari apa yang diperlukan dalam pembelaan itu.
Tetapi pada </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span>,</span><span> </span><span>perbuatan apa yang menjadi pilihannya sudah melebi</span><span lang="IN">h</span><span>i dari apa yang diperlukan
dalam hal pembelaan atas kepentingan hukumnya yang terancam, yang artinya
pilihan perbuatan itu sudah tidak seimbang dengan bahaya yang ditimbulkan oleh
adanya serangan atau ancaman serangan</span><span lang="IN">.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Kedua, </span><span lang="IN">bahwa dalam hal </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><span lang="IN">, perbuatan pembelaan hanya dapat
dilakukan pada ketika adanya ancaman serangan atau serangan sedang berlangsung
dan tidak boleh dilakukan setelah serangan terhenti atau tidak ada lagi
serangan. </span><span>Sebaliknya,</span><span> </span><span>pada </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces </span></i><span lang="IN">perbuatan pembelaan</span><span> itu </span><span lang="IN">masih boleh dilakukan sesudah serangan terhenti.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="IN">Ketiga, tidak
dipidananya pelaku yang melakukan pembelaan terpaksa oleh karena kehilangan
sifat melawan hukum pada perbuatannya, jadi merupakan alasan pembenar. Dasar
peniadaan pidana </span><span>dalam</span><span> </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><span lang="EN-GB"> </span><span lang="IN">terletak pada
perbuatannya. Sedangkan, tidak dipidananya pelaku </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="IN"> oleh karena adanya
alasan penghapus kesalahan pada diri pelaku, jadi merupakan alasan pemaaf.
Dasar tidak dipidananya pelaku </span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="IN"> terletak pada diri orangnya, dan
bukan pada perbuatannya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="line-height: 115%; text-align: left;">Pada akhirnya, merujuk pada jawaban RB atas
pertanyaan 22 yang terdapat dalam BAP tersangka tertanggal 2 Desember 2021,
maka secara yuridis ada kemungkinan RB akan mendapatkan penghapusan pidana
karena </span><i style="text-align: left;"><span lang="EN-GB" style="line-height: 115%;">noodweer</span><span lang="EN-GB" style="line-height: 115%;"> </span></i><span style="line-height: 115%; text-align: left;">atau </span><i style="text-align: left;"><span lang="EN-GB" style="line-height: 115%;">noodweer</span><span lang="EN-GB" style="line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-GB" style="line-height: 115%;">exces</span></i><span style="line-height: 115%; text-align: left;">.</span></span><span style="line-height: 115%; text-align: left;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> Untuk itu, dalam perjuangan demi terwujudnya keadilan hukum,
kemanfaatan hukum, dan kepastian hukum yang adalah tujuan dari penegakan hukum,
idealnya </span><span style="background: white;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">kita tidak boleh tunduk pada fakta.
Kita harus melawan fakta dan membuat fakta baru.</span><br /><br /><br /></span></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: Arial, "sans-serif";"><span style="font-size: large;">DAFTAR BACAAN</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Adami Chazawi, <i>Pelajaran Hukum Pidana I</i>, </span><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Penerbit </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta,</span><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"> 2002</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">.</span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Ernst Utrecht, <i>Hukum Pidana I</i>, (Cetakan Ke 2), Penerbitan Universitas,
Bandung, 1960<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-autospace: none; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">E. </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Y. Kanter dan S.</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">R. Sianturi. <i>Asas-Asas hukum Pidana di
Indonesia dan Penerapannya, </i>Penerbit Storia Grafika, Jakarta, 2012.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-autospace: none; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Moeljatno</span><span lang="IN" style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">, </span><i><span style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Asas-Asas Hukum Pidana</span></i><span lang="IN" style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">,
Penerbit </span><span style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Rineka
Cipta</span><span lang="IN" style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">, Jakarta, </span><span style="background: white; font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">2002</span><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">.</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-autospace: none; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">P.</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">A.</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">F. Lamintang, <i>Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia</i>,
Penerbit </span><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Citra Aditya Bakti</span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">, Bandung, </span><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">2013.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-autospace: none; text-indent: -17.85pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">R. </span><span style="font-family: Arial, "sans-serif"; font-size: 12pt;">Soesilo, <i>Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal</i>, Penerbit
Politeia, Bogor, 1995.<o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; text-align: center;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br /></p></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-58541980212588127132022-01-19T12:31:00.004+08:002022-08-22T02:44:44.820+08:00Ada Motif Pada 340?<p> </p><h2 style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""Arial Black","sans-serif"" style="background: white; color: #0d0d0d; font-size: 22pt; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-font-size: 20.0pt;"><span style="font-family: arial;">ADA MOTIF PADA 340?</span><br /></span></b><span style="font-size: small;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="background: white; color: #0d0d0d;"><span style="font-family: arial;">Oleh. Paul SinlaEloE</span><br /></span></b><b><span face=""Arial Narrow", "sans-serif"" style="background: white; color: black;"><span style="font-family: Arial Narrow;">Tulisan ini pernah di publikasikan dalam Harian Pagi, Timor
Express, tanggal 19 Januari 2022</span></span></b></span></h2>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; color: #0d0d0d; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; text-align: justify;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiNe4HfGsy_KgLUEuW-WiT0jwbT6cGskCuuo2M5oGiEtbWOnnowX1GVVrdd7VgE4mR81XIwsH10iJ89BQvvOLgPILrpFQT4pZ6Xr5DkpQHCJMveqltAMu_nFTNfqGDR1m320EmJ2PQXSTi5nq5F2fB7aAuA_6L-bpAebNtYs6D6k267-UOig26SC4bxdw=s394" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="394" data-original-width="296" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiNe4HfGsy_KgLUEuW-WiT0jwbT6cGskCuuo2M5oGiEtbWOnnowX1GVVrdd7VgE4mR81XIwsH10iJ89BQvvOLgPILrpFQT4pZ6Xr5DkpQHCJMveqltAMu_nFTNfqGDR1m320EmJ2PQXSTi5nq5F2fB7aAuA_6L-bpAebNtYs6D6k267-UOig26SC4bxdw=s320" width="240" /></a></div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Aparat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur
(NTT) akhirnya berhasil mengungkap motif pembunuhan terhadap AM (30) dan
anaknya LM (10 Bln) di Kota Kupang. Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto,
S.H, S.IK,M.H dalam berbagai media (cetak, online dan elektronik) mengatakan
bahwa <span style="background: white; text-align: justify;">motif pembunuhan terhadap AM oleh tersangka RB
(31)</span><span style="text-align: justify;"> adalah untuk </span><span style="background: white; text-align: justify;">mengakhiri hubungan keduanya.</span></div></span><p></p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="background: white;">Kesimpulan atas motif terkait dengan tindak
pidana yang dilakukan oleh tersangka RB terhadap AM ini masih bisa
diperdebatkan. Merujuk pada Berita Acara Pemeriksaan tersangka RB, tertanggal 2
Desember 2021, khususnya pada jawaban atas pertanyaan nomor 11, 12 dan 13, maka
dapat disimpulkan bahwa motif dari tersangka dalam menghabisi korban diduga adalah
perebutan anak. Motif lainnya adalah bisa juga karena </span><span lang="IN">pembelaan </span>terpaksa <span lang="IN">yang melampaui batas</span><span style="background: white;"> (</span><i><span lang="EN-GB">noodweer</span></i><i><span lang="EN-GB"> </span></i><i><span lang="EN-GB">exces</span></i><span lang="EN-GB">).
Bahkan, kemungkinan ada motif yang lain lagi karena tahap penyidikan masih
belum selesai.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="EN-GB">Terlepas dari tepat atau tidaknya kesimpulan
atas motif </span><span style="background: white;">terkait dengan tindak pidana yang dilakukan oleh
tersangka RB terhadap AM</span><span lang="EN-GB">, faktanya RB telah ditetapkan menjadi
tersangka karena melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 338 KUHP dan
dalam perkembangannya penyidikan Pasal 338 KUHP ini telah diganti dengan Pasal
340 KUHP.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="EN-GB">Tulisan ini akan menguraikan secara yuridis
tentang </span><span style="background: white;">apakah dalam penegakan hukum atas kasus kejahatan
terhadap nyawa sebagamana yang dimaksud dalam Pasal 340 KUHP, dibutuhkan
pembuktian motifnya, sehingga pihak Kepolisian Daerah NTT sangat serius dalam
mengungkap motif dibalik tindak pidana yang dilakukan oleh RB terhadap AM?</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="background: white; font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="background: white; font-family: arial; font-size: medium;">Pendapat Pakar Pidana</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-color: white;">Pasal 340 KUHP pada intinya mengamanatkan bahwa
“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan
nyawa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (</span><i>moord</i><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-color: white;">),
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara
selama-lama dua puluh tahun”.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Mengacu pada sejarah pembentukan Pasal 340 KUHP,
guru besar hukum pidana dari Univ. Gajah Mada, Prof. Eddy O.S Hiariej (2016)
berargumen bahwa </span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">Pasal 340 KUHP tidak mengisyaratkan</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> <span class="fontstyle01">adanya motif.
Apalagi pada saat pembahasan rancangan </span><span style="background: white;">Pasal 340 KUHP Belanda </span><span class="fontstyle01">terjadi kesepakatan diantara para
perumus bahwa KUHP Belanda tidak mengikuti KUHP Jerman yang memasukan motif
dalam rumusan delik. </span><span style="background: white;">Hal ini
sejalan dengan penjelasan dari guru besar dan mantan Jaksa Agung Belanda, Jan
Remmelink (1995) bahwa para perumus Pasal 340 KUHP Belanda ‘<i>menempatkan
motif pelaku sejauh mungkin di luar perumusan delik’</i>.</span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Dengan demikian, Prof. Eddy O.S Hiariej (2016)
menyimpulkan bahwa berdasarkan penafsiran historis, </span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">Pasal
340 KUHP tidak mengisyaratkan</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> <span class="fontstyle01">adanya motif dan karenanya </span><span style="background: white;">motif tidak perlu ada dalam pembuktian.</span><span class="fontstyle01"> </span><span style="background: white;">Dijelaskan juga oleh Prof. Eddy O.S Hiariej (2016),
bahwa adanya frasa “</span></span><span face="Arial, "sans-serif"">dengan
direncanakan terlebih dahulu” dalam rumusan Pasal 340 KUHP, </span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">bukan
berarti harus ada motif,</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> <span class="fontstyle01">sehingga harus dibuktikan</span></span><span face="Arial, "sans-serif"">. Hadirnya f</span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">rasa “</span><span face="Arial, "sans-serif"">dengan direncanakan terlebih dahulu” dalam
rumusan Pasal 340 KUHP hanya untuk memberikan batas dengan Pasal 338 KUHP yang
mengatur tentang pembunuhan biasa </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">(<i>doodslag</i>).</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Menurut Prof. </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Eddy O.S Hiariej (2016),</span><span face="Arial, "sans-serif""> f</span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">rasa “</span><span face="Arial, "sans-serif"">dengan direncanakan terlebih dahulu”, yang terdapat pada rumusan
Pasal 340 KUHP hanya menjelaskan bahwa Pasal 340 KUHP adalah </span><span class="fontstyle21"><span face=""Arial","sans-serif"">dolus
premeditatus </span></span><span class="fontstyle21"><span face="Arial, "sans-serif"">(</span></span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">kesengajaan
yang dilakukan dengan</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> <span class="fontstyle01">rencana terlebih dahulu). Karenanya
terdapat</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> 3</span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;"> (tiga) syarat penting yang harus dibuktikan terkait dengan
Pasal 340 KUHP. <i>Pertama</i>, pelaku ketika memutuskan kehendak untuk melakukan
dalam keadaan tenang. <i>Kedua</i>, ada tenggang waktu yang cukup antara
memutuskan kehendak dan melaksanakan perbuatan. <i>Ketiga, </i>adalah
pelaksanaan perbuatan dilakukan dalam keadaan tenang.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">Berbeda dengan </span></span><span face="Arial, "sans-serif"">Prof. </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Eddy O.S
Hiariej, ahli hukum pidana dari Univ. Islam Indonesia <span style="letter-spacing: 0.1pt;">(UII) Yogyakarta</span>, Prof. Mudzakir (2016), berpendapat bahwa suatu
tindak pidana dengan unsur kesengajaan, pasti ada motif dan niat. Hadirnya </span><span face="Arial, "sans-serif"">unsur ”dengan direncanakan terlebih dahulu”
dalam </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Pasal 340 KUHP </span><span face="Arial, "sans-serif"">mengandung pemahaman bahwa motif mutlak dibuktikan.</span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;"> Dengan demikian, setiap pembunuhan berencana sebagimana
maksud dari Pasal 340 KUHP, pasti ada motif dan setiap motif harus dibuktikan.
Jika </span><span face="Arial, "sans-serif"">tidak membuktikan motif,
maka unsur itu akan kehilangan makna.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Prof. Mudzakir (2016), menjelaskan bahwa motif
timbul dalam rentang waktu rencana kejahatan dan pelaksanaan niat jahatnya. Niat
jahat pelaku itu berangkat dari motif. A</span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">danya niat pelaku
untuk berbuat jahat, merupakan bagian tindakan dalam motif dan merupakan
totalitas sikap batin untuk berbuat.</span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">Dijelaskan juga oleh </span></span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Prof. Mudzakir (2016), </span><span class="fontstyle01"><span face=""Arial","sans-serif"">bahwa untuk menemukan
dan membuktikan motif dalam penegakan hukum Pasal 340 KUHP, bisa dilakukan oleh
penegak hukum dengan</span></span><span face="Arial, "sans-serif""> <span class="fontstyle01">melihat dan menganalisis keterkaitan
antara perbuatan jahat (</span><span class="fontstyle01"><i>actus
reus</i></span><span class="fontstyle01">)
dan niat jahat (</span><span class="fontstyle01"><i>mens rea</i></span><span class="fontstyle01">). Maksudnya,
ketika melakukan penegakan hukum Pasal 340 KUHP, penegak hukum harus </span></span><span face="Arial, "sans-serif"">menarik pembuktian lebih ke belakang dengan
mencari suatu keadaan/kondisi yang kemudian melahirkan niat. Keadaan atau
kondisi itulah yang dimaksudkan sebagai “motif”.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Motif dalam </span><i><span face="Arial, "sans-serif"">Black’s Law </span></i><span face="Arial, "sans-serif"">yang<i> </i>ditulis oleh<i> </i></span><span face="Arial, "sans-serif"">Bryan A.
Garner (1891-1991) dimaknai sebagai:<i> “Cause or reason that moves the will
and introduces action. An idea, belief or emotion that impels or incites one to
act in accordance with his states of mind or emotion”. </i>(Terjemahan bebas: Penyebab atau
alasan yang menggerakkan dan melakukan tindakan. Sebuah ide, kepercayaan atau
emosi yang mendorong atau menghasut pikiran seseorang untuk bertindak sesuai
dengan keadaan atau emosi).</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Merujuk pada <i>Black’s Law Dictionary</i>, maka motif dapat
dimaknai sebagai istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan mengapa (alasan)
seseorang melakukan tindak pidana. Artinya, motif merupakan alasan orang
melakukan suatu perbuatan pidana, sehingga motif dapat dikaitkan dengan niat
seseorang melakukan suatu perbuatan pidana. Pemahaman akan motif beginilah yang
secara gramatikal dan sosiologis berkorelasi dengan argumen dari</span><span face="Arial, "sans-serif""> </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white;">Prof. Mudzakir.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: arial; font-size: medium;">Dalam perspektif hukum, tidaklah elok apabila perdebatan tentang
motif itu dilakukan oleh para pakar pidana, apalagi demi pembuktian di
persidangan. Perdebatan tentang motif itu pantasnya dilakukan oleh para
kriminolog. Harus dingat bahwa motif itu adalah diksi dalam bidang ilmu
kriminologi (ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan dalam
arti seluas-luasnya). Itu berarti, definisi dan pencarian motif dari suatu
tindak pidana sangat tepat jika dilakukan oleh para kriminolog. Ahli hukum
pidana idealnya hanya menjelaskan tentang makna dibalik rumusan delik, beserta
unur-unsur yang terkandung didalamnya dan pembuktiannya.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Rumusan Delik yang
Menghendaki Motif</span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Motif haruslah dibedakan dari
kesengajaan, meskipun tidak dapat dipisahkan. Dalam Hukum Pidana, kesengajaan
adalah bentuk kesalahan yakni hubungan antara sikap batin pelaku dengan
perbuatan yang dilakukan. Syarat kesengajaan adalah mengetahui dan
mengkehendaki. Dapat diartikan bahwa kesengajaan adalah suatu kondisi seseorang
untuk melakukan kejahatan. Sedangkan motif adalah dorongan melakukan hal
tersebut.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dari sudut pandang kriminologi
pelaku kejahatan dalam melakukan perbuatan jahatnya, selalu disertai dengan
motif. Selalu ada alasan mengapa pelaku melakukan kejahatan. Namun, jika
berbicara tentang rumusan pasal KUHP atau unsur delik, (dari sudut pandang
Hukum Pidana), maka tidak semua rumusan pasal dalam KUHP itu memiliki motif
sebagai unsur delik. Malahan, hanya beberapa pasal dalam KUHP saja yang
mengadung unsur motif.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Secara historis
dan gramatikal, rumusan pasal pada KUHP yang mengandung unsur motif adalah
rumusan pasal yang mengandung unsur kesengajaan sebagai maksud (</span><i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">opzet</span></i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> <i>als</i> <i>oogmerk</i></span><span face="Arial, "sans-serif"">). Pada konteks ini, </span><span face="Arial, "sans-serif"">Prof. Mr. D. Simons<b> </b>(1937),<b> </b>menjelaskan bahwa <i>opzet
</i>(kesengajaan) itu merupakan
suatu tahap terakhir dari pertumbuhan kehendak (<i>oogmerk</i>) manusia hingga menjadi tindakan yang nyata. Tindakan
manusia yang kita lihat sehari-hari itu bersumber pada suatu <i>motief </i>yang
kemudian berkembang menjadi suatu <i>oogmerk<b>
</b></i>dan pada akhirnya telah mendorong manusia untuk mempunyai suatu <i>opzet.</i></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">K</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">esengajaan sebagai maksud </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">(</span><i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">opzet</span></i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> <i>als</i> <i>oogmerk</i></span><span face="Arial, "sans-serif"">). </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">pada dasarnya merupakan perbuatan dari
pelaku</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">dengan </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">tujuan untuk menimbulkan akibat yang
dilarang</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> (</span><span face="Arial, "sans-serif"">E.</span><span face="Arial, "sans-serif""> </span><span face="Arial, "sans-serif"">Y. Kanter dan S.</span><span face="Arial, "sans-serif""> </span><span face="Arial, "sans-serif"">R.
Sianturi</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">, 2012)</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">.</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">Dengan kata lain, pelaku benar-benar
menghendaki </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">terwujudnya</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> akibat yang menjadi </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">tujuan atau </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">pokok alasan </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">d</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">iadakan ancaman hukuman pidana.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">B</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">entuk kesengajaan sebagai maksud </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">(</span><i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">opzet</span></i><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> <i>als</i> <i>oogmerk</i></span><span face="Arial, "sans-serif"">). </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">ini, pada intinya memiliki arti yang
sama</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> dengan </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">teori kehendak</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> </span><span face="Arial, "sans-serif"">(<i>wilstheorie</i>) </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">dimana pelaku menghendaki</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> untuk mewujudkan suatu perbuatan
(tindak pidana aktif), menghendaki untuk tidak berbuat/melalaikan kewajiban
hukum (tindak</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">pidana pasif) dan </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">mengetahui serta</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB"> menghendaki timbulnya akibat dari
perbuatan itu</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span><span face="Arial, "sans-serif"">Doktrin hukum pidana mengajarkan bahwa </span><span face="Arial, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">unsur
kesengajaan sebagai maksud ini, dalam rumusan pasal di KUHP termanifestasikan
dengan</span><span face="Arial, "sans-serif""> </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">istilah ‘</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">dengan maksud</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">’ atau 'dengan tujuan'</span><span face="Arial, "sans-serif"">.</span><span face="Arial, "sans-serif""> </span><span face="Arial, "sans-serif"">Artinya, jika
dalam suatu rumusan pasal terdapat frase “dengan maksud” atau 'dengan tujuan', maka</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> rumusan </span><span face="Arial, "sans-serif"">pasal</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> tersebut mengandung atau menghendaki
adanya motif atau </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">alasan
yang terdapat dalam sikap batin pelaku untuk melakukan kejahatan</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> adalah </span><span face="Arial, "sans-serif"">unsur
delik</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> yang wajib dibuktikan
terkait penegakan hukum</span><span face="Arial, "sans-serif"">. Sedangkan, jika dalam suatu rumusan delik terdapat frase 'dengan sengaja', maka </span></span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN">motif atau </span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="EN-GB">alasan yang terdapat dalam sikap batin pelaku untuk melakukan kejahatan</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> adalah bukan </span><span face="Arial, "sans-serif"">unsur delik</span><span face="Arial, "sans-serif"" lang="IN"> yang wajib dibuktikan terkait penegakan hukum</span><span face="Arial, "sans-serif"">.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Manfaat Pengungkapan Motif</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: arial; font-size: medium;">Sekalipun motif bukan merupakan
unsur delik dan tidak harus dibuktikan dalam penegakan hukum kasus terkait
Pasal 340 KUHP, namun penting dan perlu juga digali oleh para kriminolog dalam tahap penyidikan
maupun pada tahap persidangan untuk mengetahui apakah ada atau tidak faktor
penyebab terjadinya suatu tindak pidana.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, "sans-serif"">Dalam praktik hukum, motif selalu menjadi bagian dari proses
penggalian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbuatan pidana. </span><span face="Arial, "sans-serif"">Motif dalam tindak pidana
adalah hal yang akan meringankan atau memberatkan pelaku. </span><span face="Arial, "sans-serif"">Motif yang tidak terungkap dalam persidangan
akan menguntungkan Penasihat Hukum, karena dapat menjadikannya sebagai dalil
untuk membebaskan kliennya. Bagi Penuntut Umum, motif yang tidak dapat
dibuktikan bisa dikesampingkan dan selanjutnya fokus pada perbuatan pidana yang
dilakukan beserta unsur-unsurnya.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Penuntut Umum dan Penasihat Hukum akan berbeda sikap dalam Ketika
motif terungkap. Bagi Penasihat Hukum, motif yang telah mengemuka akan
digunakan untuk meringankan perbuatan pidana yang dilakukan kliennya.
Sebaliknya, Penuntut Umum akan menganggap motif seringkali menj</span><span>adi faktor yang
tidak lebih penting ketimbang membuktikan sikap batin dan kesempurnaan
perbuatan.</span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""Arial","sans-serif"" style="color: black; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="font-size: 12pt;"><span style="color: red;">--------------------------------------------<br />
Penulis: Aktivis PIAR NTT</span><o:p></o:p></span></b></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-43625560181685211092022-01-05T22:09:00.054+08:002022-01-19T15:55:26.138+08:00Kejahatan Terhadap Nyawa<h1 style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"></h1><h2 style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"></h2><h2 style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><div style="text-align: center;"><b><span face=""Arial Black", "sans-serif"" style="background: white;"><span style="font-size: x-large;">KEJAHATAN
TERHADAP NYAWA</span></span></b></div><b><div style="text-align: center;"><b><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="background: white; font-size: medium; line-height: 115%;">Oleh. Paul SinlaEloE</span></b></div></b></h2><div style="text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial Narrow;">Tulisan ini pernah di publikasikan dalam Harian Pagi, Timor Express, tanggal 12 Januari 2022</span></b></span></div>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="background-color: white; font-family: arial; font-size: medium; font-weight: normal;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Kejahatan terhadap
nyawa (<i>misdrijven tegen bet leven</i>) merupakan
tindakan penyerangan terhadap nyawa orang lain. Kepentingan hukum yang
dilindungi dan yang merupakan obyek kejahatan ini adalah nyawa (<i>leven</i>) manusia.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="background: white;">Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), Kejahatan Terhadap Nyawa diatur pada Buku II, Bab XIX dan dijabarkan
mulai darii Pasal 338 KUHP s/d Pasal 350 KUHP, yang pada intinya mengatur
tentang kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja (<i>dolus misdrijven</i>). Pada KUHP diatur juga
tentang kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan tidak sengaja (</span><i>culpose<span style="background: white;"> misdrijven</span></i><span style="background: white;">) sebagaimana yang terdapat dalam Bab
XXI khususnya Pasal 359 KUHP.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Arial, "sans-serif"" style="background: white; line-height: 115%;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Kejahatan terhadap nyawa yang akan dibahas dalam
tulisan ini adalah kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja. Tulisan
ini hanya akan menguraikan secara umum dan komplementer tentang kejahatan
terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 338 KUHP dan Pasal 340 KUHP.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="background-color: white; font-family: arial; font-size: medium;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg1E9akzrLfyZyIAnSvT40LmpV7MsXSRnOCU61IMTjjSBVuer-AvwBMH0rzQ_-_oTzpRseBRUaI7MGF3aXNMODdARaZQOV2dArrCWnBbaMVztaB74rSKTV0EMr7wQb3e3prCUNXIZcBr5SuBXk6jcHm1_5b1Pz7t16BLTKC16KjV2LQtreBxyFWTlJUvg=s1526" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1138" data-original-width="1526" height="351" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg1E9akzrLfyZyIAnSvT40LmpV7MsXSRnOCU61IMTjjSBVuer-AvwBMH0rzQ_-_oTzpRseBRUaI7MGF3aXNMODdARaZQOV2dArrCWnBbaMVztaB74rSKTV0EMr7wQb3e3prCUNXIZcBr5SuBXk6jcHm1_5b1Pz7t16BLTKC16KjV2LQtreBxyFWTlJUvg=w496-h351" width="496" /></span></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="background: white; font-size: medium;"><span style="font-family: arial;"><div style="text-align: justify;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"><span style="font-family: arial;">Kejahatan terhadap nyawa
yang dilakukan dengan sengaja (<i>dolus
misdrijven</i>) dalam bentuk pokoknya diatur dalam Pasal 338 KUHP dengan
rumusan: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, dihukum,
karena pembunuhan (<i>doodslag</i>), dengan
hukuman penjara selama-lamanya lima belas Tahun”.</span></span><span style="background-color: transparent; font-family: arial;"> Unsur
yang terdapat dalam Pasal 338 KUHP adalah: A. Unsur Subjektif (1. Kesalahan:
Dengan Sengaja; dan 2. Subyek: Barang Siapa). B. Unsur Objektif (1. Perbuatan:
Menghilangkan Nyawa; dan 2. Objek: Nayawa Orang Lain).</span></div></span></span><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Rumusan Pasal 338 KUHP yang menyebutkan unsur
objektifnya adalah “menghilangkan nyawa orang lain, menunjukan bahwa kejahatan
terhadap nyawa yang dimaksud dalam Pasal 338 KUHP merupakan delik materil. <span lang="EN-GB" style="background: white;">Dalam </span><span lang="EN-GB">delik materil
unsur perbuatan yang dilarang, bukanlah merupakan <span style="background: white; mso-highlight: white;">persoalan inti yang harus dipersoalkan. Sebab </span>setiap
orang baru akan dihukum apabila unsur akibat yang dilarang telah terwujud. <span style="background: white; mso-highlight: white;">Artinya, sempurnanya suatu tindak
pidana pada delik materil bukan bergantung pada selesainya wujud perbuatan,
tetapi ditentukan pada apakah dari wujud perbuatan itu, akibat yang dilarang
telah timbul. Dengan demikian, jika akibat yang dilarang belum terjadi, maka
tindak pidana dimaksud dianggap belum selesai/terjadi atau bisa juga
dikategorikan dalam percobaan melakukan tindak pidana.</span></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Perbuatan menghilangkan nyawa (nyawa
orang lain) yang terdapat dalam unsur objektif dari Pasal 338 KUHP, harus
memenuhi 3 (tiga) syarat, yakni: 1. Adanya wujud perbuatan; 2. Adanya suatu
kematian (orang lain); dan 3. Adanya hubungan causalitas antara perbuatan
dengan akibat hilangnya nyawa (orang lain).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Ketiga syarat inilah yang harus dibuktikan
dalam unsur perbuatan menghilangkan nyawa orang lain. Walaupun ketiga syarat
ini dapat dibedakan, namun tidak boleh dipisahkan karena ketiga syarat ini
merupakan suatu kesatuan yang komplementer. Artinya, jika tidak terdapat salah
satu syarat diantara ketiga syarat dimaksud, maka perbuatan menghilangkan nyawa
tidak terjadi.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam hal pembuktian Pasal 338 KUHP, tidak boleh diabaikan bahwa diantara
unsur subyektif "dengan sengaja" dan wujud perbuatan dari unsur objektif, yakni "menghilangkan nyawa" terdapat unsur yang juga harus dibuktikan, yaitu "pelaksanaan perbuatan menghilangkan nyawa
(orang lain) harus tidak lama setelah timbulnya kehendak (niat) untuk
menghilangkan nyawa orang lain". </span><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Apabila terdapat tenggang waktu yang cukup
lama, sejak timbulnya atau terbentuknya kehendak untuk menghilangkan nyawa dengan pelaksanaannya,
di mana dalam tenggang waktu yang cukup larna itu pelaku dapat memikirkan
tentang berbagai hal, misalnya memikirkan apakah kehendaknya itu akan
diwujudkan dalam pelaksanaan ataukah tidak, dengan cara apa kehendak itu akan
diwujudkan dan sebagainya, maka perbuatan menghilangkan nyawa itu telah masuk
ke dalam kejahatan terhadap nyawa sebagaimana maksud dari Pasal 340 KUHP, dan
bukan lagi masusk dalam kategori kejahatan terhadap nyawa yang dimaksud dalam Pasal 338
KUHP.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pasal 340 KUHP pada intinya mengamanatkan
bahwa: <span style="background: white;">“Barangsiapa dengan sengaja dan dengan
direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dihukum, karena
pembunuhan direncanakan (<i>moord</i>),
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara
selama-lama dua puluh tahun”. </span>Kejahatan terhadap nyawa sebagaimana
maksud dari Pasal 340 KUHP pada intinya merupakan kejahatan terhadap nyawa
dalam artian Pasal 338 KUHP yang ditambah dengan unsur dengan rencana terlebih
dahulu.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Jika dilihat dari aspek legal drafting
(perancangan hukum/peraturan perundang-undangan), dimana rumusan Pasal 340 KUHP
yang dirumuskan dengan cara mengulang kembali seluruh unsur dalam Pasal 338
KUHP, kemudian ditambah dengan satu unsur subjektif lagi yakni "dengan rencana
terlebih dahulu", maka kejahatan terhadap nyawa yang diatur dalam Pasal
340 KUHP harus dianggap sebagai kejahatan yang berdiri sendiri (<i>een zelfstanding misdrijf</i>) lepas dan
lain dengan Kejahatan terhadap nyawa dalam bentuk pokok sebagaimana yang diatur
dala Pasal 338 KUHP.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Unsur
dengan rencana terlebih dahulu yang terdapat pada Pasal 340 KUHP, pada dasarnya
mengandung 3 syarat, yaitu: 1. Memutuskan kehendak dalam suasana tenang; 2. Ada
tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaan
kehendak; dan 3. Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Memutuskan
kehendak dalam suasana tenang maksudnya ketika memutuskan kehendak untuk menghilangkan nyawa itu dilakukan dalam suasana (batin) yang tenang. Suasana (batin) yang tenang,
adalah suasana tidak tergesa-gesa atau tiba-tiba, atau seketika tidak dalam keadaan
terpaksa dan emosi yang tinggi. Sebagai indikatornya ialah sebelum memutuskan
kehendak untuk menghilangkan nyawa orang lain, telah dipikirnya dan
dipertimbangkannya, telah dikaji untung dan ruginya. Pemikiran serta pertimbangan
seperti ini hanya dapat dilakukan apabila ada dalam suasana tenang, dan dalam
suasana tenang sebagaimana waktu pelaku memikirkan dan mempertimbangkan dengan
mendalam itulah, pelaku akhirnya memutuskan kehendak untuk berbuat. Sedangkan
perbuatannya tidak diwujudkannya seketika itu juga.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Ada
tenggang waktu yang cukup, antara sejak timbulnya/diputuskannya kehendak sampai dengan pelaksanaan keputusan
kehendaknya itu. Waktu yang cukup ini adalah relatif, dalam arti tidak diukur
dari lamanya waktu tertentu, melainkan bergantung pada keadaan atau kejadian
konkrit yang berlaku. Tidak terlalu singkat, karena jika terlalu singkat, maka
tidak lagi mempunyai kesempatan untuk berpikir-pikir karena tergesa-gesa. Waktu
yang demikian sudah tidak menggambarkan suasana yang tenang. Begitu juga tidak boleh terlalu lama. Sebab
bila terlalu lama, maka sudah tidak lagi menggambarkan ada hubungan antara
pengambilan putusan kehendak untuk menghilangkan nyawa dengan pelaksanaan untuk
menghilangkan nyawa.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam tenggang waktu itu masih tampak adanya
hubungan antara pengambilan putusan kehendak dengan pelaksanaan untuk menghilangkan nyawa. Adanya
hubungan itu, dapat dilihat dari indikatornya bahwa pada saat kejadian: (1). pelaku
masih sempat untuk menarik kehendaknya menghilangkan nyawa; dan (2). bila
kehendaknya sudah bulat, ada waktu yang cukup untuk memikirkan misalnya
bagaimana cara dan dengan alat apa akan melaksanakannya, bagaimana cara untuk
menghilangkan jejak, untuk menghindar dari tanggung jawab, punya kesempatan
untuk memikirkan rekayasa.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pelaksanaan menghilangkan nyawa itu
dilakukan dalam suasana (batin) tenang yang merupakan syarat yang ketiga, yang oleh
banyak pakar pidana dianggap sebagai yang terpenting karena dipandang sebagai syarat
untuk membuktikan telah adanya kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu dan
bukannya untuk membuktikan adanya berencana. </span><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Suasana hati pada syarat ketiga ini menunjakan bahwa pada saat melaksanakan kejahatan terhadap nyawa itu,, pelaku tidak dalam suasana yang tergesa-gesa, amarah yang tinggi, rasa takut yang berlebihan dan lain sebagainya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Ketiga syarat dari unsur “dengan rencana terlebih dahulu”
sebagaimana yang sudah diuraikan adalah bersifat kumulatif dan saling
berhubungan ibarat suatu mata rantai yang utuh dan tidak terpisahkan. Sebab bila sudah
terpisah/terputus, maka sudah tidak ada lagi “dengan rencana terlebih dahulu”.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Hal menarik dari Pasal 338 KUHP dan Pasal 340
KUHP adalah dalam kedua pasal ini, dipergunakan istilah “dengan sengaja” yang
dalam ilmu hukum pidana dimaknai secara sama dengan istilah “kesengajaan” yang
berarti kemauan untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang atau diperintahkan oleh undang-undang.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam ilmu hukum pidana, kesengajaan dipahami
dengan 2 (dua) indikator yang sifatnya komplementer, yaitu: ‘menghendaki dan
mengetahui’ atau ‘<i>willens en wetens</i>’.
Maksud dari istilah ‘menghendaki atau <i>willens’</i>
dalam konteks kesengajaan adalah menghendaki terjadinya suatu tindak pidana,
sedangkan arti dari istilah ‘mengetahui atau <i>wetens’</i> adalah mengetahui/menginsafi akibat yang akan terjadi dari
tindak pidana yang dilakukan.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dengan demikan, dalam konteks kejahatan terhadap nyawa dapatlah dikatakan bahwa barang
siapa (<i>hij
die</i>) disebut telah melakukan suatu kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan “dengan sengaja”, apabila batrang siapa(<i>hij die</i>) tersebut harus menghendaki
perbuatan itu dan mengetahui/menginsafi atau menyadari tentang apa yang
dilakukan dan akibat yang akan timbul dari padanya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="text-align: left;">Perbedaan
dari istilah “dengan sengaja” yang terdapat dalam kedua pasal tersebut adalah
pada Pasal 338 KUHP istilah “dengan sengaja” dimaknai sebagai </span><i style="text-align: left;">dolus repentinus</i><span style="text-align: left;">, yaitu kesengajaan <span style="line-height: 115%;">kesengajaan yang mendadak timbul, karena naik pitam seketika atau
situasi kejiwaan yang menyebabkan pelaku terguncang hebat perasaannya lalu
menghilangkan nyawa orang lain</span>.
Sedangkan, istilah “dengan sengaja” yang terdapat dalam rumusan Pasal 340 KUHP bermakna sebagai </span><i style="text-align: left;">dolus premeditatus</i><span style="text-align: left;">, yaitu kesengajaan
yang direncanakan terlebih dahulu. <i>D</i></span></span><i style="font-family: arial; font-size: large; text-align: left;">olus premeditatus </i><span style="font-family: arial; font-size: large; text-align: left;">ini secara substansi merupakan kebalikan dari </span><i style="font-family: arial; font-size: large; text-align: left;">dolus repentinus.</i></p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: red;"><b><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">----------------------------------------------<br /></span></span><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Penulis adalah Aktivis PIAR NTT</span></span></b></span></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-32954078075381219682021-11-25T00:18:00.003+08:002022-08-10T22:19:07.629+08:00Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan<p></p><p class="jlfdnvsn" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"></p><p class="jlfdnvsn" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><b><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: #050505; font-size: large;">RINGKASAN FILM: “In The Times of Butterflies”</span></b></p><p class="jlfdnvsn" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><b><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: medium; letter-spacing: -0.15pt;">Oleh. Paul SinlaEloE</span></b></p><p></p><p class="jlfdnvsn" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span face="Tahoma, "sans-serif"" style="color: #050505; letter-spacing: -0.15pt;"> </span></p><p></p><p class="jlfdnvsn" style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #050505; letter-spacing: -0.15pt;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; font-family: arial; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-bBt3B3QaDCk/YZ5jtb7szFI/AAAAAAAABkQ/-XrBjL82ivwrSDB-8XwvIpQbJzaJZZccACLcBGAsYHQ/s675/In%2BThe%2BTimes%2Bof%2BButterflies%2Bdownload.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="675" data-original-width="474" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-bBt3B3QaDCk/YZ5jtb7szFI/AAAAAAAABkQ/-XrBjL82ivwrSDB-8XwvIpQbJzaJZZccACLcBGAsYHQ/s320/In%2BThe%2BTimes%2Bof%2BButterflies%2Bdownload.jpg" width="225" /></a></div><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Setiap tanggal
25 November, dunia memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau <i>International Day for the Elimination of
Violence Againts Women. </i>Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
(HAKTP), awalnya hanya dilaksanakan oleh negara-negara di Amerika Latin sejak Tahun
1981, berdasarkan hasil keputusan Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama.</span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam perkembangannya,
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (<i>United Nations General Assembly</i>)</span>,
pada tanggal 20 Desember 1999 mengadopsi Deklarasi Penghapusan Kekerasan
Terhadap Perempuan melalui resolusi 48/104 untuk pemberantasan kekerasan
terhadap perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia. Selanjutnya, <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa juga </span>mengadopsi
resolusi 54/134, pada 7 Februari 2000<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"> dan </span>secara
resmi menetapkan 25 November sebagai Hari Internasional untuk Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan.</span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Dipilih dan ditetapkannya
tanggal 25 November sebagai HAKTP, dimaksudkan untuk </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">memberi penghormatan atas meninggalnya
Mirabal bersaudara, yakni Patria, Minerva dan Maria Teresa, yang dibunuh oleh diktator
yang berkuasa di Republik Dominika.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Kisah perjuangan dari </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Patria, Minerva dan Maria Teresa dalam</span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">
melawan Presiden Rafael Leonidas Trujillo, diktator yang berkuasa secara
represif di Republik Dominika, pada tahun 1950-1960-an telah </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">direkonstruksi kembali dalam film “</span><i><span style="letter-spacing: -0.15pt;">In The Times of Butterflies</span></i><span style="letter-spacing: -0.15pt;">”. Pemeran
utama dari film ini adalah Salma Hayek (Minerva Argentina Mirabal Reyes) dan
Marc Anthony (Virgilio Morales/Suaminya Minerva Argentina Mirabal Reyes).</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Dalam Film “</span><i style="letter-spacing: -0.15pt;">In The Times of Butterflies</i><span style="letter-spacing: -0.15pt;">”, dikisahkan
bahwa perlawanan Minerva sebenarnya sudah dilakukan sejak sekolah dasar (NB: </span><i style="letter-spacing: -0.15pt;">Walaupun
secara tidak sadar</i><span style="letter-spacing: -0.15pt;">) dimana dalam pentas drama tentang kebebasan, Trujillo
hampir saja terbunuh lewat bidikan panah Minerva kalau saja tidak segera
dihentikan pementasannya oleh para guru. Akibat tindakannya ini, Enrique
Mirabal, ayah dari Minerva, yang dalam Film ini diperankan oleh Fernando
Becerril, diciduk, dinetrogasi dan disiksa oleh pasukan Trujillo.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Perlawanan Minerva
terhadap kediktatoran Trujillo, memuncak ketika dewasa. Apalagi setelah
mengetahui Trujillo selalu memperlakukan kaum perempuan secara semena-mena.
Trujillo juga tidak membolehkan kaum perempuan untuk kuliah di Fakultas Hukum
yang ada di Republik Dominika, kecuali Minerva. Minerva merupakan satu-satunya
perempuan pada saat itu yang diperbolehkan menyelesaikan studynya dan
memperoleh gelar sarjana hukum setelah menantang dan memenangkan “taruhan”
melawan Trujillo, namun tidak diperbolehkan untuk mendapatkan ijasahnya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Sejak duduk di bangku kuliah
inilah, Minerva bergabung dengan kelompok pembebasan yang dipimpin oleh
Virgilio Morales yang berjuang untuk melawan kediktatoran rezim Trujillo. Salah
satu gerakan dari kelompok pembebasan yang sangat mengganggu Trujillo adalah </span>"<i>Catorce de Junio</i>" atau "Gerakan 14 Juni".</span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Sebagai salah seorang
pejuang pembebasan yang cukup berpengaruh, Minerva mendapatkan julukan La
Miraposa (Kupu-kupu) sebagai sandi dalam gerakannya. La Miraposa menjadi tokoh
sentral dalam menginsipirasikan perlawanan masyarakat terhadap Trujillo. La
Miraposa mampu mensinergikan gerakan untuk menuntut hak-hak kaum perempuan
dengan gerakan untuk menumbangkan rezim Trujillo.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Minerva tampil sebagai
perempuan intelektual dan punya semangat perlawanan yang tinggi. Tokoh yang
begitu dikagumi oleh hampir semua anggota gerakan perlawanan. Sebaliknya, di
mata Trujillo, La Miraposa menjadi momok yang selalu mengintai tampuk
kekuasaannya. Kecantikan Minerva menjadi daya pikatnya namun keberaniannya
menjadi ancaman.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dalam perjuanagnnya,
Minerva tidak mengabaikan perannya sebagai perempuan dalam sebuah keluarga. Secara
profesional, Minerva mampu melaksanakan fungsinya sebagai seorang perempuan
sesuai dengan norma sosial yang ada di masyarakat setempat. Disuatu sisi dia
harus berhadapan mengasuh anak, hingga memasak untuk sang suami. Pada sisi yang
lain dia harus memimpin gerakan perlawan terhadap Trujillo.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Perjuangan Minerva
telah mengantarkan dirinya pada penderitaan yang berkepanjangan. Minerva harus
terpisah dengan dua anaknya diciduk serta dipaksa untuk menyerah oleh rezim
otoritarian Republik dominika yang dipimpin oleh Rafael Leonidas Trujillo,
dengan cara menghadirkan Minerva pada saat suaminya disiksa. Suaminyapun
akhirnya dibunuh. Namun semua itu, tidaklah membuat La Miraposa bergeming. Dia
tetap pada pendiriannya dan fokus pada tujuan perjuangan. Akhirnya, Minerva
juga dipenjarakan dan disiksa seperti suaminya. Tekanan dunia internasional
terhadap rezim Trujillo-lah yang membuat Minerva dan saudaranya dibebaskan.
Trujillo menyadari bahwa Minerva dan dua saudaranya merupakan ancaman utama
bagi kekuasaannya.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Pada tanggal 25
November 1960, Minerva dan dua orang saudara perempuannya, yakni </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Aida Patria
Mercedes Mirabal Reyes </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">dan </span>Maria Teresa<span style="letter-spacing: -.15pt;"> Mirabal Reyes,
dibunuh dengan cara yang sangat keji oleh orang suruhan dari Trujillo. Mereka
bertiga dipukul dengan palu, popor senjata dan dirajam dengan batu sampai
meninggal. Selama menjalani sikasaan yang sangat tidak berperikemanusiaan ini,
Mirabal bersaudara terus berpelukan sambil memuji “Tuhan Sang Gembala Yang
Baik”, dengan berulang kali melafalkan Mazmur 23 : 1-6 sampai akhirnya menutup
mata dan maut menjemput mereka satu persatu.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span style="letter-spacing: -0.15pt;">Film drama yang
diangkat dari </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">novel fiksi sejarah karya Julia Alvarez </span>dengan judul, “<i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">In The Times
of Butterflies</span></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">” ini </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">disutradarai oleh Mariano Barroso. Walaupun sudah
dirilis sejak 21 Oktober 2001, namun film </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">“<i>In The Times of Butterflies</i>” masih
sangat layak dan relevan untuk ditonton saat ini oleh semua kalangan. Selamat
merayakan </span><span style="letter-spacing: -0.15pt;">HAKTP…!!!</span></span></p><span style="color: #050505; letter-spacing: -0.15pt;"></span><p></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-30961228855911694792021-03-25T13:11:00.152+08:002022-01-15T02:01:23.482+08:00Catatan Atas RUU Tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span style="background: white; font-family: "Bernard MT Condensed", serif; font-size: 16pt;">CATATAN ATAS KONSEP AWAL NASKAH AKADEMIK dan
DRAFT RUU TENTANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR</span></b><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">1)</span></b></span></a><b><span style="font-family: "Bernard MT Condensed", serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Oleh: Paul SinlaEloE</span></b><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">2)</span></b></span></a><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> </span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> </span></b><b style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Catatan Pengantar</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Sesuai dengan Term of
Reference (TOR) yang diberikan oleh penyelenggara kegiatan, maka pada
kesempatan ini kami diminta untuk memberikan catatan berupa masukan dan/atau
tanggapan terhadap <i>Konsep Awal </i></span><span class="lrzxr"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Naskah
Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang Tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur</span></i></span><span class="lrzxr"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> dengan titik berat pada aspek Masyarakat
Hukum Adat.</span></span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;">Membahas <i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Konsep
Awal </span></i><span class="lrzxr"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Naskah Akademik, </span></i></span><span class="lrzxr"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">idealnya harus dikaji tentang </span></span><span style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Judul; Kata Pengantar; Daftar Isi; BAB I
Pendahuluan; Bab II Kajian Teoritis dan Praktik Empiris; Bab III Evaluasi dan
Analisis Peraturan Perundang-undangan Terkait; Bab IV Landasan Filosofis,
Sosiologis dan Yuridis; Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan dan Ruang Lingkup
Materi Muatan Undang-Undang atau Peraturan Daerah; Bab VI Penutup; Daftar
Pustaka; Lampiran Rancangan Peraturan Perundang-undangan</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="background: white; color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3)</span></b></span></a><span style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">. Hal ini adalah penting karena Naskah Akademik sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 angka 11 </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan <span style="background: white;">adalah
hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap
suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang, </span>Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah KabupatenlKota
sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span class="lrzxr"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Aspek penting yang harus dikaji untuk menilai
suatu <i>Draft Rancangan Undang-Undang </i>adalah
</span></span><span style="background: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">PERTAMA,
materi muatan; KEDUA, norma dan bahasa hukum; KETIGA, sistematika; dan KEEMPAT,
taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Pada pointers ini, saya tidak membahas
secara utuh dan menyeluruh tentang </span><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Konsep Awal </span></i><span class="lrzxr"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Naskah
Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang Tentang Provinsi Nusa Tenggara
Timur, </span></i></span><span class="lrzxr"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">namun
saya hanya akan membahas </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">sekilas tentang </span><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Konsep
Awal </span></i><span class="lrzxr"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Naskah Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang Tentang
Provinsi Nusa Tenggara Timur</span></i></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, tanpa menghilangkan ataupun mengabaikan aspek
substansi dalam menilai suatu naskah akademik maupun </span><span class="lrzxr"><i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Draft Rancangan
Undang-Undang</span></i></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><p></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Catatan tentang Masyarakat Hukum Adat</span></b><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4)</span></b></span></a><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Dalam Draft RUU tentang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Provinsi Nusa Tenggara Timur</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">, Masyarakat
Hukum Adat diatur khusus pada bagian empat dari Bab III tentang Karakteristik
Provinsi Nusa Tenggara Timur</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5)</span></b></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Masyarakat Hukum Adat berdasarkan
Pasal 1 angka 1 RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur, diartikan sebagai sekelompok
warga negara Indonesia yang hidup secara turun-temurun dalam bentuk kesatuan
ikatan asal usul leluhur dan/atau kesamaan tempat tinggal</span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">di wilayah geografis tertentu, identitas budaya, hukum adat yang masih
ditaati, hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan hidup, serta sistem
nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hukum</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="FI" style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: FI;">6)</span></b></span></a><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Pasal 16 ayat (1) </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur, ditegaskan
bahwa </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Negara mengakui Masyarakat Hukum Adat yang masih hidup
dan berkembang di Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia<a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red;">7)</span></b></span></a>.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Pada draft RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur,
ditemukan istilah “Penduduk Asli” yang terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) dan
Ayat (2). Namun, istilah “Penduduk Asli” dalam RUU tentang Provinsi Nusa
Tenggara Timur, tidak didefinisikan. Konsekuensinya, istilah “Penduduk Asli”
dalam RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada implementasinya akan
menjadi multi tafsir</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8)</span></b></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Bagian Ketiga
dari Bab II diatur tentang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Desa Adat dan Majelis Adat
yang secara tersirat substansinya adalah bertujuan untuk menyeragamkan model
desa adat dan Model dan Struktur Desa Adat</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-language: HI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: ZH-CN;">9)</span></b></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Pasal 11 </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur
menegaskan bahwa </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Karakteristik suku bangsa dan kultural sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c yang sebagian besar antara lain </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; letter-spacing: 0.6pt;">suku </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; letter-spacing: 0.45pt;">Helong,
Dawan, Tetun, Kemak, Marae, Rote, Sabu, Sumba, Manggarai Riung, Ngada, Lio,
Krowe Muhang, Lamaholot, Kedang, Labala, Alor Pantar, Bajo, dan Jawa</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> yang secara umum memiliki karakter religius sekaligus menjunjung tinggi
adat istiadat</span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-language: HI; mso-fareast-font-family: "Bookman Old Style"; mso-fareast-language: ZH-CN;">10)</span></b></span></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">.</span></li></ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Provinsi Nusa Tenggara Timur Pernah memiliki </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Peraturan Daerah Propinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Penegasan Hak Atas Tanah
beserta perubahannya yang diatur dalam </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nusa
Tenggara Timur Nomor 17 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas Pasal 4 Peraturan
Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan
Penegasan Hak Atas Tanah. Peraturan Daerah yang mengabaiakan dan menghilangkan
hak Masyarakat Adat atas Tanah ini telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku melalui
</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 16 Tahun 2018, </span><span class="fontstyle01"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">sejak tanggal 27
Desember 2018</span></span><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span style="color: red; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">11)</span></b></span></a><span class="fontstyle01"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.</span></span></li></ul><p></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></b></p><p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">C.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Catatan Penutup<o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Demikianlah pokok-pokok pikiran berkaitan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">masukan dan/atau tanggapan
terhadap Konsep Awal </span><span class="lrzxr"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">Naskah
Akademik dan Draft Rancangan Undang-Undang Tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan titik berat pada aspek Masyarakat Hukum Adat, </span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;">kiranya bermanfaat dan dapat mengantarkan kita
pada suatu diskusi yang lebih luas.</span></li></ul><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 14pt;">Tarus Raya, 23 Maret
2021</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;"> Footnotes:</span></b></p><div>
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span face=""Arial Narrow","sans-serif"" style="color: black; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-themecolor: text1;">1)</span></span></a><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Pointers
ini merupakan masukan/tanggapan PIAR NTT </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" lang="IN">terhadap </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Konsep Awal </span><span class="lrzxr"><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Naskah Akademik dan Draft Rancangan
Undang-Undang Tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur</span></span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">, dalam </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Focus Group Discussion (FGD)</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">, Thema: </span><span class="lrzxr"><span face=""Arial Narrow", sans-serif">“Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan
Undang-Undang Tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk Peningkatan
Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat”</span></span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">, yang
dilaksanakan oleh Tim Kerja Penyususnan Konsep Awal Naskah Akademik dan Draft </span><span class="lrzxr"><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Rancangan Undang-Undang Tentang
Provinsi Nusa Tenggara Timur</span></span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">, di ruang rapat asisten Sekda Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Lt.2, Kantor Gubernur Nusa Tenggara TimurHotel Sasando, Kupang,
pada tanggal 24 Maret 2021.</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn2">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span face=""Arial Narrow","sans-serif"" style="color: black; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-themecolor: text1;">2)</span></span></a><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> Aktivis Perkumpulan Pengembangan Inisiatif
dan Advokasi Rakyat (PIAR NTT)<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn3">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span face=""Arial Narrow","sans-serif"">3)</span></span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif""> Paul
SinlaEloE, <i>Memahami Naskah Akademik</i>,
Tulisan/Makalah ini pernah dipublikasikan dalam <a href="https://paulsinlaeloe.blogspot.com/2015/11/memahami-naskah-akademik.html">https://paulsinlaeloe.blogspot.com/2015/11/memahami-naskah-akademik.html</a>,
pada tanggal 03 November 2015.<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn4">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span face=""Arial Narrow","sans-serif"">4)</span></span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif""> Saat ini RUU tentang
Masyarakat Hukum Adat dan/atau Masyarakat Adat sudah masuk dalam prolegnas untuk
dibahas dan akan segera Disahkan menjadi Undang-Undang. Seharusnya Masyarakat Hukum
Adat dan Masyarakat Adat di atur dengan Undang-Undang Tersendiri dan tidak perlu
diatur khusus dalam Undang-Undang terkait Provinsi Nusa Tenggara Timur. <o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn5">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference">5)</span></a><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> Sistematika dari dari Bab III tentang
</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Karakteristik
Provinsi Nusa Tenggara Timur</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> adalah Bagian Kesatu, Umum; Bagian Kedua tentang Desa Adat dan Majelis
Adat; Bagian Ketiga mengatur tentang Taman Nasional Komodo; dan pada Bagian
Keempat diatur tentang Masyarakat Hukum Adat. Sistematika ini idealnya Masyarakat
Adat diatur pada Bagian Kedua, sehingga Bagian Kedua tentang Desa Adat dan
Majelis Adat dirubah menjadi Bagian Ketiga. Sedangakan, bagian Ketiga dari Bab
III yang mengatur tentang Taman Nasional Komodo apakah harus diatur dalam RUU
tentang </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Provinsi Nusa Tenggara Timur?</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn6">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span>6)</span></span></a><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> Kalau dicermati
dengan cerdas tentang pengertian Masayarakat Hukum Adat yang terdapat dalam </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" lang="FI">Pasal 1 angka 1
RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka akan ditemukan cara pandang yang
menyatukan antara Masyarakat adat dan Masyarakat Hukum Adat. </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Sebagai subjek
hukum, seharusnya, Masyarakat Adat dan Masyarakat Hukum Adat dapat dibedakan
karakteristiknya. Karakteristik masyarakat adat dapat diuraikan dalam
unsur-unsur sebagai berikut: PERTAMA, Adanya kesatuan genealogis dan/atau
teritoris masyarakat tradisional tertentu; KEDUA, Adanya wilayah dan batas
wilayah tersebut; KETIGA, Adanya lembaga dan perangkat pemerintahan tradisonal
pada masyarakat tersebut, dan; KEEMPAT, Adanya norma yang mengatur tata hidup
masyarakat tersebut. Sedangkan karakteristik masyarakat hukum adat mencakup
unsur-unsur yang dimiliki masyarakat adat di atas dan unsur tambahan yaitu:
PERTAMA, Adanya hukum tradisional yang berlaku; dan KEDUA, Adanya lembaga dan
perangkat hukum yang menegakan peraturan hukum tersebut. Berdasarkan
karakteristik dari Masyarakat Adat dan Masyarakat Hukum Adat, maka dapat
ditarik suatu titik simpul bahwa Masyarakat Adat lebih luas dari pada
Masyarakat Hukum Adat. Artinya, Masyarakat Hukum Adat adalah bagian dari keseluruhan
Masyarakat Adat, namun tidak semua Masyarakat Adat adalah Masyarakat Hukum
Adat. Karena untuk menjadi Masyarakat Hukum Adat, suatu Masyarakat Adat
haruslah memenuhi 2 (<i>dua</i>) kriteria
tambahan yaitu memiliki hukum adat yang masih berlaku dan memiliki parangkat
untuk menegakan hukum tersebut. Pertanyaannya adalah mengapa dalam Draft Naskah
Akademik tentang RUU Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya pada halaman 46 s/d
49 dibahas khusus tentang Masyarakat Adat, namun dalam RUU tentang Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang diatur adalah Masyarakat Hukum Adat sebagaimana yang
terdapat dalam Pasal 16? Subjek hukum antara Masyarakat Adat dan Masyarakat
Hukum Adat adalah berbeda, maka apakah perlu diatur juga dalam RUU tentang
Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang Masyarakat Adat?<o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn7">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference">7)</span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif""> Mengingat
bahwa Masyarakat Hukum Adat sudah ada sebelum Negara Indonesia ada, maka
seharusnya Masyarakat Hukum Adat dan/atau Masyarakat Adat lah yang mengakui
Negara dan bukan sebaliknya Negara yang mengakui Masyarakat Hukum Adat dan/atau
Masyarakat Adat. Karena, tanpa negara ataupun tanpa pengakuan dari negara Masyarakat Adat dan/atau Masyarakat Hukum Adat akan tetap eksis. Begitupun sebaliknya kalau tanpa pengakuan dari Masyarakat Adat dan/atau Masyarakat Hukum Adat, maka negara Indonesia bisa bubar. Artinya, </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" lang="FI">Pasal 16 ayat (1) </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara
Timur seharusnya dirumuskan bahwa “Negara Menjamin (Melindungi dan Menghormati)
dan Negara Memenuhi (Ketersediaan, Keterjangkauan, Keberterimaan dan Kebersesuaian)
hak Masyarakat Hukum Adat untuk hidup dan berkembang” dan bukannya “</span><span face=""Arial Narrow","sans-serif"" style="mso-bidi-language: HI; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: ZH-CN;">Negara
mengakui Masyarakat Hukum Adat yang masih hidup dan berkembang”</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">.</span><span face=""Arial Narrow","sans-serif""><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn8">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference">8)</span></a><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> Pada halaman 43 Naskah Akademik dari </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">RUU
tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya poin e, disebutkan bahwa “</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Penduduk asli di Provinsi NTT adalah
salah satu rumpun dari ras Melanesia yang merupakan bagian dari suku-suku
bangsa di Indonesia, yang memiliki keragaman kebudayaan, sejarah, adat
istiadat, dan bahasa sendiri”. Pemahaman tentang Penduduk asli di Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang seperti ini, sangat mengabaikan aspek keberagaman Ras di
Nusa Tenggara Timur. Di Nusa Tenggara Timur, terdapat Ras lain selain Ras
Malenesia. Di Nusa Tenggara Timur, Ras Malenelisa hanya terdapat atau <span style="background: white;">tersebar di 12 Kabupaten dari 22 kabupaten/kota di
Provinsi </span>Nusa Tenggara Timur<span style="background: white;">.</span> <span style="background: white;">Ke-12 Kabupaten tersebut adalah, Kabupaten Malaka,
Belu, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kabupaten Kupang, Flores Timur,
Lembata, Sikka, Alor, Ngada, dan Kabupaten Ende.</span><o:p></o:p></span></span></p>
</div>
<div id="ftn9">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference">9)</span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif""> Nusa Tenggara
Timur adalah Provinsi yang dibentuk oleh para pendiri dengan tujuan untuk
menjadi contoh keberagaman di Indonesia. Bahkan, Presiden Ke-3 Indonesia, Gus
Dur dalam kunjungannya ke Kupang pada Tahun 1999, pernah mengatakan bahwa walaupun Nusa Tenggara Timur itu sangat beragam dari segala aspek, namun Nusa Tenggara Timur itiu bukan berbeda-beda tapi tetap satu, melainkan </span></span><span style="font-family: "Arial Narrow"; text-indent: -18.9333px;">satu dalam perbedaan. </span><span style="font-family: "Arial Narrow"; text-indent: -14.2pt;">Pertanyaannya adalah apakah model desa adat harus
diseragamkan? Apakah harus ada Majelis Adat dalam setiap struktur adat di Nusa
Tenggara Timur pada hal di Nusa Tenggara Timur terdapat begitu banyak suku
dengan struktur adatnya masing-masing dan gaya pemerintahannyapun berbeda
antara satu suku dengan suku yang lain? Apalagi yang namanya wilayah adat,
secara yuridis tidak tunduk pada batas Wilayah Adsminstrasi Negara.</span></p>
</div>
<div id="ftn10">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 14.2pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span>10)</span></span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif"">
</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Ditinjau dari aspek materi muatan serta aspek norma dan
bahsa hukum, maka rumusan </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Pasal 11 </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">draft
RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan bisa
mengakibatkan konflik, karena di Nusa Tenggara Timur ada terdapat banyak suku
dan mengapa yang tertulis dalam </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Pasal 11 </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">draft
RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> beberapa suku saja. Di Nusa Tenggara Timur
tidak dikenal suku Dawan, karena Suku Asli di Pulau Timor adalah </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white;">Atoni/Atoin Pah Meto. Hal
ini bisa dilihat dalam bukunya P. Middelkoop yang ditulis sejak </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: rgb(249, 249, 249);">Tahun 1922 dan
kemudian </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">diterbitkan
oleh </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white;">BPK Gunung Mulia,
Jakarta, pada tahun 1982 </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: rgb(249, 249, 249);">dengan judul “</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Atoni pah Meto Pertemuan injil dan kehidupan
di kalangan suku Timor asli”. Pendapat dari P. </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white;">Middelkoop</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> ini didukung
juga dengan kajian ilmiah (</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white;">buku,
tesis, disertasi) dari</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white;">Andrew
McWilliam, Clark Cunningham, H.G. Schulte Nordholt, Hendrik Ataupah dan Tom G.
Therik.</span><span face=""Arial Narrow", sans-serif"> </span></span></p>
</div>
<div id="ftn11">
<p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span><span style="font-family: Arial Narrow;"><a href="file:///C:/Users/Madonna/Pictures/FGD%20DPR/Paul%20SinlaEloE%20-%20CATATAN%20ATAS%20RUU%20TENTANG%20PROVINSI%20NUSA%20TENGGARA%20TIMUR.docx#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference">11)</span></a><span face=""Arial Narrow","sans-serif""> Mengingat
bahwa </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Provinsi Nusa
Tenggara Timur Pernah memiliki </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Peraturan Daerah
Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Penegasan Hak
Atas Tanah sebagaimana telah diubah dengan </span><span face=""Arial Narrow", sans-serif">Peraturan Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 17 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas
Pasal 4 Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pelaksanaan Penegasan Hak Atas Tanah, telah menghilangkan hak Masarakat
Adat dan/atau Masyarakat hukum Adat atas Tanah, Hutan, Mata Air dan hak lainnya,
maka apakah dalam RUU tentang Provinsi Nusa Tenggara Timur ini perlu di atur
juga tentang pemulihan hak Masarakat Adat dan/atau Masyarakat hukum Adat atas
Tanah, Hutan, Mata Air dan hak lainnya?</span></span><span style="font-family: verdana; font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="font-size: 11pt;"><br /></span></p><p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-QjtsDZuep08/YFyXgIqYxuI/AAAAAAAABh8/f0H-jOsV3dcSINfBwZ-Jdh0swYSiFtBEwCLcBGAsYHQ/s1280/WhatsApp%2BImage%2B2021-03-21%2Bat%2B6.57.06%2BAM.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="904" height="763" src="https://1.bp.blogspot.com/-QjtsDZuep08/YFyXgIqYxuI/AAAAAAAABh8/f0H-jOsV3dcSINfBwZ-Jdh0swYSiFtBEwCLcBGAsYHQ/w522-h763/WhatsApp%2BImage%2B2021-03-21%2Bat%2B6.57.06%2BAM.jpeg" width="522" /></a></div><br /><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="font-size: 11pt;"><br /></span><p></p>
</div>
</div><div><div id="ftn11">
</div>
</div><div><div id="ftn10"><p></p>
</div>
</div><div><div id="ftn10">
</div>
</div><div style="mso-element: footnote-list;"><div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-50815410232734956752020-12-31T19:14:00.005+08:002021-12-31T10:48:56.903+08:00Pergantian Waktu Kehidupan<div style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face=""Arial Black","sans-serif"" style="color: #050505; mso-bidi-font-family: "Segoe UI Historic"; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: large;">PERGANTIAN WAKTU
KEHIDUPAN</span><br /> </span></b><b><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: medium; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh.
Paul SinlaEloE</span></b></div><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></p><div style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-T9L5Do1NSbM/X-2ySbnlsGI/AAAAAAAABgs/7aXgtoT0QkwAaokU-9kOC7eGSJ01TmuXwCLcBGAsYHQ/s458/Paul%2BSinlaeloe%2B-%2Bold%2B%2526%2Bnew.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="458" data-original-width="411" height="348" src="https://1.bp.blogspot.com/-T9L5Do1NSbM/X-2ySbnlsGI/AAAAAAAABgs/7aXgtoT0QkwAaokU-9kOC7eGSJ01TmuXwCLcBGAsYHQ/w328-h348/Paul%2BSinlaeloe%2B-%2Bold%2B%2526%2Bnew.jpg" width="328" /></a></div><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu kegiatan atau acara yang
dipersiapkan menjelang akhir tahun adalah perayakan malam pergantian tahun atau
yang sering disebut perayaan <i>Old and New</i>.
Kumpul-kumpul dengan keluarga, kerabat atau teman untuk menikmati waktu
pergantian tahun di rumah atau di tempat-tempat tertentu, seakan-akan sudah
menjadi tradisi setiap akhir tahun. Menyalakan kembang api, meniup terompet,
doa bersama sampai dengan makan bersama adalah aktivitas dalam menyambut tahun
yang baru.<br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perayaan pergantian waktu dari tahun yang lama
ke tahun yang baru atau perayaan <i>Old and
New</i> dilakukan sebagai momen refleksi untuk hidup dan kehidupan yang lebih
baik. Sebab, manusia pada dasarnya memiliki satu keinginan mendasar, yaitu yang
disebut harapan. Setiap manusia akan berharap akan hidup dan kehidupan yang
lebih baik dari tahun sebelumnya dan tahun baru adalah titik start untuk
memulainya. Namun, pertanyaannya adalah mengapa setiap orang harus menunggu momen<i> Old and New</i> ketika ingin berefleksi
akan hidup dan kehidupan? Pada hal berefleksi akan hidup dan kehidupan, dapat
dilakukan kapanpun tanpa harus menunggu perayaan pergantian waktu dari tahun
yang lama ke tahun yang baru. Apalagi pergantian waktu dari tahun yang lama ke
tahun yang baru, hanya merupakan bagian kesepakatan tak tertulis terkait dengan
penanggalan <i>Gregorian</i>.</span></div><div style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div><div style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemikir yang hidup di era Yunani Kuno,
Parmenides (540SM-470SM), pernah berpendapat bahwa hidup ini adalah sesuatu
yang <i>cyclical</i>. Menurut Parmenides,
tidak ada yang baru di bawah kolong langit. Segala sesuatu yang ada itu tetap
ada dan yang tidak ada memang tak pernah ada. Jadi yang ada tidak bisa muncul
dari ketiadaan, begitu juga sebaliknya. Menghadapi hidup yang <i>cyclical</i> gaya Parmenides, orang
cenderung mengarahkan pandangan ke masa lalu. Bagi mereka, momen<i> Old and New</i> adalah saat untuk menengok
kebelakang dan bernostalgia dengan romatisme masa lalu. Aroma haru dan heroik
menjadi cirinya.<br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan latar pikir yang berbeda, Herakleitos
(540SM-480SM), pemikir yang lahir di Efesus, berargumen bahwa hidup adalah sesuatu
yang linear. Artinya hidup itu berjalan seiring dengan perubahan waktu.
Karenanya, segala sesuatu itu selalu baru. <i>Pantha
Rei Kai Uden Menei</i> atau segala sesuatu itu berubah dan mengalir seperti
sungai, serta segala sesuatu itu baru dan tidak ada yang tetap adalah adigium
yang dipegang teguh oleh Herakleitos.<br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada<i> </i>momen<i> Old and New</i> ini, prinsip dan gaya hidup
linear model Herakleitos telah membuat orang lebih mengarahkan pandangan ke
masa depan. Ada kecenderungan untuk melihat masa depan sebagai sesuatu yang
baru dan tidak terdeterminasi oleh masa lampau. Artinya, mereka memaknai hidup
ini hanya sekali dan akan lewat. Memanfaatkan waktu yang ada, merupakan sesuatu
yang utama pada momen<i> Old and New</i>.<br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br /></span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="color: #050505; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Idealnya hidup itu adalah sesuatu yang komplementer antara hidup yang <i>cyclical</i> dengan hudup yang linear. Untuk
itu, <i>momen Old and New</i> harusnya
dijadikan perpaduan antara kehidupan yang <i>cyclical</i>
dengan kehidupan yang linear. <i>Happy Old
and New</i>...!!!</span></div><div style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 7.5pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br /><br /><b><span style="color: red;">--------------------------------<br />Penulis adalah Aktivis PIAR NTT</span></b></span></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-17601421011173812782020-08-07T06:01:00.026+08:002022-08-20T09:08:51.807+08:00Perdagangan Anak<h1 style="text-align: center;"></h1><h2><b><span style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 22pt;">PERDAGANGAN ANAK</span></b></h2><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Oleh: Paul SinlaEloE – Aktivis PIAR NTT<br /></span></b><span style="color: red;"><span style="font-size: small;"><b><span face=""arial narrow", sans-serif" lang="">Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam HU. Victory News, </span><span face=""arial narrow", sans-serif">Jumat</span><span face=""arial narrow", sans-serif" lang="">, </span><span face=""arial narrow", sans-serif">07 Agustus</span><span face=""arial narrow", sans-serif" lang=""> 2020</span></b></span></span>
<br /><br /><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjINXatY-BBdlAW-TMZxbK0GNiLMXLCngQiGcBAsCDP7NgdST85srJ5Z7o2_CxJXcyNMbGrpcJpS4qqe3O3cBjILuuCulXgAxZVeUixEgD_NdWpnCFGtKLvoE8Xqe5bgBySalFMxRGgBpKbESngSsISYy_raaInV6DtUyF59W70MdSjAaUTomTX8ZHrgQ/s512/sinlaeloepaul%2011.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="512" data-original-width="435" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjINXatY-BBdlAW-TMZxbK0GNiLMXLCngQiGcBAsCDP7NgdST85srJ5Z7o2_CxJXcyNMbGrpcJpS4qqe3O3cBjILuuCulXgAxZVeUixEgD_NdWpnCFGtKLvoE8Xqe5bgBySalFMxRGgBpKbESngSsISYy_raaInV6DtUyF59W70MdSjAaUTomTX8ZHrgQ/w340-h400/sinlaeloepaul%2011.jpg" width="340" /></span></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Anak adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari keberlangsungan hidup
manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu
bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara, setiap Anak perlu
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal, baik fisik, mental, maupun sosial. Untuk itu, perlu dilakukan upaya
perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan Anak dengan membe<span class="textexposedshow">rikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa
perlakuan diskriminatif. Artinya, Anak wajib dilindungi dari segala bentuk
perlakuan tidak manusiawi yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia, termasuk didalamnya Anak tidak boleh diperdagangkan.</span></span></div></div><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Secara yuridis, pelarangan agar Anak tidak boleh diperdagangkan diantaranya terdapat dalam Pasal 76F Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak (UUPA), yang menegaskan bahwa: “Setiap Orang
dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut
serta melakukan penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan Anak”. Berdasarkan amanat Pasal 83 UUPA, maka setiap
orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76F, akan di,pidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (<i>tiga</i>) tahun dan paling
lama 15 (<i>lima belas</i>) tahun dan denda
paling sedikit Rp.60.000.000,00 (<i>enam
puluh juta rupiah</i>) dan paling banyak Rp.300.000.000,00 (<i>tiga ratus juta rupiah</i>).</span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"> </span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Ironisnya, dalam UUPA tidak dijelaskan
pada bagian penjelasan pasal demi pasal dan/atau tidak didefinisikan pada bagian
ketentuan umum tentang apa yang dimaksud dengan perdagangan anak maupun apa
arti dari penjualan anak. <span>UUPA juga tidak menguraikan tentang apa perbedaan dari aspek hukum terkait
dengan kedua istilah tersebut, terutama dalam hal makna, tindakan (proses dan
cara) maupun tujuan atau akibat.</span> Fakta ini merupakan salah satu cacat bawaan dari UUPA dan akan berdampak pada proses penegakan hukum. Sebab, setiap orang yang melakukan penjualan anak tidak dapat dipidana karena telah
terbukti melakukan perdagangan anak dan begitu juga sebaliknya.<o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Terlepas dari cacat
bawaan yang terdapat pada UUPA, dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang/UUPTPPO, terdapat 2 (<i>dua</i>) pasal yang secara khusus mengatur tentang perdagangan anak.
Salah satunya adalah <span lang="">Pasal 6 UUPTPPO </span>yang dihadirkan untuk tujuan melindungi Anak, agar tidak menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang/TPPO. <span lang="">Pasal 6 UUPTPPO</span> dirancang untuk mempidanakan pelaku
yang melakukan TPPO<span lang=""> terhadap Anak,</span> dengan rumusan delik sebagai berikut: <span lang="">“</span>s<span lang="">etiap orang yang melakukan pengiriman Anak ke dalam
atau ke luar negeri dengan cara apa pun yang mengakibatkan anak tersebut
tereksploitasi </span><o:p></o:p>dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (<i>tiga</i>) tahun dan paling lama 15 (<i>lima belas</i>) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.120.000.000,00 (<i>seratus dua puluh juta rupiah</i>) dan paling banyak Rp.600.000.000,00 (<i>enam ratus juta rupiah</i>)".</span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pada bagian Penjelasan Pasal 6 UUPTPPO, ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan frasa
“pengiriman Anak ke dalam negeri” adalah pengiriman anak antar daerah dalam
wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan,
istilah “eksploitasi” berdasarkan Pasal 1 <i>angka</i>
7 UUPTPPO diartikan sebagai tindakan
dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada
pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa
perbudakan, penindasan, pemerasan,
pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum
memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan
seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun
immateriil.<o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Rumusan delik dari
Pasal 6 UUPTPPO, pada intinya dirancang hanya untuk mempidanakan setiap orang yang
melakukan pengiriman Anak. Sedangkan, proses perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pemindahan atau penerimaan Anak, tidak dapat dijerat dengan pasal
ini. Frasa<span lang=""> ‘</span>d<span lang="">engan cara apapun</span>’<span lang=""> yang terdapat dalam Pasal 6
UUPTPPO menunjuk</span>k<span lang="">an bahwa semua cara </span>yang dilakukan oleh
pelaku dan <span lang="">mengakibatkan</span><span lang=""> </span><span lang="">tereksploitasi</span>nya <span lang="">Anak</span>, <span lang="">termasuk </span>cara-cara <span lang="">yang tercantum dalam Pasal 2 UUPTPPO</span>, yakni:<span lang=""> dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, walaupun
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain,</span><span lang=""> </span><span lang="">dapat di</span>jerat dengan<span lang=""> Pasal ini.</span><o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="">Pasal 6 UUPTPPO </span>ini <span lang="">didesain</span> oleh para perumus sebagai<span lang=""> delik materil</span>. Artinya, TPPO sebagaimana yang diatur dalam <span lang="">Pasal 6 UUPTPPO</span> dikatakan telah sempurna dan pelakunya
dapat dipidana, apabila unsur akibat yang dilarang telah terwujud. Karena dikonstruksi s<span lang="">e</span>bagai delik materil, maka aspek <span lang="">pencegahan terjadinya eksploitasi Anak
</span>dalam <span lang="">Pasal 6 UUPTPPO</span>,<span lang=""> terkesan diabaikan. </span>Padahal, <span lang="">Pasal 56 UU</span>PTPPO telah
mengamanatkan bahwa tujuan p<span lang="">encegahan </span>TPPO adalah<span lang=""> mencegah sedini mungkin terjadinya </span>TPPO. <span lang="">Bahkan, </span>rumusan norma yang terdapat pada <span lang="">Pasal 6 UUPTPPO ini </span>dikonstruksi<span lang=""> dengan kurang mempertimbangkan hak-hak anak yang harus dilindungi.</span> Hal ini
bertentangan dengan semangat zaman (<i>zeitgeist</i>) yang terdapat dalam UUPA<span lang="">.</span><o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="">Konsekuensinya, </span><span lang="">perbuatan
mengirim Anak ke luar negeri</span> ataupun ke dalam negeri <span lang="">khususnya untuk tujuan eksploitasi</span>, belum<span lang=""> dapat dilakukan</span> <span lang="">penegakan h</span>u<span lang="">kumnya</span>, jika akibat dari
perbuatan mengirim Anak belum terwujud. Artinya,<span lang=""> Pasal 6 UUPTPPO hanya dapat dilakukan penegakan
hukumnya apabila perbuatan pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri dengan
cara apapun, sudah menimbulkan akibat, yakni Anak tereksploitasi.</span><o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="">Dengan kata lain, untuk melakukan penegakan hukum
berdasarkan Pasal 6 UUPTPPO, harus menunggu Anak yang dikirim ke </span>l<span lang="">uar </span>n<span lang="">egeri </span>atau ke dalam negeri
<span lang="">untuk dieksploitasi, sudah tereksploitasi di luar
negeri</span>
atau di dalam negeri<span lang="">, sebagai akibat dari
rangkaian perbuatan pengiriman Anak ke luar negeri</span> atau ke dalam
negeri<span lang="">.</span><o:p></o:p></span></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><o:p><span style="font-family: arial; font-size: medium;"> </span></o:p></p><p style="line-height: 150%; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;">Berpijak pada
realita yang demikian, maka <span lang="">bisa ditarik
suatu titik simpul bahwa UUPTPPO </span>maupun UUPA <span lang="">tidak dapat
menjangkau keseluruhan TPPO dengan korban</span> Anak. Itu berarti, sudah saatnya Pasal 6 UUPTPPO harus disempurnakan, sehingga bisa
diimplementasikan dengan tidak mengabaikan kepentingan terbaik Anak. Selain
itu, sudah saatnya juga istilah perdagangan anak dan penjualan anak harus
didefinisikan secara hukum dan dimasukkan dalam hukum positif, sehingga aspek
kepastian, kemanfaatan dan keadilan yang adalah tujuan dari hukum, dapat
diwujudkan.</span><o:p></o:p></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;">
</p><p></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-80762110325597878212020-07-28T06:58:00.008+08:002020-09-07T10:39:53.923+08:00Memaknai Kelompok Yang Terorganisasi dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><span style="font-size: x-large;"><b><span style="font-family: "cooper black", serif;">MEMAKNAI
KELOMPOK YANG TERORGANISASI<o:p></o:p></span></b></span><span style="font-size: x-large;"><b><span style="font-family: "cooper black", serif;"> DALAM TPPO</span></b></span><b><span style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b>
</p><p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Oleh:
Paul SinlaEloE – Aktivis PIAR NTT<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><span style="color: red;"><span style="font-size: small;"><b><span face="">Tulisan ini pernah
dipublikasikan dalam HU. Victory News, Selasa, 28 Juli 2020</span></b></span></span><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 16pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: 150%; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: none 0% 0% repeat scroll white; line-height: 150%; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"></p><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Dalam hukum pidana, kelompok yang
terorganisasi merupakan subjek hukum yang berkategori baru. Produk peraturan
perundang-undangan terkait hukum pidana, pada umumnya hanya menggolongkan
subjek hukum pidana menjadi 2 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">dua</i>),
yakni orang perseorangan dan korporasi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Salah satu produk peraturan
perundang-undangan yang menjadikan kelompok yang terorganisasi sebagai subjek
hukum pidana adalah </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">UU No. 21 Tahun 2007, tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">/UUPTPPO. Dimasukannya kelompok yang terorganisasi
sebagai subjek hukum pidana dalam UUPTPPO, karena saat ini </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tindak Pidana Perdagangan Orang</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">/TPPO telah meluas dan pelakunya bukan saja orang perseorangan dan
korporasi, tetapi juga dalam bentuk jaringan kejahatan baik terorganisasi
maupun tidak terorganisasi. Bahkan, jaringan pelaku TPPO telah memiliki
jangkauan operasi tidak hanya antar Wilayah dalam Negeri, tetapi juga antar Negara.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Dengan realita yang seperti ini,
tidaklah mengherankan apabila Pasal 16 UUPTPPO mengamanatkan bahwa: “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dalam hal tindak pidana perdagangan orang
dilakukan oleh kelompok yang terorganisasi, maka setiap pelaku tindak pidana
perdagangan orang dalam kelompok yang terorganisasi tersebut dipidana dengan
pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditambah 1/3 (sepertiga)</i>”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Dalam UUPTPPO, kelompok yang
terorganisasi diartikan sebagai kelompok terstruktur yang terdiri dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih, yang
eksistensinya untuk waktu tertentu dan bertindak dengan tujuan melakukan satu
atau lebih tindak pidana yang diatur dalam Undang-Undang ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan materiil atau finansial baik langsung maupun tidak
langsung (Penjelasan Pasal 16 UUPTPPO).</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-gmExtDTOOHw/X0m9CDvcKaI/AAAAAAAABfc/ElZ-upOgX-Q_HFTstmQJlnNg2xTmFOJAwCLcBGAsYHQ/s567/Paul%2BsinlaEloE%2B-%2B31101973.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="567" data-original-width="386" src="https://1.bp.blogspot.com/-gmExtDTOOHw/X0m9CDvcKaI/AAAAAAAABfc/ElZ-upOgX-Q_HFTstmQJlnNg2xTmFOJAwCLcBGAsYHQ/s0/Paul%2BsinlaEloE%2B-%2B31101973.png" /></a></div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Pengertian kelompok yang terorganisasi
sebagaimana yang terdapat pada penjelasan Pasal 16 UUPTPPO, pada dasarnya
memiliki kemiripan dengan istlah “korporasi” yang dalam Pasal 1 <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Angka</i> 6 UUPTPPO, diartikan sebagai “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">kumpulan orang dan/atau kekayaan yang
terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum</i>”.
Walaupun demikian, eksistensi keberadaan dari kelompok yang terorganisasi dan
korporasi adalah berbeda. Kelompok yang terorganisasi dibentuk dan bertindak
dengan tujuan melakukan satu atau lebih tindak pidana yang diatur dalam
UUPTPPO. Sedangkan, korporasi tidak dibentuk untuk tujuan melakukan satu atau
lebih tindak pidana yang diatur dalam UUPTPPO, namun dalam aktivitasnya, “bisa
saja” korporasi melakukan tindak pidana yang diatur dalam UUPTPPO.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Merujuk pada bagian penjelasan dari
Pasal 16 UUPTPPO, maka ciri dari kelompok yang terorganisasi yang menjadi
pelaku TPPO, dapat dijelaskan sebagai berikut: <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Pertama, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tujuan dari kelompok</i>.
kelompok yang teorganisir ini pada dasarnya terbentuk dan bertindak untuk
tujuan</span></span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> bersama, yakni</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> memperoleh
keuntungan dalam bentuk materiil/benda atau bentuk finansial/uang, dengan cara
melakukan satu atau lebih tindak pidana yang diatur dalam UUPTPPO; <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">Kedua, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">keanggotaan kelompok</i>. </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Kelompok dimaksud harus t<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">erdiri dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih dan mereka secara sadar menggabungkan diri
dan menjadi bagian dari kelompok yang terorganisr</span></span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> tersebut</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">;</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">Ketiga, </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">Kelima, <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-font-width: 0%;">sifat kelompok</span></i><span style="mso-font-width: 0%;">. Keberadaan dari kelompok yang terorganisasi ini,
harus untuk waktu tertentu dalam artian bahwa </span></span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold;">sejak semula</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;"> </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold;">pembentukannya</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">,</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold;">
dimaksudkan hanya untuk sementara waktu </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">atau <span style="mso-font-width: 0%;">bersifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ad hoc</i> dan </span></span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold;">bersifat tidak permanen</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">;<span style="mso-font-width: 0%;"><o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">Keempat, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bentuk kelompok</i>. Kelompok dimaksud
adalah kelompok terstruktur dan </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">merupakan
kelompok yang </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">tidak </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">terbentuk</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;"> secara acak,</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> namun</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;"> bukan berarti juga kelompok tersebut </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">harus </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">dibentuk</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;"> secara teratur untuk melakukan tindak pidana. </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Namun yang pasti, kelompok ini dibentuk
secara sengaja. Kelompok terstruktur dalam konteks kelompok terorganisasi,
tidak wajib ada pemimpin tunggal dan pemimpinnya bersifat kolektif kolegial dan
lebih bersifat kolektif kolegial. Pemaknaan akan kelompok terstruktur yang
seperti ini dimaksudkan untuk mengeluarkan kelompok yang memang terbentuk
secara acak, tetapi juga sengaja dibuat cukup luas untuk mencakupi hampir semua
jenis kelompok yang lain;<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">Kelima, </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">manajemen kelompok</span></i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">. Walaupun kelompok dimaksud adalah terstruktur, namun d<span style="mso-font-width: 0%;">alam kerja-kerja untuk mewujudkan tujuan</span></span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> bersamanya</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> tidaklah “kaku”
sehingga bisa menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi. K</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">elompok yang
terorganisasi yang</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">terdiri dari </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">3
(<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih ini</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">,</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> selalu </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">melakukan kesepakatan</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> secara sadar</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> mulai dari
perencanaan, pengambilan keputusan</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">,</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> hingga pelaksanaan</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">
peran masing-masing</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">yang
disepakati</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;"> bersama, sehingga
menjadi kehendak bersama dalam bertindak mewujudkan tujuan bersama</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold; mso-font-width: 0%;">. Maksudnya,
substansi dari manajemen kelompok terorganisasi adalah adanya kesepakanan dan
adanya pembagian peran. </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Konsekuensinya, </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">peran dari anggotanya</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"> dan</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;"> keberlanjutan keanggotaannya maupun pengembangan
strukturnya tidak ditetapkan secara formal</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Poin penting dari rumusan delik yang
terdapat dalam Pasal 16 UUPTPPO adalah<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>sanksi yang akan diterapkan bagi setiap pelaku TPPO dalam kelompok yang
terorganisasi tersebut adalah sama dengan sanksi yang terdapat dalam Pasal 2
UUPTPPO ditambah 1/3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sepertiga</i>),
yaitu: dipidana penjara minimal 4 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">empat</i>)
tahun dan maksimal 20 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">dua puluh</i>)
tahun dan pidana<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>denda minimal
Rp.160.000.000,00 <i style="mso-bidi-font-style: normal;">seratus enam puluh juta
rupiah</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan maksimal
Rp.800.000.000,00 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">delapan ratus juta
rupiah</i>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Rumusan sanksi yang terdapat dalam
Pasal 16 UUPTPPO, pada dasarnya menjelaskan bahwa bahwa rumusan delik dari
Pasal 16 UUPTPPO tidak membedakan peran dan kualitas dari masing-masing pelaku
TPPO yang terdapat dalam suatu kelompok yang terorganisasi. Artinya, Pasal 16
UUPTPPO tidak menganut ajaran hukum pidana tentang</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> penyertaan (<i>deelneming</i>)</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">. Itu berarti, dalam penegakan hukum
kasus TPPO terkait dengan Pasal 16 UUPTPPO, keseluruhan dari masing-masing
pelaku TPPO yang terdapat dalam suatu kelompok yang terorganisasi, harus
dimaknai sama dengan </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">pengertian <i>dader </i>(pelaku</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"> tunggal</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">)</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Dengan demikian, dalam proses penegakan
hukum terkait Pasal 16 UUPTPPO, masing-masing dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih yang terdapat dalam suatu kelompok yang
terorganisasi, tidak boleh</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> yang satu dianggap sebagai pelaku utama</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">/pelaku materil</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> (<i>pleger</i>) </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">dari suatu tindak pidana/TPPO </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">dan </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">yang
lainnya adalah sebagai pelaku </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">yang
merencanakan (<i>m</i></span><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">astermind</span></i><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">)</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"> melakukan tindak pidana/TPPO atau yang lainnya </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">sebagai pelaku </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">yang turut </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">serta</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> (<i>medepleger</i>) </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">melakukan tindak pidana/TPPO.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 42.5pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Pasal 16 UUPTPPO juga tidak menghendaki
untuk dalam penegakan hukum bagi masing-masing dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih yang terdapat dalam suatu kelompok yang
terorganisasi, ada yang dianggap sebagai pelaku </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">yang merencanakan (<i>m</i></span><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">astermind</span></i><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">)</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"> melakukan tindak pidana/TPPO </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">atau yang satu dianggap
sebagai pelaku utama</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">/pelaku materil</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> (<i>pleger</i>)</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"> dan lainnya dikategorikan sebagai </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">pelaku </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">yang membantu</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">(</span><i><span lang="" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%; mso-highlight: white;">medeplichtige</span></i><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%; mso-highlight: white;">) melakukan </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">suatu tindak pidana/TPPO<span style="background: white; mso-highlight: white;">. </span>Bahkan, masing-masing
dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang atau lebih yang
terdapat dalam suatu kelompok yang terorganisasi,</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">tidak
dapat dipahami </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">sebagai
pelaku </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-font-width: 0%;">yang turut </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">serta</span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;"> (<i>medepleger</i>) </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">melakukan tindak pidana/TPPO atau
masing-masing dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang
atau lebih yang terdapat dalam suatu kelompok yang terorganisasi tidak boleh
dimaknai sebagai </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">pelaku
</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">dengan peran sebagai </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%;">pembantu </span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">(</span><i><span lang="" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-font-width: 0%; mso-highlight: white;">medeplichtige</span></i><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%; mso-highlight: white;">)
dalam suatu tindak pidana/TPPO.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN; mso-font-width: 0%;">Terkait dengan proses penegakan hukum
bagi suatu kelompok yang terorganisasi, Pasal 17 UUPTPPO mengamanatkan untuk
dikenakan p</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">emberatan pidana, jika TPPO sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 UUPTPPO, dilakukan terhadap anak.
Sesuai amanat Pasal 17 UUPTPPO, pemberatan pidananya adalah tambahan 1/3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sepertiga</i>) dari ancaman pidana yang
terdapat dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 UUPTPPO. <span style="mso-font-width: 0%;">Masing-masing dari 3 (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">tiga</i>) orang
atau lebih yang terdapat dalam suatu kelompok yang terorganisasi, juga </span>akan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dikenakan </span><strong><span lang="" style="color: black; font-size: 12pt; font-weight: normal;">sanksi </span></strong><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">sebagaimana amanat dari </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pasal
50 Ayat (4) UUPTPPO<strong><span style="font-weight: normal;">, yakni pidana
kurungan sebagai pengganti, jika </span></strong>tidak mampu membayar restitus</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">i.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;">Pada akhirnya, pemaknaan akan kelompok yang terorganisir
yang demikian, diharapkan dapat membuat Pasal 16 UUPTPPO menjadi memadai dan operasional
untuk diimplementasikan. Hal ini adalah penting karena sejak disahkan </span><span lang="" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">dan diundangkannya UUPTPPO dalam LN RI Tahun 2007 Nomor 58,
Tambahan LN RI Nomor 4720, pada tanggal 19 April 2007,</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: IN;"> Pasal 16 UUPTPPO ini tidak pernah dipergunakan oleh
penegak hukum untuk menjerat pelaku TPPO.<o:p></o:p></span></p><br /><p></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-48174281020325272252020-07-21T11:33:00.003+08:002020-09-07T10:41:10.658+08:00Pertanggungjawaban Pidana Orang Perseorangan dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt;">PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ORANG PERSEORANGAN DALAM TPPO</span></b><b><span style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Oleh: Paul SinlaEloE –
Aktivis PIAR NTT<o:p></o:p></span></b></p><p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><font face="trebuchet"><b><span>Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam </span></b><b><span lang="" style="mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><a href="http://www.nttonlinenow.com/new-2016/2020/07/20/pertanggungjawaban-pidana-orang-perseorangan-dalam-tppo/">http://www.nttonlinenow.com/new-2016/2020/07/20/pertanggungjawaban-pidana-orang-perseorangan-dalam-tppo/</a></span></b></font><b><span style="mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><font face="trebuchet">, pada
Senin, 20 Juli 2020</font><font face=""><o:p style="font-size: 10pt;"></o:p></font></span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 17.85pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Orang perseorangan merupakan istilah hukum
dalam </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Undang-Undang No</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">.</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">/</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">UUPTPPO</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">yang
dipergunakan oleh pengambil kebijakan untuk mengklaster salah satu kategori
subjek hukum atau pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang/TPPO (</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pasal 1 <i>Angka</i> 4 UUPTPPO</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">). Akan
tetapi, dalam UUPTPPO tidak dijelaskan apa atau siapa yang dimaksud dengan
orang perseorangan.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Secara sederhana, istilah “orang
perseorangan” dalam UUPTPPO, bisa diketahui maknanya dari kata “orang” yang
berarti “manusia” dan kata “perseorangan” yang merupakan kata benda untuk
menjelaskan perihal</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> orang secara pribad</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">i. Dengan demikian, istilah “orang perseorangan” dapat
dimaknai sebagai </span><span lang="" style="background: white; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">subjek hukum secara
kodrati atau secara alami </span><span style="background: white; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">dalam
hal ini adalah manusia atau </span><i><span lang="SV" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">natuurlijke</span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">persoon</span></i><span lang="" style="background: white; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">.</span><span style="background: white; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> Itu berarti, dalam konteks UUPTPPO
istilah “orang perseorangan” memiliki arti yang sama dengan istilah</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> “barang siapa</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">/</span><i><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">hij die</span></i><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">” </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">dalam KUHPidana.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Merujuk pada alur pikir diatas, maka sebagai
subyek hukum yang melakukan TPPO, istilah “orang perseorangan” dapat
didefinisikan sebagai setiap individu/perorangan yang secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama melakukan </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">semua unsur-unsur </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">delik terkait TPPO </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">sebagaimana
unsur-unsur tersebut dirumuskan di dalam </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">UUPTPPO.
Dengan definisi yang seperti ini, maka sebenarnya Penyelenggara Negara yang
melakukan TPPO adalah merupakan bagian dari pelaku TPPO yang berkategori orang
perseorangan. Perbedaannya hanya terletak pada kualitas pelaku, dimana yang
satunya merupakan Penyelenggara Negara dan satunya lagi adalah bukan
Penyelenggra Negara.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-WCeqAaHOJ88/XxZg1lbFmUI/AAAAAAAABek/NmWwYdIelFwGTPEXqiWcwovNY0ULolZcgCLcBGAsYHQ/s1830/Paul%2BSinlaEloE%2B-%2B01.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1830" data-original-width="1210" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-WCeqAaHOJ88/XxZg1lbFmUI/AAAAAAAABek/NmWwYdIelFwGTPEXqiWcwovNY0ULolZcgCLcBGAsYHQ/s320/Paul%2BSinlaEloE%2B-%2B01.jpg" /></a></div><p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Berpijak pada definisi
tentang orang perseorangan, maka tidaklah mengherankan apabila</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Paul SinlaEloE (2017:38) berpendapat bahwa </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">pelaku TPPO yang berkategori orang perseorangan</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> <span lang="">bisa meliputi </span></span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">setiap individu</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">, seperti: Aparat (Presiden, Anggota
Legislatif, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Lurah, RW, RT, TNI, Polisi, </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Jaksa, Hakim, </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Bidan, dan lain-lain), tokoh
masyarakat, mantan korban TPPO</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">,
</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">para perantara pengerah
tenaga kerja dan pengirim, perantara internasional, agen perjalanan, pejabat
yang korupsi (pejabat yang terkait dengan pengiriman tenaga kerja</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">). </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Bahkan</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">,</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">pelaku TPPO yang berkategori orang perseorangan ini</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> bisa </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">juga </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">berusia anak maupun orang terdekat
yang seharusnya melindungi, diantaranya adalah: orang tua, tetangga, pacar,
teman, suami/istri, kakak/adik, saudara dan sanak kerabat.</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Sebagai subjek hukum atau pelaku TPPO, maka
orang perseorangan dapat dituntut dan diminta pertanggungjawaban pidananya,
sebagai konsekuensi atas perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam hukum pidana,
p</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">ertanggungjawaban pidana (<i>criminal
responsibility</i></span><i><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></i><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">atau <i>teorekenbaardheid</i></span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">)</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> pada intinya</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">merupakan </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">suatu mekanisme</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> yang menjurus</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">pada pemidanaan pelaku tindak pidana </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">untuk menentukan apakah seorang </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">yang diduga sebagai pelaku tindak pidana (tersangka atau </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">terdakwa</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">)</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">mampu bertanggung jawab atas tindakan pidana yang
dilakukannya atau tidak.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pelaku TPPO dengan kategori orang perseorangan
dapat diminta pertanggungjawaban pidananya dan dituntut, apabila orang tersebut
adalah orang yang mampu bertanggung jawab.</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi (2012:250) berpendapat
bahwa kemampuan bertanggungjawab dari orang yang diduga sebagai pelaku tindak
pidana, harus didasarkan pada keadaan dan kemampuan “jiwa” (<i>geestelijke vermogens</i>) dan bukan keadaan
dan kemampuan “berfikir”. (<i>verstanddelijke
vermogens</i>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Menurut E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi
(2012:249), yang dimaksud dengan keadaan jiwa dari seorang yang diduga sebagai
pelaku tindak pidana yang mampu bertanggung jawab adalah berkaitan dengan
keadaan sadarnya yang meliputi: Pertama, tidak terganggu oleh penyakit
terus-menerus atau sementara (<i>temporair</i>);
Kedua, tidak cacat dalam pertumbuhan (gagu, idiot, <i>imbecile</i>, dan sebagainya); dan Ketiga, tidak terganggu karena
terejut, <i>hypnotisme</i>, amarah yang
meluap, pengaruh bawah sadar/<i>reflexe
bewenging</i>, melindur/<i>slaapwandel</i>,
mengigau karena demam/<i>koorts</i>, ngidam
dan lain sebagainya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Terkait dengan kemampuan jiwa, E. Y. Kanter
dan S. R. Sianturi (2012:249) menjelaskan bahwa seorang yang diduga sebagai
pelaku tindak pidana dan dianggap mampu bertanggung jawab, apabila: Pertama,
dapat menginsyafi hakekat dari tindakannya; Kedua, dapat menentukan kehendaknya
atas tindakan tersebut, apakah akan dilaksanakan atau tidak; dan Ketiga, dapat
mengetahui ketercelaan dari tindakan tersebut.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Sanksi bagi pelaku TPPO yang berkategori
orang perseorangan berdasarkan UUPTPPO adalah dipidana dengan </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">pidana penjara
minimal-maksimal dan denda minimal-maksimal</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> sebagaimana yang diatur dalam </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pasal 2, Pasal 3,
Pasal 4, pasal 5, Pasal 6, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11 dan Pasal 12</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> UUPTPPO, serta akan
dikenakan <strong><span style="font-weight: normal;">sanksi </span></strong>sebagaimana
amanat dari </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pasal 50 ayat (4) UUPTPPO</span><strong><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal;">, yakni pidana
kurungan sebagai pengganti, jika </span></strong><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">tidak
mampu membayar restitus</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">i.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Berdasarkan Pasal 7 Ayat (1) UUPTPPO, pelaku
TPPO yang berkategori orang perseorangan, akan diperberat pidananya jika
melakukan TPPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (2), Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5 dan Pasal 6 UUPTPPO, mengakibatkan korban menderita luka berat,
gangguan jiwa berat, penyakit menular lainnya yang membahayakan jiwanya,
kehamilan, atau terganggu atau hilangnya fungsi reproduksinya. Pemberatan
pidananya berupa tambahan 1/3 (<i>sepertiga</i>)
dari ancaman pidana yang terdapat dalam Pasal 2 Ayat (2), Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5, dan Pasal 6 UUPTPPO.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Jika TPPO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Ayat (2), Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6, mengakibatkan matinya korban,
maka berdasarkan Pasal 7 Ayat (2) UUPTPPO, pelaku TPPO yang berkategori orang
perseorangan akan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (<i>lima</i>) tahun dan paling lama penjara
seumur hidup dan pidana denda paling sedikit Rp.200.000.000,00 (<i>dua ratus juta rupiah</i>) dan paling banyak
Rp.5.000.000.000,00 (<i>lima milyar rupiah</i>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pemberatan pidana juga akan dikenakan bagi
pelaku TPPO yang berkategori orang perseorangan, jika TPPO sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 UUPTPPO, dilakukan terhadap anak (Pasal 17
UUPTPPO). Apabila TPPO yang dilakukan oleh pelaku TPPO yang berkategori orang
perseorangan telah memenuhi rumusan delik dari Pasal 17 UUPTPPO, maka sesuai amanat Pasal
17 UUPTPPO, pemberatan pidananya adalah tambahan 1/3 (<i>sepertiga</i>) dari ancaman pidana yang terdapat dalam Pasal 2, Pasal
3, dan Pasal 4 UUPTPPO.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Keseluruhan sanksi terhadap pelaku TPPO yang berkategori
orang perseorangan ini pada dasarnya sejalan dengan tujuan pokok dari pemidanaan atau penerapan
sanksi pidana yang diutarakan oleh Koeswadji (1995:12),<b> </b>yaitu: Pertama, untuk
mempertahankan ketertiban masyarakat (<i>dehandhaving
van de maatschappelijke orde</i>); Kedua, untuk memperbaiki kerugian yang
diderita oleh masyarakat sebagai akibat dari terjadinya kejahatan. (<i>het herstel van het doer de misdaad onstane
maatschappelijke nadeel</i>); Ketiga, untuk memperbaiki si penjahat (<i>verbetering vande dader</i>); Keempat, untuk
membinasakan si penjahat (<i>onschadelijk
maken van de misdadiger</i>); dan Kelima adalah untuk mencegah kejahatan (<i>tervoorkonning van de misdaad</i>).<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">Pada akhirnya, jika sanksi terhadap pelaku TPPO
yang berkategori orang perseorangan dapat diimplementasikan dengan benar dan
bijak, maka TPPO yang dilakukan oleh orang perseorangan dan telah menjadi </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">ancaman terhadap Masyarakat, Bangsa, dan Negara, serta </span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">merupakan ancaman </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">terhadap
norma-norma kehidupan yang dilandasi penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia</span><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">, dapat “diberantas”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 18pt;"> </span></b></p>
<p align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; text-align: center; text-autospace: none; text-indent: 31.65pt;"><b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 18pt;">Daftar Bacaan<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman", serif;">E. </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Y. Kanter dan S.</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;"> </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">R. Sianturi. <i>Asas-Asas hukum Pidana di
Indonesia dan Penerapannya, </i>Penerbit Storia Grafika, Jakarta, 2012.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-family: "times new roman", serif;">Koeswadji, <i>Perkembangan
Macam-macam Pidana Dalam Rangka Pembangunan Hukum Pidana</i>, Penerbit Citra
Aditya Bhakti, Bandung, 1995.</span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif;">Paul SinlaEloE, <i>Tindak Pidana Perdagangan
Orang</i>, Penerbit Setara Press, Malang, 2017.</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-add-space: auto; mso-layout-grid-align: none; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 11pt; text-align: left;">4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2007, Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.</span></p>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-8398870358047846522020-05-18T11:22:00.008+08:002022-01-18T19:47:20.123+08:00Percobaan Melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt;"><span lang="" style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">P</span><span style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">ERCOBAAN MELAKUKAN </span><span style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">T</span><span lang="" style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">INDAK
PIDANA</span><span lang="" style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;"> </span><span lang="" style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">PERDAGANGAN
ORANG</span><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PERCOBAAN%20MELAKUKAN%20TPPO%20-%20forblogspot.docx#_ftn1" style="line-height: 1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference" style="line-height: 1;"><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="color: red; font-size: 20pt; line-height: 1;">1)</span></b></span></a></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "cooper black", serif; font-size: 14pt; line-height: 1;">Oleh: Paul SinlaEloE</span><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PERCOBAAN%20MELAKUKAN%20TPPO%20-%20forblogspot.docx#_ftn2" style="line-height: 1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference" style="line-height: 1;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="color: red; font-size: 20pt; line-height: 1;">2)</span></b></span></a><span face="" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 1;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Satuan
Gugus Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Polres Kupang
Kota</span><span face="" style="line-height: 1;">,
kembali mengamankan 92 orang </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Calon Tenaga Kerja (</span><span face="" style="line-height: 1;">C</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">TK) dari </span><span face="" style="line-height: 1;">D</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">esa Rainawe
Namfalus</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kecamatan
Kobalima</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kabupaten
Malaka</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Pro</span><span face="" style="line-height: 1;">v</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">insi Nusa
Tenggara Timur (NTT)</span><span face="" style="line-height: 1;">. Para
C</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">TK
yang diamankan </span><span face="" style="line-height: 1;">pada s</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">enin</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> 24 Juli 2017</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> sekitar pukul
21.30 WITA</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">direncanakan
akan diberangkatkan menuju M</span><span face="" style="line-height: 1;">e</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">rauke</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Papua</span><span face="" style="line-height: 1;">, dengan menggunakan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kapal Laut (KM
Sirimau), </span><span face="" style="line-height: 1;">pada </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Selasa</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> 25</span><span face="" style="line-height: 1;"> Juli </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">2017</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">sekitar pukul 02.00</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">WITA.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">CTK yang terdiri
dari 67 orang laki-laki dan 25 orang perempuan ini, diamankan ketika sementara
berada di tempat “penampungan/transit”, yakni di rumahnya </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Zevanya
Bisilisin </span><span face="" style="line-height: 1;">yang
beralamat </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">di
RT 22</span><span face="" style="line-height: 1;">/</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">RW 05</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kelurahan Alak</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kecamatan Alak</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Kota Kupang</span><span face="" style="line-height: 1;">, Nusa Tenggara
Timur. CTK</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
asal Kabupaten Malaka ini </span><span face="" style="line-height: 1;">dibawa </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ke </span><span face="" style="line-height: 1;">Kota </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Kupang oleh Alfonius Fanus (32</span><span face="" style="line-height: 1;"> Tahun</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> asal Belu</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> yang </span><span face="" style="line-height: 1;">sudah sejak tahun
2007</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
bekerja di Kabupaten Jayapura. Mereka tiba di Alak pada Senin</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> 24 Juli 2017</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> sekitar pukul
06.00 WITA</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">dengan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">menumpang </span><span face="" style="line-height: 1;">4 (<i style="line-height: 1;">empat</i>) </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">unit Bus.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Para CTK i</span><span face="" style="line-height: 1;">ni</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> berhasil
diamankan</span><span face="" style="line-height: 1;"> oleh
pihak kepolisian</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> karena adanya informasi dari </span><span face="" style="line-height: 1;">warga setempat,
setelah berkoordinasi dengan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> lembaga Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(</span><span face="" style="line-height: 1;">PIAR NTT</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">Ketika diamankan, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">mereka </span><span face="" style="line-height: 1;">(para CTK dan
Alfons Fanus) </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">t</span><span face="" style="line-height: 1;">idak dapat</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> menunjukkan
dokumen keberangkatan termasuk dokumen terkait dengan ketenagakerjaan lainnya.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Dari 92 CTK yang
akan diberangkatkan, terdapat 11 orang yang berusia anak dengan perincian 9
anak laki-laki dan 2 orang berjenis kelamin perempuan. Selain itu, terdapat
juga 2 orang balita laki-laki dan seorang balita perempuan. Kesemua CTK </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang</span><span face="" style="line-height: 1;"> direkrut oleh
Alfons Fanus</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
ini</span><span face="" style="line-height: 1;">,
dijanjikan akan dipekerjakan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">di PT. AMS yang bergerak di bidang perkebunan
kelapa sawit. </span><span face="" style="line-height: 1;">Mereka
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">diimingi
gaji per hari sejumlah Rp</span><span face="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">106 ribu</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dengan waktu
kerja pukul 06.15 WITA hingga pukul 14.00 WITA</span><span face="" style="line-height: 1;">.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Perbuatan </span><span face="" style="line-height: 1;">dari Alfons Fanus</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" style="line-height: 1;"> diduga masuk
dalam kategori percobaan melakukan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">TPPO. Dalam </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007,
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">(UUPTPPO), pengaturan terkait </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">percobaan
melakukan TPPO </span><span face="" style="line-height: 1;">terdapat
dalam Pasal 10 yang mengamanatkan bahwa: “</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Setiap orang
yang membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6</span></i><span face="" style="line-height: 1;">”</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Walaupun dalam
bagian penjelsan Pasal 10 UUPTPPO </span><span face="" style="line-height: 1;">hanya </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tertulis “cukup jelas”, namun penting untuk
dipahami bahwa percobaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pada ketentuan ini tidak hanya berlaku untuk Pasal
2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 dari UUPTPPO saja, tetapi berlaku
juga terhadap seluruh pasal terkait dengan TPPO yang terdapat dalam </span><span face="" style="line-height: 1;">B</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ab II dan </span><span face="" style="line-height: 1;">B</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ab III UUPTPPO,
</span><span face="" style="line-height: 1;">kecuali
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pasal-pasal
</span><span face="" style="line-height: 1;">dari
UUPTPPO </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang
tidak merumuskan tindak pidana secara konkrit.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Materi dari
Pasal 10 UUPTPPO, pada dasarnya tidak memposisikan secara sama antara </span><span face="" style="line-height: 1;">pelaku yang
melakukan tindakan yang memenuhi unsur TPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dengan pelaku </span><span face="" style="line-height: 1;">TPPO </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang
berkategori membantu melakukan (<i style="line-height: 1;">medeplichtigheid</i>), termasuk juga tidak
menyamakan dengan pelaku yang melakukan percobaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">TPPO ataupun
sebaliknya. Selain itu, harus diingat juga bahwa Pasal 10 UUPTPPO tidaklah
dibentuk untuk menyamakan antara TPPO selesai/sempurna dengan tindak percobaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">melakukan TPPO.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Secara
substansi, Pasal 10 UUPTPPO hanya menyamakan beban pertanggungjawaban pidana
antara setiap orang yang berkualitas sebagai pihak yang membantu melakukan TPPO
dan pihak yang melakukan percobaan TPPO, dengan setiap orang </span><span face="" style="line-height: 1;">yang
melakukan tindakan yang memenuhi unsur TPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">. Buktinya,
bisa dilihat dari </span><span face="" style="line-height: 1;">sisi
ancaman pidannya</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> yang</span><span face="" style="line-height: 1;"> menyamakan antara perbuatan selesai (tindak pidana yang
telah sempurna)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" style="line-height: 1;"> dengan</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">percobaan untuk melakukan tindak pidana.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Hal ini
menunjukkan keinginan atau semangat dari para perumus untuk</span><span face="" style="line-height: 1;"> memberantas TPPO
seawal mungkin</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" style="line-height: 1;"> sebelum terjadi
TPPO, sebagaimana maksud dari Pasal 56 UUPTPPO.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Pada </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tataran
praktek, Pasal 10 UUPTPPO ini jarang dipergunakan oleh para Penegak Hukum untuk
menindak pihak terduga dalam peristiwa</span><span face="" style="line-height: 1;"> percobaan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">melakukan TPPO. </span><span face="" style="line-height: 1;">Penegak Hukum</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> lebih sering
menggunakan</span><span face="" style="line-height: 1;"> Pasal
53 </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ayat
</span><span face="" style="line-height: 1;">(1) </span><span face="" lang="" style="letter-spacing: -0.15pt; line-height: 1;">KUHP</span><span face="" style="letter-spacing: -0.15pt; line-height: 1;">idana</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, untuk menjerat setiap orang dalam kasus percobaan
melakukan TPPO dengan alasan lebih memiliki kepastian hukum. Alasan lainnya
adalah Pasal 10 UUPTPPO beserta poin penjelasannya tidak menguraikan</span><span face="" style="line-height: 1;"> apakah percobaan
untuk melakukan TPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" style="line-height: 1;"> masuk dalam kualifikasi delik berupa kejahatan atau
pelanggaran.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Kualifikasi
delik ini menjadi penting </span><span face="" style="line-height: 1;">dalam hukum pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">karena
konsekuensi hukum dari perbuatan yang berkualifikasi percobaan melakukan
kejahatan, berbeda dengan tindakan yang masuk dalam kategori percobaan
melakukan pelanggaran. Pada kategori percobaan </span><span face="" style="line-height: 1;">melakukan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tindak pidana </span><span face="" style="line-height: 1;">yang
berkualifikasi pelanggaran adalah tidak dipidana (Pasal 54 KUHPidana)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">. S</span><span face="" style="line-height: 1;">edangkan</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">yang dapat diancam
pidana adalah percobaan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">melakukan </span><span face="" style="line-height: 1;">tindak pidana yang berkualifikasi kejahatan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">.</span></font></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"></font></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><font size="4"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-AcNivlBgRl8/XsOVyasVXzI/AAAAAAAABbM/LHbjomcFz_4m2DpYgqQTfeafGwue-IaZwCK4BGAsYHg/paulsinlaeloe.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="604" data-original-width="534" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-AcNivlBgRl8/XsOVyasVXzI/AAAAAAAABbM/LHbjomcFz_4m2DpYgqQTfeafGwue-IaZwCK4BGAsYHg/w354-h400/paulsinlaeloe.jpg" width="354" /></a></font></div><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">D</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">alam ilmu hukum
pidana, akibat hukum </span><span face="" style="line-height: 1;">yang
berbeda </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dari
pembedaan </span><span face="" style="line-height: 1;">antara
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">kejahatan/</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">misdrijven</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dan
pelanggaran/<i style="line-height: 1;">overtredingen<span style="background: white; line-height: 1;">
</span></i>bukan hanya pada masalah percobaan dan pembantuan</span><span face="" style="line-height: 1;"> saja</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, tetapi juga
pada masalah lain </span><span face="" style="line-height: 1;">diantaranya</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dalam hal</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">daluwarsa</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">dimana kewenangan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">penuntutan </span><span face="" style="line-height: 1;">untuk tindak
kejahatan lebih lama dari tindak pelanggaran. Selain itu, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">berlakunya asas
nasional aktif</span><span face="" style="line-height: 1;"> hanya
untuk </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">kejahatan/</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">misdrijven</span></i><span face="" style="line-height: 1;">, tidak untuk </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelanggaran/<i style="line-height: 1;">overtredinge</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">. </span></i><span face="" style="line-height: 1;">Bahkan, dalam konteks </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">perbarengan</span><span face="" style="line-height: 1;"> perbuatan (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">concursus</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"> realis</span></i><span face="" style="line-height: 1;">), terdapat juga perbedaan dalam </span><span face="" style="line-height: 1;">mekanisme penjatuhan pidana untuk kejahatan dan
pelanggaran.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Kalau dicermati
</span><span face="" style="line-height: 1;">UUPTPPO
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dengan
cerdas, sebenarnya pihak Penegak Hukum tidak perlu ragu untuk menjerat setiap
orang dalam kasus percobaan melakukan TPPO dengan mempergunakan Pasal 10
UUPTPPO. Sebab, telah ditegaskan dalam </span><span face="" style="line-height: 1;">alenia 9 (<i style="line-height: 1;">sembilan</i>) pada </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">bagian
penjelasan umum dari UUPTPPO bahwa TPPO merupakan </span><span face="" style="line-height: 1;">tindak </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">kejahatan/</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">misdrijven</span></i><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">dan bukan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelanggaran/<i style="line-height: 1;">overtredingen</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">.</span></i><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">P</span></b><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">ercobaan Melakukan
Tindak Pidana</span></b><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Beserta Syaratnya</span></b><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Percobaan
merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan, namun pada akhirnya tidak atau
belum tercapai</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Wirjono Prodjodikoro</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">2008:106)</span><span face="" style="line-height: 1;">. Istilah
percobaan ini pada perkembangannya pada lingkup ilmu hukum pidana, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dimaknai secara
sama </span><span face="" style="line-height: 1;">substansinya
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dengan
</span><span face="" style="line-height: 1;">i</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">stilah <i style="line-height: 1;">poging</i>
yang berasal dari bahasa Belanda</span><span face="" style="line-height: 1;">, yang berarti </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">percobaan
melakukan tindak pidana</span><span face="" style="line-height: 1;">.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Istilah <i style="line-height: 1;">poging</i>
</span><span face="" style="line-height: 1;">atau kalimat
p</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ercobaan
melakukan tindak pidana</span><span face="" style="line-height: 1;"> ini
dipergunakan dalam ilmu hukum pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">untuk menjelaskan suatu peristiwa
pidana (kejahatan/</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">misdrijven</span></i><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">maupun </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelanggaran/<i style="line-height: 1;">overtredingen</i>),
dimana adanya niat dari pelaku untuk melakukan suatu tindak pidana dan permulaan
pelaksanaan dari tindak pidana tersebut telah dilakukan, akan tetapi tindak
pidana dimaksud tidak selesai pelaksanaannya karena kehendak </span><span face="" style="line-height: 1;">dari luar </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelaku.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Ilmu hukum pidana
mengajarkan bahwa tidak semua percobaan melakukan tindak pidana (<i style="line-height: 1;">poging</i>) yang dilakukan oleh setiap
orang, dapat dipidana. Percobaan melakukan tindak pidana dengan kualifikasi
pelanggaran (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">overtredingen</span></i><span face="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" style="line-height: 1;">, tidak dipidana.
Hanya p</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ercobaan
melakukan tindak pidana (termasuk TPPO) yang berkualifikasi kejahatan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">misdrijven</i>) saja yang dapat dipidana. Itupun menurut </span><span face="" style="line-height: 1;">R. </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Soesilo</span><span face="" style="line-height: 1;">
(1995:69), harus</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> memenuhi
syarat-syarat, sebagai berikut: </span><span face="" style="line-height: 1;">Syarat p</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ertama</span><span face="" style="line-height: 1;"> adalah</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">adanya </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">niat (<i style="line-height: 1;">voornemen</i>). </span><span face="" style="line-height: 1;">Menurut </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Moeljatno</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">1983:18)</span><span face="" style="line-height: 1;">, n</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">iat </span><span face="" style="line-height: 1;">merupakan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> sikap batin
seseorang yang memberikan arah kepada apa yang akan diperbuatnya</span><span face="" style="line-height: 1;">.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Pengertian niat
yang disampaikan oleh Moeljatno ini masih dalam tataran gramatikal dan belum
bermakna apapun dari aspek hukum. Menurut Adami Chazawi (2005:362), suatu niat
baru bermakna hukum dan menjadi hal yang harus dipertimbangkan sebagai syarat
dalam tindak pidana percobaan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">poging</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, jika niat
dalam pengertian tata bahasa telah dihubungkan dengan suatu rumusan tindak
pidana, atau setidaknya dipadukan dengan syarat untuk dapat dipidananya
melakukan percobaan kejahatan.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Sederhannya,
niat dalam konteks percobaan melakukan tindak pidana baru bisa ditemukan makna
hukumnya, setelah dicari hubungannya dengan kalimat sebelumnya (melakukan
kejahatan dipidana) dan kalimat sesudahnya (telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan) dari rumusan suatu delik.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Niat dalam
konteks percobaan melakukan tindak pidana, oleh kebanyakan pakar hukum pidana
dipandang memiliki pemaknaan yang sama dengan kehendak atau maksud atau
kesengajaan (baik itu kesengajaan sebagai maksud atau tujuan; kesengajaan
sebagai kepastian; </span><span face="" style="line-height: 1;">maupun</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> kesengajaan
sebagai kemungkinan) dan hanya terjadi terhadap setiap tindak pidana yang unsur
subyektifnya dapat ditandai dengan kata-kata “dengan maksud” atau “dengan
sengaja”. Hal ini disebabkan karena para pakar dimaksud selalu berpedoman dan
berpegang teguh pada penjelasan KUHPidana Belanda atau yang lebih dikenal
dengan <i style="line-height: 1;">Memori Van Toelichting</i>.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Berbeda dengan
para ahli lainnya, Moeljatno (1985:21-22) berpendapat bahwa jika niat disamakan
dengan kesengajaan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">dolus</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, maka niat
tersebut hanya merupakan kesengajaan sebagai maksud/tujuan dan bukan
kesengajaan sebagai kepastian ataupun kesengajaan sebagai kemungkinan.
Alasannya adalah niat secara potensial bisa berubah menjadi kesengajaan apabila
sudah di tunaikan menjadi perbuatan yang dituju. Artinya, semua perbuatan yang
diperlukan dalam kejahatan telah dilakukan, tetapi akibat yang dilarang tidak
timbul.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Moeljatno
(1985:22) juga menjelaskan bahwa kalau belum semua niat ditunaikan menjadi
perbuatan, maka niat masih ada dan merupakan sifat batin yang memberi arah
kepada tindak percobaan/<i style="line-height: 1;">poging.</i> Oleh karena niat tidak sama dan tidak
bisa disamakan dengan kesengajaan, maka isinya niat jangan diambil dari sisi
kejahatannya dan karenanya diperlukan pembuktian tersendiri bahwa isinya niat
yang tertentu sudah ada sejak niat tersebut belum diwujudkan menjadi perbuatan
(Moeljatno, 1985:22).</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Dalam konteks
penegakan hukum terkait dengan kasus TPPO, idealnya niat ini dipahami dalam
arti yang luas dan mencakup kesengajaan sebagai maksud atau tujuan, kesengajaan
sebagai kepastian dan kesengajaan sebagai kemungkinan. Dasar pikirnya adalah
selain sesuai dengan banyak yurisprudensi yang ada, pemaknaan niat secara luas
akan lebih menjamin tidak akan lolosnya pelaku TPPO dari jeratan hukum.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Syarat </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Kedua </span><span face="" style="line-height: 1;">ialah adanya </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">permualaan
pelaksanaan (<i style="line-height: 1;">begin van uitvoering</i>). Permulaan pelaksanaan merupakan
syarat yang sangat penting diketahui untuk menentukan apakah telah terjadi
suatu percobaan melakukan tindak pidana/kejahatan atau belum. </span><span face="" style="line-height: 1;">Karena, dalam
pandangan hukum pidana niat saja tidak cukup
untuk menuntut seseorang mempertangungjawabkan atas tercelanya sikap
batin pelaku. Secara faktual, niat yang belum diimplementasikan dalam suatu
bentuk perbuatan belum ada keberbahayaan terhadap kepentingan hukum yang
dilindungi oleh Undang-Undang.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Dalam proses
penegakan hukum, permulaan</span><span face="" style="line-height: 1;"> pelaksanaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">uitvoeringshandeling</i>)<i style="line-height: 1;"> </i>harus
</span><span face="" style="line-height: 1;">dibedakan
dari perbuatan persiapan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">voorbereidingshandeling</i>)</span><span face="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Karena yang
dapat dipidana </span><span face="" style="line-height: 1;">menurut
UUPTPPO, KUHPidana maupun produk hukum pidaana lainnya, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">hanyalah
permulaan</span><span face="" style="line-height: 1;">
pelaksanaan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">uitvoeringshandeling</i>).
Sedangkan</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> j</span><span face="" style="line-height: 1;">ika masih
merupakan perbuatan persiapan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">voorbereidingshandeling</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">untuk mulai
berbuat,</span><span face="" style="line-height: 1;"> tidak
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dapat
</span><span face="" style="line-height: 1;">dipidana.
Untuk membedakannya, Secara sederhana, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">permulaan</span><span face="" style="line-height: 1;"> pelaksanaan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">uitvoeringshandeling</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">dapat dibedakan dari
suatu perbuatan persiapan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">voorbereidingshandeling</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">berdasarkan proses
atau tata urutan suatu peristiwa pidana.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">R. Soesilo
(1995:69-70), menjelaskan bahwa suatu perbuatan sudah boleh dikatakan sebagai
permulaan pelaksanaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">uitvoeringshandeling</i>), apabila pelaku telah
mulai melakukan suatu anasir atau elemen dari peristiwa pidana. Jika pelaku
belum memulai dengan melakukan suatu anasir atau elemen ini, maka perbuatannya
itu masih harus dipandang sebagai perbuatan persiapan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">voorbereidingshandeling</i>)</span><span face="" style="line-height: 1;">.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Permulaan
pelaksanaan pada dasarnya merupakan permulaan pelaksanaan dari kejahatan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang dilakukan
pelaku sejalan dengan niatnya, bukan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">permulaan pelaksanaan dari niat</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">P.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">A.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">F. Lamintang</span><span face="" style="line-height: 1;">, 2013:564)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">. </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Menurut
Moeljatno (1985:28-29), yang harus diperhatikan dalam menentukan adanya
permulaan pelaksanaan dalam delik percobaan, yaitu sifat atau inti dari delik</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">bestanddeel delict</span></i><span face="" style="background: white; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> percobaan dan
sifat atau inti dari delik</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">bestanddeel delict</span></i><span face="" style="background: white; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> pada umumnya.
Karenanya, </span><span face="" style="line-height: 1;">permulaan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> pelaksanaan
dalam delik percobaan harus memenuhi 3 (<i style="line-height: 1;">tiga</i>) syarat, yaitu: (1). Secara
Obyektif, apa yang telah dilakukan pelaku harus mendekatkan kepada
delik/kejahatan yang dituju atau dengan kata lain, harus mengandung potensi
untuk mewujudkan delik tersebut; (2). Secara Subyektif (dipandang dari sudut
niat</span><span face="" style="line-height: 1;">
pelaku</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">),
harus tidak ada keraguan lagi bahwa yang telah dilakukan oleh pelaku itu
ditujukan atau diarahkan pada delik/kejahatan yang tertentu tadi; (3). Bahwa
apa yang telah dilakukan oleh pelaku itu merupakan perbuatan yang bersifat
melawan hukum.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Syarat </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Ketiga</span><span face="" style="line-height: 1;"> adalah </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelaksanaan
kejahatan </span><span face="" style="line-height: 1;">tidak
selesai bukan karena kehendak pelaku sendiri. </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Salah satu poin
</span><span face="" style="line-height: 1;">esensial</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dari syarat
ketiga ini adalah terkait dengan pelaksanaan kejahatan yang tidak selesai.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Indi</span><span face="" style="line-height: 1;">k</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ator</span><span face="" style="line-height: 1;"> dari </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelaksanaan
kejahatan yang tidak selesai</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> bertumpu pada belum selesainya kejahatan yang
dituju.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Adami Chazawi
(2005:368), menjelaskan bahwa syarat terkait dengan pelaksanaan kejahatan yang
tidak selesai </span><span face="" style="line-height: 1;">pada</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> tindak pidana
formil</span><span face="" style="line-height: 1;">,
berbeda</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
dengan </span><span face="" style="line-height: 1;">sayarat
pada </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tindak
pidana materil.</span><span face="" style="line-height: 1;"> D</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">alam tindak
pidana formil, indikator selesainya semata-mata pada penyelesaian perbuatan
yang menjadi unsur tindak pidana. Bila perbuatan yang dilarang telah selesai
dilakukan, maka selesailah tindak pidana formil dan bila tidak terselesaikan
perbuatan ini, maka disebut pelaksanaan kejahatan tidak selesai.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Berlainan
dengan pelaksanaan kejahatan yang tidak selesai pada tindak pidana formil,
selesainya suatu tindak pidana materil adalah diisyaratkan timbulnya akibat
dari wujud perbuatan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Adami Chazawi</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">2005:368).
Artinya, indikator dari pelaksanaan selesai dan tidak selesai dalam suatu
tindak pidana materil, harus berpatokan pada akibat perbuatan dan bukan pada
wujud perbuatan. Pelaksanaan selesai dalam arti kejahatan telah sempurna pada
tindak pidana materil, apabila dari wujud perbuatan yang dilakukan telah
menimbulkan akibat yang terlarang.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Poin penting
lainnya yang menjadi titik berat pada syarat ketiga untuk dapat dipidananya
percobaan melakukan tindak pidana yang berkualifikasi kejahatan ialah tidak
selesainya pelaksanaan kejahatan, disebabkan oleh hal diluar kehendak pelaku.
Artinya</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> apabila tidak
selesainya pelaksanaan suatu TPPO disebabkan oleh kehendak dari pelaku, maka </span><span face="" style="line-height: 1;">secara </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">a contrario</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">(p</span><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">enafsiran hukum secara terbalik</span><span face="" style="background: white; line-height: 1;">/kebalikan</span><span face="" style="line-height: 1;">) </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelaku </span><span face="" style="line-height: 1;">harus </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tidak dipidana. Karenanya, memastikan apakah memang
benar tidak selesainya perbuatan yang dikehendaki itu berasal dari kehendak
pelaku dengan sukarela atau karena ke</span><span face="" style="line-height: 1;">hendak </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dari luar pelaku adalah hal yang sangat penting.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Menurut E.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Y. Kanter dan
S.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">R. Sianturi
(2012:324-325), yang dimaksud </span><span face="" style="line-height: 1;">dengan kehendak </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dari luar pelaku adalah setiap
keadaan baik badaniah (fisik) maupun rohaniah (psikis) yang dat</span><span face="" style="line-height: 1;">a</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ng dari luar
yang menghalang atau menyebabkan tidak sempurna terselesaikan suatu kejahatan.
Konkritnya, Barda Nawawi Arief (1984:15), menguraikan bahwa tidak selesainya
pelaksanaan kejahatan yang dituju bukan karena kehendak sendiri, dapat terjadi
dalam hal-hal sebagai berikut: (1). Adanya penghalang fisik; (2). Walaupun
tidak ada penghalang fisik, tetapi tidak selesainya itu disebabkan karena akan
adanya penghalang fisik; </span><span face="" style="line-height: 1;">dan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(3). Adanya
penghalang yang disebabkan oleh faktor-faktor/keadaan-keadaan khusus pada objek
yang menjadi sasaran.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Terkait dengan syarat
ketiga dari tindak percobaan, yakni: “</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">pelaksanaan
kejahatan </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">tidak selesai
bukan karena kehendak pelaku sendiri</span></i><span face="" style="line-height: 1;">”, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Barda Nawawi Arief (1984:</span><span face="" style="line-height: 1;">28</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">berpendapat bahwa kehendak
sendiri adalah pengunduran diri secara suka rela yang dapat saja dilakukan
karena takut berdosa, rasa kasihan pada korban, takut masuk penjara dan
lain-lain. Menurut </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Barda Nawawi Arief (1984:</span><span face="" style="line-height: 1;">28</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">terdapat 2 (<i style="line-height: 1;">dua</i>) teori yang menjelaskan tentang
tidak selesainya perbuatan karena kehendak sendiri. Pertama, pengunduran diri
secara sukarela (<i style="line-height: 1;">rucktritt</i>), yaitu
tidak menyelesaikan perbuatan pelaksanaan yang diperlukan untuk delik yang bersangkutan.
Kedua, Tindakan penyesalan (<i style="line-height: 1;">tatiger reue</i>), yaitu meskipun perbuatan
pelaksanaan sudah diselesaikan, tetapi dengan sukarela menghalau timbulnya
akibat mutlak untuk delik tersebut.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Mengacu pada
ketiga syarat terkait <i style="line-height: 1;">poging</i> atau
percobaan melakukan tindak pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang berkualifikasi kejahatan</span><span face="" style="line-height: 1;">, yakni: adanya
niat, adanya permulaan pelaksanaan dan bukan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> Karena </span><span face="" style="line-height: 1;">k</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ehendak </span><span face="" style="line-height: 1;">pelaku sendiri, maka
dapat dipastikan bahwa: Pertama, percobaan melakukan tindak pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang
berkualifikasi kejahatan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">poging</i>)</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tidak dapat
terjadi pada tindak pidana pasif (<i style="line-height: 1;">deli</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">k</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> ommsionis</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;">), sebab tindak pidana <i style="line-height: 1;">ommisionis</i> unsur perbuatannya adalah berupa tidak berbuat, yang
dengan tidak berbuat itu</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">melanggar suatu kewajiban hukumnya. Sedangkan
pada </span><span face="" style="line-height: 1;">percobaan
melakukan tindak pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang berkualifikasi kejahatan</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> harus ada permulaan pelaksanaan yang <i style="line-height: 1;">in casu</i> harus berbuat.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Kedua, percobaan melakukan tindak pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang
berkualifikasi kejahatan</span><span face="" style="line-height: 1;"> (<i style="line-height: 1;">poging</i>)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> yang dapat dipidana hanya pada tindak pidana kesengajaan
(<i style="line-height: 1;">dolus</i>) dan tidak mungkin pada tindak
pidana kealpaanan (<i style="line-height: 1;">culpa</i>). Karena
isitilah niat adalah artinya kesengajaan, yang mengenai tindak pidananya
disadari dan atau dikehendaki. Sedangkan kealpaan adalah sikap bathin yang
ceroboh</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tidak berhati-hati atau tidak memiliki dan menggunakan
pemikiran yang cukup baik mengenai perbuatannya amupun akibatnya, sehingga
melahirkan suatu tindak pidana <i style="line-height: 1;">culpa</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">.</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4">Dasar Pemidanaan
Poging dalam UUPTPPO<o:p></o:p></font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Pada dasarnya s</span><span face="" style="line-height: 1;">etiap</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">orang akan
dipidana karena melakukan TPPO, jika melakukan perbuatan yang memenuhi </span><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">semua unsur</span><span face="" style="background: white; line-height: 1;"> dari suatu rumusan
delik yang terdapat dalam </span><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">undang-undang</span><span face="" style="background: white; line-height: 1;">. </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">itu dipidana
karena melakukan suatu tindak pidana atau delik. Walaupun demikian, terdapat
pengecualian terkait dengan percobaan melakukan </span><span face="" style="line-height: 1;">TPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> karena
memiliki sifat yang berbeda.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Ada 3 (<i style="line-height: 1;">tiga</i>) teori yang menjelaskan mengapa
suatu percobaan melakukan tindak pidana yang berkualifikasi kejahatan (termasuk
TPPO), walaupun perbuatannya tidak selesai dilakukan karena ada faktor </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dari luar
kehendak pelaku</span><span face="" style="line-height: 1;">,
namun pelakunya harus dipidana. Ketiga teori tersebut adalah: Pertama, </span><span face="" style="line-height: 1;">teori </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">subjektif</span><span face="" style="line-height: 1;">
yang penekanannya pada pelaku atau subjek yang melakukan percobaan tindak
pidana,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dan oleh karena itulah </span><span face="" style="line-height: 1;">teori ini disebut sebagai teori</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> subjektif</span><span face="" style="line-height: 1;">. Menurut </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">P.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">A.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">F. Lamintang</span><span face="" style="line-height: 1;"> (2013:557), </span><span face="" style="line-height: 1;">teori subjektif mengajarkan bahwa</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> seseorang yang melakukan suatu percobaan untuk melakukan
suatu kejahatan itu pantas dihukum, oleh karena orang tersebut telah
menunjukkan perilaku yang tidak bermoral, yang bersi</span><span face="" style="line-height: 1;">f</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">at</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">jahat ataupun yang bersifat berbahaya</span><span face="" style="line-height: 1;">. Teori
subjektif yang mengajarkan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> dasar patut dipidananya percobaan terletak pada sikap batin atau watak
yang berbahaya dari </span><span face="" style="line-height: 1;">pelaku</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Kedua, teori
objektif yang menjelaskan bahwa </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dasar patut dipidananya percobaan</span><span face="" style="line-height: 1;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> terletak pada sifat berbahayanya perbuatan yang dilakukan oleh </span><span face="" style="line-height: 1;">pelaku.
Teori objektif ini menjadikan</span><span face="" style="line-height: 1;">
perbuatan atau </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tindakan dari si pelaku
sebagai dasar </span><span face="" style="line-height: 1;">argumennya</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, dan oleh karena itu paham mereka juga disebut sebagai
paham objektif.</span><span face="" style="line-height: 1;"> Teori objektif
mengajarkan bahwa </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">seseorang yang melakukan
suatu percobaan untuk melakukan suatu kejahatan itu dapat dihukum oleh karena
tindakan-tindakannya bersifat<span style="background: rgb(241, 240, 240); line-height: 1;"> </span>membahayakan
kepentingan-kepentingan h</span><span face="" style="line-height: 1;">u</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">kum</span><span face="" style="line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">P.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">A.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">F. Lamintang</span><span face="" style="line-height: 1;">, 2013:557)</span><span face="" style="line-height: 1;">. </span><span face="" style="line-height: 1;">Teori objektif ini terbagi dalam
2 (<i style="line-height: 1;">dua</i>) aliran pemikiran, yakni: </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">teori obyektif-formil</span><span face="" style="line-height: 1;">, y</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ang menitik beratkan sifat
berbahayanya perbuatan itu terhadap tata h</span><span face="" style="line-height: 1;">u</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">kum</span><span face="" style="line-height: 1;"> dan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">teori
obyektif-materiil</span><span face="" style="line-height: 1;"> dengan titik beratnya pada</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> sifat berbahayanya perbuatan itu terhadap kepentingan hukum.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Ketiga, teori
campuran</span><span face="" style="line-height: 1;">. Menurut </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Barda
Nawawi Arief (1984:</span><span face="" style="line-height: 1;">3</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" style="line-height: 1;">, </span><span face="" style="line-height: 1;">t</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">eori</span><span face="" style="line-height: 1;"> campuran</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> ini melihat dasar patut
dipidananya percobaan dari </span><span face="" style="line-height: 1;">2 (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dua</span></i><span face="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> segi, yaitu: niat untuk melakukan kejahatan tertentu</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">segi sub</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">j</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif</span></i><span face="" lang="" style="line-height: 1;">) dan kejahatan tersebut telah mulai dilaksanakan
tetapi tidak selesai</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">segi obyektif</i>)<i style="line-height: 1;">.</i></span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">Artinya,
dalam teori campuran tidak diperkenankan untuk memilih</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> salah satu diantara teori ob</span><span face="" style="line-height: 1;">j</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif dan teori sub</span><span face="" style="line-height: 1;">j</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif</span><span face="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">Alasannya, </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">apabila teori ob</span><span face="" style="line-height: 1;">j</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif dan teori sub</span><span face="" style="line-height: 1;">j</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif dipakai secara murni akan
membawa kepada ketidak</span><span face="" style="line-height: 1;">adilan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">karena </span><span face="" style="line-height: 1;">akan
menyalahi 2 (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dua</span></i><span face="" style="line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> inti dari delik percobaan itu</span><span face="" style="line-height: 1;"> sendiri.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Walaupun
argumen yang dibangun oleh teori </span><span face="" style="line-height: 1;">campuran ini jelas secara pengetahuan dan bisa
diterima oleh akal, namun pada tatataran praktek teori campuran ini belum
operasional untuk diterapkan sebagai dasar pemidanaan bagi setiap orang yang
melakukan percobaan untuk melakukan melakukan TPPO sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 10 UUPTPPO. Hal ini disebabkan karena konstruksi delik dalam UUPTPPO,
masih difokuskan untuk mempidanakan perbuatan/tindakan (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">teori ob</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">j</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif</span></i><span face="" style="line-height: 1;">) atau
menghukum pelaku (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">teori subjektif</span></i><span face="" style="line-height: 1;">) dan
tidak dirancang untuk mempidanakan perbuatan/tindakan (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">teori ob</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">j</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">ektif</span></i><span face="" style="line-height: 1;">) serta
menghukum pelaku (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">teori subjektif</span></i><span face="" style="line-height: 1;">) secara sekaligus.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;">Poging </span></b><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Bukan Merupakan
Delik yang Berdiri Sendiri</span></b><b style="line-height: 1;"><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></b></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Dihadirkannya
pasal terkait percobaan melakukan tindak pidana/TPPO dalam UUPTPPO adalah
sangat penting karena </span><span face="" style="line-height: 1;">sifat berbahayanya TPPO </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">terhadap kepentingan hukum</span><span face="" style="line-height: 1;">. Bahkan, TPPO juga bisa dikategorikan sebagai
kejahatan luar biasa (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="background: white; line-height: 1;">extraordinary crime</span></i><span face="" style="line-height: 1;">) karena
TPPO merupakan kejahatan yang bersifat transnasional terorganisasi dan didukung
teknologi modern di bidang komunikasi dan informatika. Selain itu, TPPO juga adalah kejahatan
tercela yang sangat merendahkan harkat dan martabat manusia sehingga sangat
dikutuk oleh masyarakat baik nasional maupun internasional.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Secara konseptual,
kehadiran pasal terkait percobaan melakukan tindak pidana/TPPO dalam UUPTPPO
dimaksudkan untuk </span><span face="" style="line-height: 1;">memperluas dapat dipidananya perbuatan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">tatbestandausdehnungsgrund</i>)</span><span face="" style="line-height: 1;"> atau </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">perluasan
berlakunya </span><span face="" style="line-height: 1;">UUPTPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> tentang suatu </span><span face="" style="line-height: 1;">TPPO. Argumennya
adalah</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">walaupun setiap
orang</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
yang </span><span face="" style="line-height: 1;">melakukan
TPPO dan perbuatan dimaksud</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> tidak memenuhi semua unsur delik, </span><span face="" style="line-height: 1;">namun </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">tetap dapat
dipidana apabila </span><span face="" style="line-height: 1;">perbuatannya
tersebut </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">telah</span><span face="" style="line-height: 1;"> membahayakan
kepentingan hukum dan/atau sudah </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">memenuhi rumusan syarat dari </span><span face="" style="line-height: 1;">percobaan
melakukan TPPO (<i style="line-height: 1;">poging</i>).
Konsekuensinya</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">,
percobaan </span><span face="" style="line-height: 1;">melakukan
TPPO (<i style="line-height: 1;">poging</i>) harus dimaknai sebagai
delik yang sempurna, tetapi memiliki bentuk yang</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">
khusus/istimewa dan merupakan delik tersendiri (<i style="line-height: 1;">delictum sui generis</i>)</span><span face="" style="line-height: 1;"> yang tidak dapat
berdiri sendiri</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">.</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1;">Pembenaran atas
argumen ini bisa ditemukan pada parktek hukum, dimana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">setiap orang
yang dipersalahkan karena melakukan suatu percobaan</span><span face="" style="line-height: 1;"> TPPO</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">, haruslah
dituduhkan juga pasal terkait perbuatan yang dikehendaki. Dengan kata lain,
pasal tentang percobaan merupakan pasal yang harus diikutsertakan dalam surat
dakwaan bersama dengan pasal terkait perbuatan</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang tidak
terpenuhi, sebagai akibat dari tidak selesainya perbuatan </span><span face="" style="line-height: 1;">pidana </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">dimaksud (Paul
SinlaEloE, 2015:9-20).</span><span face="" style="line-height: 1;"><o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1;"><font size="4"> </font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" lang="" style="line-height: 1;">Fakta ini
menunjukkan bahwa percobaan bukan merupakan delik yang berdiri sendiri, karena
pasal tentang percobaan tidak mungkin didakwakan secara mandiri</span><span face="" style="line-height: 1;"> tanpa dilengkapi
dengan </span><span face="" lang="FR" style="line-height: 1;">delik
pokok</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">.
Artinya, jika pihak Penegak Hukum ingin menjerat </span><span face="" style="line-height: 1;">Alfons Fanus </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">karena </span><span face="" style="line-height: 1;">percobaan
melakukan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">TPPO
sebagaimana gambaran kasus diatas, maka Penegak Hukum tidak bisa hanya
mempergunakan Pasal 10 UUPTPPO saja, tanpa mempergunakan pasal utama terkait
dengan perbuatan </span><span face="" style="line-height: 1;">pidana
</span><span face="" lang="" style="line-height: 1;">yang
tidak terpenuhi seluruh unsurnya karena tidak selesainya perbuatan</span><span face="" style="line-height: 1;"> pidana dimaksud
akibat dari faktor</span><span face="" style="line-height: 1;"> </span><span face="" style="line-height: 1;">diluar kehendak
pelaku.</span></font></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;"><font size="4"><br /></font></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><font size="4"><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;">Sebagai contoh, Penegak Hukum dapat menuntut pertanggungjawaban pidana
dari Alfons Fanus dengan mempergunakan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1; text-align: left;">Pasal 2</span><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;"> ayat (1) Jo. Pasal 10
UUPTPPO, karena diduga telah melakukan percobaan untuk melakukan TPPO.
Sedangkan terkait dengan percobaan melakukan perdagangan anak, Alfons Fanus
dapat di jerat oleh Penegak Hukum dengan menggunakan </span><span face="" lang="" style="line-height: 1; text-align: left;">Pasal 83 </span><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;">UU No.</span><span face="" lang="" style="line-height: 1; text-align: left;"> 35 Tahun 2014</span><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1; text-align: left;"> Tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002</span><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;">,</span><span face="" lang="" style="line-height: 1; text-align: left;"> Tentang Perlindungan Anak</span><span face="" style="line-height: 1; text-align: left;"> Jo. Pasal 10 UUPTPPO.</span><b style="line-height: 1; text-align: center;"><span face="" style="color: black; font-size: 16pt; line-height: 1;"><o:p style="line-height: 1;"> </o:p></span></b></font></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span face="" style="color: black; font-size: 16pt;"><br /></span></b></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b><span face="" style="color: black; font-size: 16pt;">DAFTAR
BACAAN</span></b><b><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><font size="4"><!--[if !supportLists]--><b><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>A.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span></b></font><b><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><font size="4">BUKU:</font><o:p style="font-size: 12pt;"></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Adami Chazawi, <i>Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi</i>, Penerbit
Alumni, Bandung, 2005.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="border: 1pt none; color: black; font-size: 14pt; padding: 0cm;">Barda Nawawi Arief, <i>Sari Kuliah Hukum Pidana II</i>, Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang, 1984.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">E. </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Y. Kanter dan S.</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;"> </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">R. Sianturi. <i>Asas-Asas
hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, </i>Penerbit Storia Grafika,
Jakarta, 2012.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Moeljatno, <i>Perbuatan Pidana dan pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana</i>,
Penerbit Bina Aksara, Jakarta, 1983.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>5.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Moeljatno, <i>Hukum Pidana: Delik-Delik Percobaan - Delik-Delik Penyertaan</i>,
Penerbit Bina Aksara, Jakarta, 1985.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>6.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Paul</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;"> </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">SinlaEloE, <i>Memahami Surat Dakwaan</i>, Penerbit Perkumpulan Pengembangan
Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR NTT), Kota Kupang, 2015.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>7.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">P.</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;"> </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">A.</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;"> </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">F. Lamintang, <i>Dasar-Dasar
Hukum Pidana Indonesia</i>, Penerbit </span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">Citra Aditya Bakti</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">, Bandung, </span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">2013.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>8.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR
NTT), <i>Laporan Pendampingan Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang</i>, Kota
Kupang, Tahun 2013 s/d Tahun 201</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">8</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>9.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">R. </span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Soesilo, <i>Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi
Pasal</i>, Penerbit Politeia, Bogor, 1995.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><a name="_Hlk507878671"><!--[if !supportLists]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>10.<span style="font: 7pt "times new roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Satochid Kartanegara, <i>Hukum Pidana Bagian Ke Satu</i>, diperbanyak
oleh Balai Lektur Mahasisiwa, </span></a><span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">Jakarta, </span></span><span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Tanpa Tahun.<o:p></o:p></span></span></p>
<span></span>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>11.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Wirjono Prodjodikoro, <i>Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia</i>, Penerbit
Refika Aditama, Bandung, 2008.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;"><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p> </o:p></span><span face="" style="font-size: 14pt;"> </span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0cm; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><span>B.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span></b><b><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">PRODUK HUKUM<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana/<i>Wetboek van
Strafrecht</i>.</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><a name="_Hlk507878746"></a><a name="_Hlk511245754"><span><!--[if !supportLists]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "times new roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2007, Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang</span></span></a><span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">.</span></span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 12pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "times new roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 14pt;">Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak</span><span face="" style="color: black; font-size: 14pt;">.</span><span face="" lang="" style="color: black; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; text-align: justify;"><span lang="" style="color: black; font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<div><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><font face="times" size="2"><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PERCOBAAN%20MELAKUKAN%20TPPO%20-%20forblogspot.docx#_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="" style="color: red;">1)</span></b></span></a><b><span lang="" style="color: red;">
Tulisan ini merupakan </span></b><b><span style="color: red;">hasil editing (Pengoreksian dan Penyempurnaan)
dari makalah berjudul: “<i><span>Percobaan Melakukan </span></i></span></b><b><i><span lang="" style="color: red;">Tindak Pidana <span>Perdagangan
Orang</span></span></i></b><b><span style="color: red;">” yang</span></b><b><span style="color: red;"> pernah </span></b><b><span lang="" style="color: red;">dipresentasikan dalam diskusi terbatas</span></b><b><span style="color: red;">, dengan Thema:</span></b><b><span lang="" style="color: red;"> “<i>Me</i></span></b><b><i><span style="color: red;">nggugat Kinerja Penegak Hukum Dalam
Pemberantasan</span></i></b><b><i><span lang="" style="color: red;">
Tindak Pidana Perdagangan Orang</span></i></b><b><span lang="" style="color: red;">”,</span></b><b><span lang="" style="color: red;"> </span></b><b><span lang="" style="color: red;">yang dilaksanakan oleh <span style="background: white;">Perkumpulan
Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR-NTT)</span>, di Kantor </span></b><b><span style="color: red;">PIAR NTT</span></b><b><span lang="" style="color: red;">, Kota Kupang, pada tanggal </span></b><b><span style="color: red;">2 Agustus</span></b><b><span lang="" style="color: red;">
201</span></b><b><span style="color: red;">7</span></b><b><span lang="" style="color: red;">.</span></b></font></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><font face="times" size="2"><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PERCOBAAN%20MELAKUKAN%20TPPO%20-%20forblogspot.docx#_ftnref2" style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="" style="color: red;">2)</span></b></span></a><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span lang="" style="color: red;"> </span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span style="color: red;">Aktivis Perkumpulan </span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span lang="" style="color: red;">Pengembangan Inisiatif dan
Advokasi Rakyat</span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span lang="" style="color: red;"> </span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span lang="" style="color: red;">(</span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span style="color: red;">PIAR NTT</span></b><b style="text-align: left; text-indent: -7.1pt;"><span lang="" style="color: red;">).</span></b></font></p></div>
</div><br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-35549491369308325732019-11-13T15:06:00.001+08:002020-09-07T10:42:59.589+08:00Akses Terhadap Keadilan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "bodoni mt black" , "serif"; font-size: 20.0pt;">AKSES TERHADAP KEADILAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Oleh. Paul SinlaEloE</span></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-m0--vud7MH0/XcurJT7b5xI/AAAAAAAABJY/uFmWFW5k1j0kHi6geCIIUw5bXNIQq71lwCLcBGAsYHQ/s1600/PAULSINLAELOE-3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="934" data-original-width="865" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-m0--vud7MH0/XcurJT7b5xI/AAAAAAAABJY/uFmWFW5k1j0kHi6geCIIUw5bXNIQq71lwCLcBGAsYHQ/s320/PAULSINLAELOE-3.jpg" width="296" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f"><span style="font-size: large;">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></span></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1026" style="height: 181.1pt; left: 0; margin-left: 1.5pt; margin-top: 4.5pt; mso-position-horizontal-relative: text; mso-position-horizontal: absolute; mso-position-vertical-relative: text; mso-position-vertical: absolute; mso-wrap-distance-bottom: 0; mso-wrap-distance-left: 9pt; mso-wrap-distance-right: 9pt; mso-wrap-distance-top: 0; mso-wrap-style: square; position: absolute; text-align: left; visibility: visible; width: 174.1pt; z-index: 1;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="PAULSINLAELOE-4" src="file:///C:\Users\M4DONNA\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.png"><span style="font-size: large;">
<w:wrap type="square">
</w:wrap></span></v:imagedata></v:shape><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Indonesia adalah Negara hukum. Itulah amanat
dari Pasal 1 ayat (3) UUD 1945. Sebagai sebuah Negara hukum, maka mewujudkan
keadilan, kemanfaatan dan kepastian yang merupakan tujuan dari hukum adalah
sesuatu yang bersifat mutlak. Karenanya, <span style="background: white;">Pasal
28D ayat (1) UUD 1945 telah menegaskan bahwa: “<i>Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum</i>”.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Ketiga
tujuan dari hukum ini, memiliki keterpaduan yang </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">erat sehingga </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">idealnya harus diwujudkan secara serentak dan
proporsional, sehingga terjaminnya setiap orang atas hak dan kesempatan yang
sama di mata hukum. Namun, </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">jika tidak memungkinkan, maka
haruslah diprioritaskan terlebih dahulu aspek keadilan, kemudian aspek kemanfaatan
dan aspek kepastian yang menjadi prioritas terakhir. Inilah prinsip dasar dalam
mewujudkan akses terhadap keadilan dalam suatu Negara hukum.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Prinsip yang
demikian, harus juga menjadi dasar pikir dalam keterlibatan Indonesia untuk
pencapaian </span><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif;">tujuan
16 dari <i>Sustainable Development Goals</i>
(SDGs), yakni </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">mendukung masyarakat yang
damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap
keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel
dan inklusif di semua level dan khususnya target 3, yaitu </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">mendukung
perangkat hukum di tingkat nasional dan internasional dan akses keadilan yang
sama untuk semua.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Terkait dengan akses
terhadap keadilan, pengambil kebijakan di Indonesia telah membuat pedoman untuk
mengukur akses terhadap keadilan melalui Strategi Nasional Akses pada Keadilan
(SNAK) yang untuk pertama kalinya dikeluarkan pada tahun 2009. Kemudian SNAK
ini diperbaharui lagi pada tahun 2016 untuk periode 2016-2019 dan mengartikan
akses terhadap keadilan sebagai keadaan dan proses di mana Negara menjamin
terpenuhinya hak-hak dasar berdasarkan UUD 1945 dan prinsip-prinsip universal
hak asasi manusia, dan menjamin akses bagi setiap warga Negara agar dapat
memiliki kemampuan untuk mengetahui, memahami, menyadari dan menggunakan
hak-hak dasar tersebut melalui lembaga-lembaga formal maupun nonformal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Visi yang
diangkat dalam SNAK 2016-2019 adalah “Pemenuhan dan perlindungan hak-hak dasar
pada kelompok miskin dan terpinggirkan berdasarkan UUD 1945 dan prinsip prinsip
universal hak asasi manusia, melalui akses terhadap pelayanan hak-hak dasar,
peradilan dan mekanisme penyelesaian sengketa non formal, bantuan hukum dan
penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatan tanah dan sumber daya alam”. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Untuk
menjalankan visi, maka misi yang akan dilaksanakan pada periode 2016-2019
adalah: Pertama, Menyempurnakan kerangka perundangan dan kebijakan yang menjamin
terpenuhinya akses kepada sumber-sumber kesejahteraan bagi masyarakat miskin
dan terpinggirkan; Kedua, Menyediakan forum penyelesaian sengketa dan konflik
yang melindungi hak-hak masyarakat miskin dan terpinggirkan; Ketiga,
Meningkatkan kesadaran masyarakat miskin dan terpinggirkan terhadap hak-haknya
melalui pemberdayaan dan bantuan hukum; dan Keempat, Menyediakan alokasi sumber
daya alam yang adil bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Sasaran yang
ingin dicapai oleh SNAK 2016-2019 adalah: (1). Terpenuhinya akses masyarakat
terutama yang rentan atau terpinggirkan pada pelayanan dan pemenuhan hak-hak
dasar yang tidak diskriminatif, mudah dan terjangkau; (2). Terpenuhinya akses
masyarakat terutama yang rentan atau terpinggirkan pada forum penyelesaian
sengketa dan konflik yang efektif dan memberikan perlindungan hak asasi
manusia; (3). Terpenuhi akses masyarakat terutama yang rentan atau
terpinggirkan pada sistem bantuan hukum yang mudah diakses, berkelanjutan dan
terpercaya; dan (4). Terwujudnya penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatan tanah
dan sumber daya alam yang berkepastian hukum dan berkeadilan bagi masyarakat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Pada
tataran praktis, keempat sasaran ini juga telah diuraikan dalam bentuk strategi
untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan SNAK 2016-2019. Strategi yang
dirumuskan untuk mencapai sasaran di atas adalah: Pertama, Strategi 1:
Memperkuat Akses Keadilan pada Pelayanan & Pemenuhan Hak-hak Dasar; Kedua,
Strategi 2: Memperkuat Akses Keadilan pada Peradilan dan Penyelesaian Sengketa;
Ketiga, Strategi 3: Memperkuat Akses Keadilan pada Bantuan Hukum; dan keempat,
Strategi 4: Memperkuat Akses Keadilan pada Penguasaan, Pengelolaan dan
Pemanfaatan Tanah dan Sumber Daya Alam.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Kalau dicermati
dengan cerdas, maka konsep terkait SNAK 2016-2019 ini belum bisa dikatakan
sempurna. Karena definisi akses terhadap keadilan dalam SNAK 2016-2019, tidak
membedakan antara konsep Negara menjamin dengan konsep Negara memenuhi, padahal
dalam perspektif hak, pembedaan kedua konsep ini sangat penting dilakukan, sebab
konsep negara menjamin lebih fokus pada hak sipil dan politik, sedangkan konsep
negara memenuhi lebih mengarah pada hak ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu,
definisi akses terhadap keadilan dalam SNAK 2016-2019 juga terlalu abstrak
untuk menangkap berbagai persoalan pada konteks lokal kedaerahan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Parahnya lagi, visi,
misi, sasaran dan strategi yang dipergunakan dalam SNAK 2016-2019 sangat
sektoral, padahal karakter persoalan akses terhadap keadilan di lokal
kedaerahan, sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Dampaknya, kemungkinan besar SNAK 2016-2019 tidak akan menjawab semua permasaalahan
akses terhadap keadilan di Indonesia. Hal ini sangat bertentangan dengan </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">prinsip utama SDGs, yakni <strong><i><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-weight: normal;">Leave No One Behind</span></i></strong><strong><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-weight: normal;">.</span></strong></span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif;">Berpijak pada realita yang demikian, maka idealnya konsep akses terhadap
keadilan yang terdapat dalam SNAK 2016-2019 tidak boleh diperbaharui lagi.
Apalagi diperbaharui dengan cara tambal sulam. SNAK 2016-2019 </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">harus
ditinjau kembali untuk mendudukan hak atas akses terhadap keadilan secara
sempurna, sehingga memiliki indikator yang dapat mengukur 2 (<i>dua</i>) hal, yakni </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">bagaimana negara menjamin dan memenuhi hak semua orang
untuk mengakses keadilan dan sejauhmana keadilan bagi semua orang dapat terjawab.</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Dalam perspektif hak,
akses terhadap keadilan harus dimaknai sebagai </span><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif;">jalan yang disiapkan oleh Negara dalam rangka menjamin dan
memenuhi hak setiap orang atas keadilan (</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">prosedural maupun subtansial)</span><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif;">. Dengan pengertian </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">akses
terhadap keadilan yang demikian, maka </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Negara
sebagai pemangku tanggung jawab (<i>duty
bearer</i>), yang harus menjamin dan memanuhi kewajiban-kewajibannya demi
terwujudnya akses terhadap keadilan dari baik secara nasional maupun
internasional dari pihak pemegang hak (<i>right
holder</i>) terutama individu dan kelompok-kelompok masyarakat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Kewajiban Negara
dalam Menjamin <span style="background: white;">(</span><i><span style="background: #F8F9FA;">ensure</span></i><span style="background: #F8F9FA;">),</span><span style="background: white;"> artinya</span>
Negara tidak menghambat pemenuhan dan harus bertindak aktif untuk memberikan jaminan
atas akses terhadap keadilan. Ada 2 (<i>dua</i>)
indikator yang dapat dipergunakan untuk mengukur keseriusan Negara dalam
menjamin hak semua orang terkait dengan akses terhadap keadilan, yakni:
Pertama, Negara Menghormati <span style="background: white;">(<i>respect</i>)</span>. Tanggungjawab Negara
dalam konteks menghormati ini, menuntut Negara untuk wajib tidak melakukan
tindakan-tindakan yang akan menghambat pemenuhan dari seluruh hak termasuk
akses terhadap keadilan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-size: large;">Kedua, Negara
Melindungi <span style="background: white;">(</span><i>protect</i><span style="background: white;">)</span>. Konsep Negara
melindungi ini menuntut kewajiban Negara agar bertindak aktif untuk memberikan
jaminan perlindungan terhadap hak warganya atas akses terhadap keadilan.
Karenanya, Negara hanya berkewajiban mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah
pelanggaran hak oleh pihak ketiga sehingga hak atas akses terhadap keadilan
dari semua orang dapat terwijud.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Konsep
Negara Memenuhi <span style="background: white;">(<i>fullfill</i>)</span> ini mengharuskan Negara berkewajiban untuk
mengambil langkah-langkah legislatif, administratif, hukum, dan
tindakan-tindakan lain untuk merealisasikan hak atas akses terhadap keadilan secara
penuh. Ada 4 (<i>empat</i>) indikator untuk
mengukur keseriusan Negara dalam melakukan pemenuhan akses terhadap keadilan,
yakni: Pertama, </span><i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Availability</span></i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"> (ketersediaan). Hak
Ketersediaan lebih menekankan pada adanya sarana dan fasilitas bagi semua orang
(<i>baik itu yang berkebutuhan khusus maupun yang tidak berkebutuhan khusus,
perempuan maupun laki-laki dan </i></span><i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat</span></i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">)
untuk memperoleh akses terhadap keadilan;<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Kedua, <i>Accessibility</i> (keterjangkauan). Hak keterjangkauan
ini menuntut Negara harus menghapuskan seluruh praktik-praktik diskriminasi
(gender, rasial, dll) serta menjamin pelaksanaan hak atas akses terhadap
keadilan secara merata. Hak keterjangkauan juga menekankan aspek finansial dan
aspek jarak tidak boleh menjadi faktor penghambat bagi semua orang (<i>baik itu
yang berkebutuhan khusus maupun yang tidak berkebutuhan khusus, perempuan
maupun laki-laki dan </i></span><i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat</span></i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">)
untuk memperoleh akses terhadap keadilan. Hak keterjangkauan ini akan dapat
dipenuhi, jika hak ketersediaan sudah terpenuhi;<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Ketiga, <i>Acceptability</i> (keberterimaan).</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"> Hak
keberterimaan ini akan terwujud, jika hak ketersediaan dan hak keterjangkauan
sudah dipenuhi. Hak keberterimaan ini mempersyaratkan kualitas atau jaminan
minimal mengenai mutu pelayanan pemenuhan akses terhadap keadilan. Kualitas
atau jaminan minimal ini harus dipastikan agar semua orang (<i>baik itu yang
berkebutuhan khusus maupun yang tidak berkebutuhan khusus, perempuan maupun
laki-laki dan </i></span><i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">individu ataupun kelompok-kelompok masyarakat</span></i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">)
untuk memperoleh akses terhadap keadilan; </span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Keempat, <i>Adaptability</i>
(kebersesuaian). Hak kebersesuaian </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">mempersyaratkan Negara
untuk tanggap pada semua orang (<i>baik itu yang berkebutuhan khusus maupun
yang tidak berkebutuhan khusus, perempuan maupun laki-laki dan </i></span><i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">individu ataupun
kelompok-kelompok masyarakat</span></i><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">) untuk memperoleh
akses terhadap keadilan. Artinya, Negara berkewajiban untuk mewujudkan akses
terhadap keadilan dengan menyesuakan pada kebutuhan akan akses terhadap
keadilan dari semua orang. Hak kebersesuaian merupakan hak lanjutan dari tiga
hak pertama yang harus dipenuhi oleh negara sehingga akses terhadap keadilan
dari semua orang dapat terwujud.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Keseluruhan
indikator hak akses terhadap keadilan yang telah digambarkan diatas, dapat juga
dipergunakan sekaligus untuk menilai aspek </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">keadilan prosedural, yaitu sejauh mana seluruh
pihak terutama yang selama ini tertinggal dapat terlibat dalam keseluruhan
proses pembangunan. Bahkan dapat juga dipakai untuk membobot keadilan
subtansial, yakni sejauh mana kebijakan dan program pembangunan dapat atau
mampu menjawab persoalan-persoalan warga terutama kelompok tertinggal.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">--------------------------------</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><b>KETERANGAN:</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li><b style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Penulis
adalah Aktivis PIAR NTT</span></b></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>Tulisan ini Pernah di Publikasikan dalam: </b><b><a href="https://www.teropongntt.com/akses-terhadap-keadilan/">https://www.teropongntt.com/akses-terhadap-keadilan/</a>, pada tanggal 12 November 2019</b></span></li>
</ol>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-44466717830401046032019-09-10T17:16:00.004+08:002020-09-07T10:43:52.563+08:00Limbah Rumah Sakit Mengancam Kota Kupang<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">LIMBAH RUMAH
SAKIT MENGANCAM KOTA KUPANG</span></b><b><span style="font-family: "arial black" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: "arial black" , sans-serif;">Oleh: Paul SinlaEloE – Aktivis PIAR NTT</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-size: 12pt; letter-spacing: -0.75pt;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-16QAVmcQosA/XXmbFVVEwXI/AAAAAAAABI4/vIuIZNAl4mcxTYNIEoIqGIcHq98IDhSzQCLcBGAsYHQ/s1600/PAULSINLAELOE-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="866" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-16QAVmcQosA/XXmbFVVEwXI/AAAAAAAABI4/vIuIZNAl4mcxTYNIEoIqGIcHq98IDhSzQCLcBGAsYHQ/s320/PAULSINLAELOE-1.jpg" width="288" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<div class="MsoNoSpacing">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:.9pt;margin-top:3.6pt;width:167.7pt;
height:186.05pt;z-index:251657728'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\M4DONNA\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="PAULSINLAELOE-1"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Minimal
ada 403,95 Kg limbah medis yang dihasilkan perhari oleh 12 (<i>duabelas</i>) </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Rumah Sakit di Kota Kupang.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-font-kerning: 18.0pt;"> Demikianlah temuan dari </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipublish pada 30 November
2017, saat menggelar Rapat Evaluasi Pengelolaan Limbah Medis Pada 12 Rumah
Sakit (RS) Se-Kota Kupang. Rincian penghasil limbah medis berdarkan temuan DLH
Provinsi NTT adalah RS Siloam sebanyak 71 Kg, RS Kartini sebanyak 0,15 Kg, RS St.
Carolus Boromeus 25 Kg, RS Mamami 7,40 Kg, RS TK. IV. Wirasakti sebanyak 37Kg,
RS Dedari 12,70 Kg, RS TNI AL Samuel Moeda 34 Kg, RS Bhayangkara Tingkat III
Drs. Titus Uli 16 Kg, RS S. K. Lerik sebanyak 72 Kg, RS Prof. Dr. W. Z. Yohanes
sebanyak 96 Kg, RS Leona sebanyak 33 Kg dan RS TNI AU El Tari adalah
satu-satunya Rumah Sakit yang data limbah medisnya belum terdata oleh pihak DLH
Provinsi NTT.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Dalam
publikasinya, pihak DLH Provinsi NTT juga menyampaikan bahwa dari 12 </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; letter-spacing: -0.75pt;">(<i>duabelas</i>)</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> Rumah Sakit yang berada di Kota Kupang,
hanya 3 (<i>tiga</i>) Rumah Sakit saja yang
memiliki </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">dan menggunakan <i>incinerator</i> (alat pembakar limbah) sendiri, yakni RS Prof.
Dr. W. Z. Yohannes Kupang, RS S.K. Lerik
dan RS St. Carolus Borromeus. Kendatipun demikian, ketiga Rumah Sakit
ini tidak memiliki Izin penggunaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia. Bahkan, saat ini <i>incinerator </i>milik RS Prof.
Dr. W. Z. Yohannes Kupang dalam keaadaan rusak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Bagi Rumah Sakit yang tidak
memiliki <i>incinerator</i>, pengelolaan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt;">(penyimpanan dan
pengolahan) limbah medisnya diserahkan atau
bekerjasama dengan pihak ketiga termasuk bekerjasama dengan Rumah Sakit di Kota
Kupang dan Bali yang memiliki <i>incinerator.</i>
Ironisnya, selain RS Siloam yang
bekerja sama dengan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">PT. Multazam, sesuai kontrak kerjasama Nomor
014/PKS/SBY/LB3/MTZ/VI/2017, tanggal 1 Juni 2017, berlaku sampai 31 Mei 2018</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">, 7 (<i>tujuh</i>) Rumah Sakit lainnya yang berada
di Kota Kupang bekerjasama dengan pihak ketiga termasuk bekerjasama dengan Rumah
Sakit di Kota Kupang dan Bali yang tidak memiliki izin pengelolaan limbah
medis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Khusus untuk </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">RS TNI AU El Tari, </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">limbah medisnya dikelola
sendiri oleh pihak Rumah Sakit dengan cara dibakar disekitar lokasi Rumah
Sakit. Hal ini disebabkan karena selain
RS TNI AU El Tari tidak memiliki <i>incinerator,</i>
Rumah Sakit ini tidak bekerjasama dengan pihak manapun dalam hal pengelolaan
limbah medis. Terkait dengan pengelolaan limbah medis, pihak DLH Provinsi NTT berpendapat bahwa semua Rumah Sakit yang
berada di Kota Kupang, efektivitas pengelolaan Masih dianggap bermasalah karena
penyimpanan di tempat penyimpanan sementara, melampaui batas waktu yang
dipersyaratkan dan efesiensi sisa pembakaran masih jauh dibawah standar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Temuan
lainnya dari DLH Provinsi NTT adalah sebagian besar Rumah sakit di Kota Kupang,
tidak memiliki </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">izin penyimpanan sementara terkait dengan limbah medis. Rumah
Sakit yang memiliki izin penyimpanan sementara adalah: <b>Pertama</b>, RS Bhayangkara Tingkat
III Drs. Titus Uli (Nomor: Din.LHK.660.30/028/2017, tanggal 04 September 2017);
<b>Kedua</b>, RS St. Carolus Borromeus
(Nomor: Din.LHK.660.32/36/2017, tanggal 10 Januari 2017); <b>Ketiga,</b> RS Siloam (Nomor:
BPLHD.660.32/067/2015, tanggal 3 November 2015), dan <b>Keempat</b>, RS Dedari (Nomor:
BPLHD.660.32/019/2016, tanggal 31 Mei 2016).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Walaupun keempat Rumah Sakit ini telah
memiliki izin penyimpanan sementara, namun kalau ditinjau dari aspek tata cara
penyimpanan, DLH Provinsi NTT berpendapat
bahwa bangunan tempat penyimpanan sementara, waktu penyimpanan, pengemasan,
pelabelan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, yakni Pasal 8 ayat (2)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/Menlhk-Setjen/2015,
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2014, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Pengelolaan limbah </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">bahan
berbahaya dan beracun (B3) dari </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">fasilitas layanan kesehatan</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> harus
dikelola dengan benar karena </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">limbah B3 sangat berbahaya bagi lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pengelolaan</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> limbah
B3 yang dihasilkan oleh </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">fasilitas layanan kesehatan,</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> paling tidak harus memenuhi
syarat yang terdapat dalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/Menlhk-Setjen/2015, yakni </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">pengolahan limbah B3
harus memenuhi syarat lokasi dan peralatan dan teknis pengoperasian peralatan.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Lokasi untuk mengolah limbah B3, harus
bebas banjir dan tidak rawan bencana alam atau dapat direkayasa dengan
teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Lokasi
pengelolaan limbah B3, harus juga berada pada jarak paling dekat 30 meter dari
jalan umum dan atau jalan tol, daerah pemukiman, perdagangan, hotel, restoran,
fasilitas keagamaan dan pendidikan garis pasang naik laut, sungai, daerah
pasang surut kolam, danau, rawa, mata air dan sumur penduduk dan daerah cagar
alam, hutan lindung, dan/atau daerah lainnya yang dilindungi. Sedangkan
persyarataran peralatan pengelolaan limbah B3, harus meliputi pengoperasian
peralatan (temperatur dan lama menggunakan alat) dan uji validasi.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Berdasarkan
</span><span style="background: white; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit, limbah medis ini merupakan bagian dari limbah padat dari Rumah Sakit,
selain </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Limbah padat non-medis yang dipahami sebagai limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan di Rumah Sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya. Sedangkan, limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri
dari limbah <i>infeksius</i>, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah <i>sitotoksis</i>, limbah kimiawi, limbah <i>radioaktif</i>, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Selain limbah padat yang terdiri
dari limbah medis dan limbah non medis, Rumah Sakit juga menghasilkan limbah
cair dan limbah gas. Menurut <span style="background: white;">Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, </span>limbah cair adalah semua air buangan
termasuk tinja yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit yang kemungkinan
mengandung <i>mikroorganisme</i>, bahan
kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan, limbah gas
adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
Rumah Sakit seperti <i>incinerator</i>,
dapur, perlengkapan generator, <i>anastesi</i>,
dan pembuatan obat <i>citotoksik</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Berpijak pada temuan dari pihak DLH Provinsi NTT, maka dapat ditarik
suatu titik simpul bahwa pengelolaan limbah Rumah Sakit di Kota Kupang adalah
buruk dan tidak sesuai aturan. Konsekuensinya, hidup dan kehidupan di Kota
Kupang sementara terancam oleh limbah Rumah Sakit. Kondisi pengelolaan limbah Rumah Sakit yang buruk dan tidak
sesuai aturan ini, diduga dilakukan secara terencana oleh pihak Rumah Sakit di
Kota Kupang. Sebab, pihak Rumah Sakit di Kota Kupang sangat nekat untuk melawan
semua aturan terkait pengelolaan limbah. Anehnya, meskipun kondisi ini sudah
berlangsung sejak lama, namun para pengambil kebijakan seakan-akan melakukan
pembiaran dan tetap mengamini berjalannya model pengelolaan limbah Rumah Sakit yang buruk dan tidak sesuai aturan, tanpa melakukan penegakan hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Ada sejumlah
aturan yang dapat dipergunakan oleh pengambil kebijakan untuk menindak para
pihak yang tidak mengelola limbah Rumah Sakit secara benar, diantaranya adalah </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, tentang
Pengelolaan Sampah. Terdapat banyak pasal dalam kedua undang-undang ini yang
bisa dipakai untuk menindak para pihak </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">sesuai
dengan jenis kesalahannya,</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> terkait
dengan pengelolaan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">limbah Rumah Sakit.</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Penindakan terhadap para pihak yang tidak patuh </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">pada aturan terkait dengan pengelolaan limbah
Rumah Sakit adalah sangat penting. Sebab, limbah Rumah Sakit</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">Penindakan terhadap para pihak yang tidak patuh </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">pada aturan dalam hal pengelolaan limbah</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> padat, cair, bahan gas yang bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan
bersifat radioaktif yang dihasilkan oleh Rumah Sakit,</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;"> dapat menjadi pembelajaran bagi pihak lainnya seperti
</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt;">puskesmas, tempat praktek
dokter dan lain-lain yang sampai saat ini pengelolaan limbahnya tidak pernah
diketahui oleh warga Kota Kupang.</span></div>
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: red; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 12pt;">KETERANGAN:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b style="text-align: center;"><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif;">Tulisan ini merupakan materi yang dipresentasikan dalam diskusi terbatas tentang “Penegakan Hukum Kasus Limbah Medis Rumah Sakit”, yang dilaksanakan oleh <span style="background: white;">Perkumpulan Pengembangan Inisiatif</span> dan Advokasi Rakyat (PIAR NTT), di Sekretariat PIAR NTT, pada tanggal 16 Desember 2017.</span></b></span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-91254824017477990182019-09-04T09:58:00.002+08:002020-09-07T10:44:22.484+08:00Memaknai Hak Menguasai Negara<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "bernard mt condensed" , "serif"; font-size: 22.0pt;">MEMAKNAI HAK
MENGUASAI NEGARA</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "bernard mt condensed" , "serif"; font-size: 20.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Oleh: Paul SinlaEloE - Aktivis PIAR NTT<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><span style="background: white; color: black; font-size: 12.0pt;">Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam Harian Umum
Victory News, tanggal 4 September 2019</span></b><b><span style="background: white; color: black;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-sBrJExwh5Kc/XW8bZeyEPHI/AAAAAAAABIY/P5BZS9Foz18V5AzBIXOIBXqkfaOlXMDHgCLcBGAs/s1600/PAULSINLAELOE-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="655" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-sBrJExwh5Kc/XW8bZeyEPHI/AAAAAAAABIY/P5BZS9Foz18V5AzBIXOIBXqkfaOlXMDHgCLcBGAs/s320/PAULSINLAELOE-2.jpg" width="290" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Itulah amanat yang tertuang dalam Pasal 33 Ayat
(3) UUD 1945, dan menjadi hukum dasar dalam pengelolaan Sumberdaya Agraria di
Indonesia. Konsep hak dari Negara untuk menguasai Sumberdaya Agraria dalam hal
pengelolaan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Konsep</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hak Menguasai Negara</i>), juga bersumber
dari Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Negara diberi hak (hak berian/kewenangan)
untuk menguasai Sumberdaya Agraria, karena <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bumi,
air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya</i>,
merupakan kekayaan nasional (Pasal 1 Ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960, Tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria/UUPA) dan Negara merupakan organisasi
kekuasaan seluruh rakyat Indonesia (Pasal 2 Ayat (1) UUPA). Wewenang yang
bersumber pada hak menguasai dari Negara</span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;"> ini, secara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">definitive</i>
dibatasi oleh kewajiban etis, yakni digunakan untuk mencapai sebesar-besar
kemakmuran rakyat, dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur
(Pasal 2 Ayat (3) UUPA).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">W</span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">ewenang atas penguasaan Sumberdaya Agraria berdasarkan sifatnya dan pada
azasnya merupakan tugas Pemerintah Pusat (Penjelasan Pasal 2 UUPA). Namun
demikian, <span style="mso-bidi-font-style: italic;">pelaksanaan Hak Menguasai
Negara dapat dikuasakan kepada Daerah-Daerah Swatantra dan Masyarakat Hukum
Adat, </span>sekadar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional, menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah (Pasal 2 Ayat (4)
UUPA). Ketentuan dalam Pasal 2 Ayat (4) UUPA berkaitan erat dengan </span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">azas otonomi dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">medebewind</i>
(<span style="background: white;">penugasan pemerintah pusat kepada daerah dan
desa dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu</span>) dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Karenanya, segala sesuatunya harus
diselenggarakan menurut keperluannya dan sudah barang tentu tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan nasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Dalam perspektif Hukum Administrasi Negara, dasar
perolehan kewenangan Negara sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 2 Ayat (1)
UUPA <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Juncto</i> Pasal 2 Ayat (4) UUPA,
disebut dengan istilah ‘atribusi’. Kewenangan atributif ini, merupakan wewenang
yang diperoleh secara <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">atribusi </span>bersifat
asli (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">orisinil</i>) berasal dari
peraturan perundang-undangan. Dalam hal atribusi, penerima wewenang dapat
menciptakan wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Menurut Jean Bodin </span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">(1530–1596), konsep Hak Menguasai Negara merupakan
turunan dari Teori Kedaulatan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">sovereignty
theory</i>). Argumennya, kedaulatan merupakan atribut maupun ciri khusus dan
bahkan menjadi hal pokok bagi setiap kesatuan yang berdaulat atau dikenal
dengan sebutan Negara. Tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat
membatasi kekuasaan Negara. Teori Kedaulatan ini kemudian melahirkan penguasaan
Negara atas seluruh wilayah dalam kedaulatan Negara beserta isinya. Berdasarkan
kedaulatan tersebut, maka harta kekayaan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">property</i>)
yang menjadi hak warga Negara tergantung pada diskresi dari pemegang kedaulatan.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Dalam ajaran kontrak sosial, <span style="background: white; mso-bidi-font-weight: bold;">Jean Jacques Rousseau</span><span style="background: white;"> (1712-1778) menegaskan bahwa</span> kedaulatan </span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">pada
hakikatnya bukanlah kekuasaan dan kekuasaan Negara adalah bukan kekuasaan tanpa
batas.</span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;"> Kekuasaan Negara dibatasi oleh </span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">hukum
alam dan hukum Tuhan, serta hukum umum yang berlaku pada semua bangsa yang
dinamakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">leges imperii</i>. Kekuasaan Negara
sebagai suatu badan atau organisasi rakyat, bersumber dari hasil perjanjian
masyarakat (<i>contract soscial</i>) yang esensinya merupakan suatu bentuk
kesatuan untuk membela dan melindungi kekuasaan bersama, kekuasaan pribadi dan
milik setiap individu. </span><span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Di Indonesia, konsep Hak Menguasai Negara
seringkali dipergunakan secara tidak tepat dan/atau diterapkan dengan tidak
sempurna. Pada tataran implementasi, penekanan dari konsep Hak Menguasai Negara
atas Sumberdaya Agraria di Indonesia, lebih dititikberatkan pada aspek
penguasaan Negara dan tak jarang ungkapan demi kemakmuran rakyat hanya
dijadikan sebagai pembenaran atas penguasaan tersebut. Pengelolaan Sumberdaya
Agraria oleh Negara yang dilakukan dengan cara perampasan, pencaplokan,
penggusuran adalah potret buram yang seringkali terjadi dalam implementasi konsep
Hak Menguasai Negara. Inilah realita yang terjadi dalam kehidupan bernegara di
Indonesa, sejak merdeka sebagai sebuah negara bangsa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Penerapan konsep terkait Hak Menguasai Negara
yang tidak tepat dan/atau tidak sempurna ini, telah berdampak pada: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pertama</b>, ketidakpastian dalam
penguasaan dan pemilikan Sumberdaya Agraria; <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kedua</b>, ketimpangan dalam penguasaan dan pemilikan Sumberdaya
Agraria; <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Ketiga</b>, ketidakadilan dalam
relasi produksi dan distribusi Sumberdaya Agraria; dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Keempat</b>, ketidakpastian, ketimpangan dan ketidaksesuaian dalam
alokasi ruang dan pendayagunaan Sumberdaya Agraria.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Konsekuensinya adalah para subjek hukum (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rakyat, Masyarakat Adat, Negara, Institusi
Keagamaan, Pemilik Modal, Korporasi dan Partai Politik,</i>), saling berkonflik
untuk memperebutkan Sumberdaya Agraria. Karenanya, memaknai konsep Hak
Menguasai Negara secara benar dan mengimplementasikannya secara sempurna adalah
hal yang penting dan mendesak untuk segera diwujudkan demi tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Secara yuridis, konsep terkait hak Negara
dalam menguasai Sumberdaya Agraria, telah diatur secara tegas dalam UUPA. Pada
Pasal 2 Ayat (2) UUPA dijabarkan bahwa dalam mengimplementasikan Hak Menguasai
Negara, Negara hanya diberi wewenang untuk: <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pertama</b>, mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kedua</b>, menentukan dan mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bumi, air dan ruang angkasa; dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Ketiga</b>, menentukan dan mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang
mengenai bumi, air dan ruang angkasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Konsep terkait hak Negara dalam menguasai Sumberdaya
Agraria, sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 2 Ayat (2) UUPA, pada
dasarnya menghendaki agar konsep dikuasai oleh Negara, haruslah diartikan
mencakup makna penguasaan oleh Negara dalam arti luas yang bersumber dan
berasal dari konsepsi kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber kekayaan “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya</i>”. Termasuk pula di dalamnya kepemilikan publik oleh
kolektivitas rakyat atas sumber-sumber kekayaan dimaksud. Artinya, makna dari
istilah “dikuasai oleh Negara” yang terdapat Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945 maupun
Pasal 2 Ayat (2) UUPA, tidak boleh diartikan sebagai pemilikan dalam arti hukum
perdata (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">privat</i>) oleh Negara. Sebab, apabila
Hak Menguasai Negara diartikan sebagai memiliki (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">eigensdaad</i>), maka tidak ada jaminan bagi pencapaian tujuan dari hak
menguasai tersebut, yakni sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Pemaknaan Hak Menguasai Negara yang bukan
dalam arti perdata (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">privat</i>) ini,
sejalan dengan Putusan Mahkaman Konstitusi No.
35/PUU-X/2012 tentang Pengujian UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; Putusan
Mahkaman Konstitusi No. 50/PUU-X/2012 tentang pengujian UU No. 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum; dan Putusan
Mahkaman Konstitusi No. 3/PUU-VIII/2010 tentang Pengujian UU No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Dalam pertimbangan hukum pada Putusan
Mahkamah Konstitusi dalam perkara pengujian Undang-Undang Minyak dan Gas,
Undang-Undang Ketenagalistrikan, dan Undang-Undang Sumber Daya Air, Mahkamah
Konstitusi menafsirkan Hak Menguasai Negara bukan dalam makna Negara memiliki (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">eigensdaad</i>), tetapi dalam pengertian
bahwa Negara merumuskan kebijakan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">beleid</i>),
melakukan pengaturan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">regelendaad</i>),
melakukan pengurusan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">bestuurdaad</i>),
melakukan pengelolaan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">beheersdaad</i>),
dan melakukan pengawasan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">toezichthoudendaad</i>)
yang semuanya ditujukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 15.0pt;">Pada akhirnya, harus dipahami bahwa Hak
Menguasai Negara adalah instrumen yang wajib dipergunakan oleh Negara untuk
mencapai tujuan, yakni kemakmuran rakyat. Dalam perspektif hukum, konesp Hak Menguasai
Negara terkait dengan Sumberdaya Agraria dapat dijelaskan sebagai hubungan
hukum antara Negara sebagai subjek dan objeknya adalah Sumberdaya Agraria.
Hubungan hukum ini melahirkan hak dan kewajiban bagi Negara. Negara diberi hak
(hak berian/kewenangan) untuk menguasai Sumberdaya Agraria dengan kewajiban
bahwa penggunaan Sumberdaya Agraria tersebut harus dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.</span><span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-55316435002805489282019-08-02T06:23:00.003+08:002020-09-07T10:44:53.981+08:00Mencegah Stunting dari Desa<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "britannic bold" , "sans-serif"; font-size: 22.0pt;">MENCEGAH STUNTING DARI DESA</span></b><b><span style="font-family: "britannic bold" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 14pt;">Oleh.
Paul SinlaEloE - Aktivis PIAR NTT<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; font-family: "arial narrow" , sans-serif;">Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam Harian Umum Victory
News, tanggal 2 Agustus 2019</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-ikm7uqu6m5Q/XUNmN5HPS_I/AAAAAAAABG0/L9FD_iaW70oxlcdU3IhPqED5aiRVwpOIgCLcBGAs/s1600/PAUL-SINLAELOE.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="640" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-ikm7uqu6m5Q/XUNmN5HPS_I/AAAAAAAABG0/L9FD_iaW70oxlcdU3IhPqED5aiRVwpOIgCLcBGAs/s320/PAUL-SINLAELOE.jpg" width="292" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:.5pt;margin-top:4.75pt;width:209.45pt;
height:229pt;z-index:251657728'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\M4DONNA\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="PAUL-SINLAELOE"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Stunting merupakan persoalan serius yang mengancam generesai
penerus bangsa dan masih banyak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2018 mencatat bahwa terdapat ± <span style="letter-spacing: .1pt;">9 juta atau 37,2% dari jumlah balita di Indonesia
menderita <em><span style="font-style: normal;">stunting</span></em>. Dengan angka yang
demikian, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia dengan
angka kasus <em><span style="font-style: normal;">stunting</span></em><em><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif";"> </span></em>terbanyak. Parahnya di
Indonesia, </span>stunting tak hanya dialami oleh keluarga kurang mampu
saja, tetapi juga dialami oleh balita dari keluarga yang mampu karena penerapan
pola asuh yang tidak tepat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Kondisi inilah yang mendorong pemerintah Indonesia mencanangkan Kampanye
Nasional Pencegahan Stunting (KNPS), pada tanggal 16 September 2018. Pencanangan
KNPS ini bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia menjadi manusia yang unggul sejak dalam masa kandungan, sampai tumbuh
secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan keluarganya. <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Pencanangan KNPS juga merupakan tindak lanjut atas pidato
kenegaraan dari Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2018, yang mengajak seluruh
komponen bangsa untuk </span>beke<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">rja dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia
dapat lahir dengan sehat, dapat tumbuh dengan gizi yang cukup, serta bebas dari
stunting.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Dalam
rangka mengatasi stunting, pemerintah Indonesia telah menDesain</span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: "tahoma" , sans-serif;"> program intervensi pencegahan stunting terintegrasi
yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga. Pada tahun 2018, telah ditetapkan
100 Kabupaten di 34 Provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan stunting.
Jumlah ini akan bertambah sebanyak 60 Kabupaten pada tahun berikutnya. Dengan
adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di
Indonesia, sehingga dapat tercapai target <i>Sustainable
Development Goals</i> (SDGs) pada tahun 2025, yaitu penurunan angka stunting
hingga 40%.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b><br /></b>
<b>Memahami
Stunting</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang
dialami oleh balita, sebagai konsekwensi dari kekurangan gizi kronis yang
dialami sejak berada dalam kandungan, sampai pada 1.000 hari pertama kehidupan. Dampak
nonfisik dari balita stunting adalah intelektual atau kemampuan berpikir yang
tidak bisa tumbuh akibat jumlah sel yang terbentuk pada otaknya tidak optimal. Ketika beranjak dewasa, balita yang mengalami stunting akan rentan terhadap
penyakit dan kurang berprestasi di sekolah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Secara kasat
mata, balita stunting dapat ditandai dengan kondisi fisik panjang badan atau
tinggi badan lebih pendek dari anak normal seusianya. Walau secara fisik bayi atau anak yang mengalami
stunting pasti pendek, tetapi bayi
atau anak yang pendek belum tentu mengalami stunting. Bayi
atau anak kerdil, sama bertubuh pendek seperti bayi atau anak yang mengalami
stunting, namun keduanya dapat dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya. Kerdil
disebabkan oleh faktor genetika atau keturunan, sedangkan stunting tidak
disebabkan oleh faktor genetika atau keturunan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Faktor utama yang menjadi penyebab stunting
adalah buruknya asupan gizi dan rendahnya status kesehatan. Pemicu dari kedua faktor
penyebab stunting ini adalah: Pertama,
praktek pengasuhan anak yang kurang baik; Kedua, tidak tersedianya
makanan bergizi bagi rumah tangga/keluarga; Ketiga, masih terbatasnya layanan
kesehatan untuk ibu terutama selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk balita
yang tidak maksimal dan tidak berkualitas; dan keempat, kurangnya akses ke air
bersih dan sanitasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Mengatasi persoalan stunting tidaklah sulit,
jika semua pihak berkomitmen untuk mengatasinya. Apalagi ditopang dengan kebijakan
dari pengambil kebijakan yang terfokus untuk mengatasi persoalan: Pertama,
Ketahanan Pangan (Ketersediaan, Keterjangkauan dan Akses Pangan Bergizi);
Kedua, Lingkungan Sosial (Norma, Makanan Bayi, Makanan Anak, Kebersihan,
Pendidikan dan Tempat Kerja); Ketiga, Lingkungan Kesehatan (Akses, Pelayanan
Preventif dan Pelayanan Kuratif); Keempat, Lingkungan Tempat Tinggal; dan
Kelima, Data/Informasi (Bahaya/Dampak dari Stunting, Penyebab Stunting,
Pencegahan Stunting serta Penanganan Stanting).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Desa dan Pencegahan Stunting</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Pemerintah Desa seharusnya terlibat dalam
gerakan pencegahan stunting, karena Desa atau yang disebut dengan istilah lain
merupakan pemerintah terdekat dengan korban stunting. Untuk itu, adanya komitmen
Kepala Desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat dalam pencegahan
stunting sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan Desa adalah hal yang
urgen. Pemerintah Desa dalam pencegahan stunting harus memanfaatkan dana Desa
secara tepat. Pemerintah Desa harus juga melakukan pencegahan stunting dengan
melakukan konvergensi di internal Desa maupun antar Desa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Konvergensi untuk pencegahan stunting di Desa sangat penting untuk
dilakukan karena, terdapat banyak anggaran dan program sektoral dari luar Desa yang
“berkeliaran” di Desa, terkait pencegahan stunting. Sederhananya, konvergensi
pencegahan stunting di Desa dimaksudkan untuk mengelola sumberdaya Desa maupun
sumberdaya Pemerintah dan/atau sumberdaya Pemerintah Daerah. Hasil dari
konvergensi anggaran dan program sektoral terkait pencegahan stunting akan
menghasilkan sejumlah paket layanan, seperti: Layanan kesehatan ibu dan anak,
integrasi konseling gizi, air bersih dan sanitasi, perlindungan sosial, serta
layanan Pendidikan Anak Usia Dini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Pengelompokan paket layanan terkait
konvergensi pencegahan stunting ini, harus dilakukan dengan keterpaduan data, keterpaduan
indikator pemantauan layanan, terintegrasi dalam sistem perencanaan pembangunan
Desa, terintegrasi dalam sistem penganggaran di Desa. Sinergitas dan kerjasama
antar pemangku kepentingan dalam pencegahan stunting secara terpadu adalah
aspek yang harus menajadi prioritas. Langkah konvergensi pencegahan stunting di
Desa harus dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Selain melakukan konvergensi
terkait pencegahan stunting, Pemerintah Desa diharuskan untuk menggunakan dana Desa
dengan berfokus pada peningkatan pelayanan publik ditingkat Desa dalam rangka
peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan stunting. Hal ini sesuai dengan dengan
amanat Pasal 6 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Permendes PDTT) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018, Tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Konkritnya, untuk peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan
stunting pemerintah Desa harus memanfaatkan dana Desa untuk: penyediaan air
bersih dan sanitasi; pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita;
pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu
hamil atau ibu menyusui; pengembangan apotik hidup Desa dan produk hotikultura
untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu menyusui; pengembangan
ketahanan pangan di Desa; dan kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa (Pasal 6
ayat (2) Permendes PDTT No. 16 Tahun 2018).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Laki-laki
dan Pencegahan Stunting</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Dalam pencegahan stunting di level Desa, keterlibatan laki-laki
adalah poin yang tidak boleh diabaikan. Selama ini, pencegahan stunting di Desa
seakan-akan hanya menjadi tanggungjawab kaum perempuan terutama para kader
posyandu yang semuanya adalah perempuan. Untuk itu, harus ada komitmen dari
Kepala Desa, anggota BPD dan masyarakat dalam rangka pelibatan laki-laki untuk pencegahan stunting.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Saat ini pelibatan laki-laki dalam pencegahan stunting di Desa,
bisa diawali dengan keterlibatannya dalam menDesain Rumah Stunting Desa. Rumah
Sunting Desa harus dipahami sebagai sekretariat bersama dalam konvergensi
pencegahan stunting di Desa. Rumah Stunting Desa ini diharapkan dapat berfungsi
sebagai <i>Community Center</i> dan <i>Literasi Kesehatan Masyarakat</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Sebagai <i>Community Center, </i>Rumah
Stunting Desa dapat dijadikan sebagai ruang publik (<i>arena-arena komunikasi politis warganegara</i>) bagi masyarakat Desa
untuk beraktivitas dalam urusan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa di
bidang kesehatan masyarakat Desa. Rumah Stunting Desa bisa juga dijadikan sebagai
ruang publik bagi masyarakat Desa untuk mengkonsolidasikan kepentingan tentang
urusan kesehatan masyarakat yang akan dikelola dengan sumberdaya milik Desa
dan/atau sumberdaya milik masyarakat Desa. Sebagai ruang publik, Rumah Stunting
Desa harus menjadi alat untuk memperkuat daya tawar masyarakat Desa dalam
mengambilan keputusan pembangunan Desa untuk urusan kesehatan masyarakat,
terutama terkait dengan stunting.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Rumah Stunting Desa dapat juga difungsikan sebagai sarana untuk
meningkatkan kemampuan warga Desa (perempuan dan laki-laki) dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis informasi tentang kesehatan
masyarakat khususnya stunting. Manfaat dari literasi kesehatan masyarakat adalah
warga Desa akan bertindak rasional dalam mengelola urusan kesehatan (termasuk
stunting) di Desa secara mandiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Dengan difungsikannya Rumah Stunting Desa sebagai sarana literasi kesehatan
masyarakat dan stunting, maka warga Desa akan mampu memahami dan menganalisis
beragam informasi tentang kesehatan masyarakat dan stunting, sehingga dalam
konteks penyelenggaraan pembangunan Desa, mereka mampu berpartisipasi secara
aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa,
khususnya pelayanan kesehatan masyarakat yang dikelola dengan sumberdaya Desa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">Pada akhirnya, harus di yakini oleh semua pihak
yang sudah maupun akan terlibat dalam gerakan melawan stunting adalah <i>masa depan suatu bangsa dapat diukur melalui
perkembangan anak-anak sebagai generasi penerus</i>. Jika anak-anak terlahir
sehat, tumbuh dengan baik, dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka
mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa.
Karenanya, membangun manusia Indonesia sejak dari dalam kandungan adalah
investasi untuk menghadapi masa depan, sekaligus melapangkan jalan menuju
Indonesia sejahtera.</span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-69047159681024805862019-07-16T07:36:00.004+08:002021-11-30T00:45:39.484+08:00Korupsi NTT Fair & Peran TP4D<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "Bernard MT Condensed", serif; font-size: 26pt;">KORUPSI NTT FAIR dan PERAN TP4D</span></b><b><span style="font-family: "Bernard MT Condensed", serif; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;">
<b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Oleh:
Paul SinlaEloE – Aktivis PIAR NTT<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;">
<b><span face=""Arial Narrow", sans-serif" style="background: white; font-size: 10pt;">Tulisan ini pernah
dipublikasikan dalam Harian Umum Victory News, tanggal 16 Juli 2019</span></b><b><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-7qDXRnSyycQ/XS0Nxq4z8DI/AAAAAAAABGQ/q91j5sCBBVoojIEHEpgt8Sd5VjtKwIZYQCLcBGAs/s1600/SINLAELOE%2BPAUL%2B-%2B73.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="395" data-original-width="275" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-7qDXRnSyycQ/XS0Nxq4z8DI/AAAAAAAABGQ/q91j5sCBBVoojIEHEpgt8Sd5VjtKwIZYQCLcBGAs/w260-h320/SINLAELOE%2BPAUL%2B-%2B73.jpg" width="260" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Proyek ini didampingi oleh <span style="background: white;">Tim
Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D). Itulah kalimat
panjang yang tertulis secara jelas dan tegas, pada bagian terbawah dari papan
proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair. Pertanyaannya adalah
siapa itu TP4D? dan apa tugas dan fungsi dari TP4D dalam kaitannya proyek
Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair? Jawaban atas kedua pertanyaan
ini menjadi penting untuk diuraikan, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam
pengerjaan proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair, telah terjadi
tindak korupsi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Secara yuridis, keberadaan Tim Pengawal dan
Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan (TP4), dilegitimasi dengan: <b>Pertama</b>, </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Keputusan Jaksa Agung RI Nomor:
KEP-152/A/JA/10/2015, tanggal 01 Oktober 2015 Tentang Pembentukan Tim Pengawal
Dan Pengaman Pemerintahan Dan Pembangunan Kejaksaan Republik Indonesia (KEPJA
RI Nomor: KEP-152/A/JA/10/2015);<span style="background: white;"> <b>Kedua</b>, </span>Instruksi Jaksa Agung RI
Nomor: INS-001/A/JA/10/2015, tanggal 05 Oktober 2015 Tentang Pembentukan Dan
Pelaksanaan Tugas Tim Pengawal Dan Pengaman Pemerintahan Dan Pembangunan Pusat
Dan Daerah Kejaksaan Republik Indonesia (INSJA RI Nomor: INS-001/A/JA/10/2015);
dan <b>Ketiga</b>, Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor
PER-014/A/JA/11/2016, Tentang Mekanisme Kerja Teknis Dan Administrasi Tim
Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Kejaksaan Republik Indonesia
(PERJA RI Nomor PER-014/A/JA/11/2016), tertanggal 22 November 2016.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Keseluruhan peraturan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pihak </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Kejaksaan Republik Indonesia ini, <span style="background: white;">pada
dasarnya merupakan wujud dari komitmen Kejaksaan Republik Indonesia dalam
mendukung aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi, khususnya di Instansi
pemerintahan, sebagaimana agenda prioritas dari Presiden RI Joko Widodo yang
tercantum di dalam 9 (<i>sembilan</i>)
Agenda Prioritas yang disebut Nawa Cita (Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2015). Konsekwensinya, </span>para jaksa mendapat tugas baru
sebagai pengawal dan pengaman proyek infrastruktur pemerintah mulai dari pusat
hingga daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Dalam rangka mensinergikan dan mensisitematiskan kerja-kerja dari para
jaksa yang tergabung dalam <span style="background: white;">TP4, maka dibentuk</span>
struktur yang mengikuti struktur vertikal Kejaksaan, sebagai berikut: <b>Pertama</b>, <span style="background: white;">Tim
Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan</span> Pusat (TP4 Pusat)
yang berkedudukan di Kejaksaan Agung RI; <b>Kedua</b>,
<span style="background: white;">Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan
Pembangunan</span> (TP4D) Kejaksaan Tinggi yang berkedudukan di tingkat
Provinsi, dan <b>Ketiga</b>, TP4D Kejaksaan Negeri yang berkedudukan di tiap wilayah Kabupaten/Kota<span style="background: white;"> (</span>KEPJA RI Nomor: KEP-152/A/JA/10/2015).<span style="background: white;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Tugas dan fungsi dari TP4 Pusat dan TP4D sesuai </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">KEPJA RI
Nomor: KEP-152/A/JA/10/2015 adalah kurang lebih sama, yakni<span style="background: white;">: <b>Pertama</b>, mengawal,
mengamankan, dan mendukung keberhasilan jalannya pemerintahan dan pembangunan
melalui upaya-upaya pencegahan/preventif dan persuasif baik di tingkat pusat
maupun daerah sesuai wilayah hukum penugasan masing-masing; <b>Kedua</b>, memberikan penerangan hukum di
lingkungan Instansi pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak lain terkait materi
tentang perencanaan, pelelangan, pelaksanaan pekerjaan, perijinan, pengadaan
barang dan jasa, tertib administrasi, dan tertib pengelolaan keuangan Negara; <b>Ketiga</b>, dapat memberikan pendampingan
hukum dalam setiap tahapan program pembangunan dari awal sampai akhir; <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Keempat</span></b><span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">, melakukan koordinasi
dengan aparat pengawasan internal pemerintah untuk mencegah terjadinya
penyimpangan yang berpotensi menghambat, menggagalkan, dan menimbulkan kerugian
bagi keuangan Negara; <b>Kelima</b>, bersama-sama
melakukan monitoring dan evaluasi pekerjaan dan program pembangunan; dan <b>Keenam</b>, melaksanakan penegakkan hukum
represif ketika ditemukan bukti permulaan yang cukup setelah dilakukan
koordinasi dengan aparat pengawasan intern pemerintah tentang telah terjadinya
perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan dan/atau perbuatan lainnya
yang berakibat menimbulkan kerugian bagi keuangan Negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Implementasi Tugas dan Fungsi TP4D di NTT<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Susunan dan keanggotaan TP4D dalam rangka mengimplementasi tugas
dan fungsi adalah bersifat <i>ex officio</i>.
<span style="background: white;">Berdasarkan </span>Pasal 6 ayat (2) PERJA RI
Nomor PER-014/A/JA/11/2016, TP4D yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi, beranggotakan:
<b>a.</b> Asisten Intelijen selaku Ketua
Tim; <b>b.</b> Asisten Perdata dan Tata
Usaha Negara selaku Wakil Ketua Tim; <b>c.</b>
Koordinator pada Kejaksaan Tinggi selaku Sekretaris Tim; d. Jaksa pada Bidang
Intelijen selaku Ketua Sub Tim; <b>e.</b>
Jaksa pada Bidang Tindak Pidana Khusus selaku Anggota; dan <b>f.</b> Jaksa pada Bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara selaku Anggota.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Posisi dari Kepala Kejaksaan Tinggi dalam TP4D adalah sebagai
pengarah dan pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan TP4D di tingkat Provinsi
(INSJA RI Nomor: INS-001/A/JA/10/2015). Dalam INSJA RI Nomor:
INS-001/A/JA/10/2015, ditegaskan bahwa pengarah dan pengendali harus secara
proaktif menawarkan bantuan kepada pemerintah di wilayah kerjanya, tentang
perlu dilaksananakannya pendampingan pada kegiatan pembangunan, baik yang akan
maupun sedang dilaksanakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku, dengan
membatasi keterlibatan pada hal-hal yang beresiko terjadinya penyimpangan yang
dapat mempengaruhi objektivitas penegakan hukum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Berpijak pada komposisi keanggotaan dari TP4D sekaligus
dengan tugas dan fungsi</span><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">, jelaslah bahwa<span style="background: white;"> <i>jika tugas dan fungsi TP4D diimplementasikan
secara sempurna, maka korupsi pada pengerjaan proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT Fair, seharusnya tidak akan terjadi</i>. Apalagi, </span>ruang
lingkup kerja dari TP4D maupun TP4 Pusat berdasarkan Pasal 4 ayat (2) PERJA RI
Nomor PER-014/A/JA/11/2016 adalah melakukan pengawalan dan pengamanan
pemerintahan dan pembangunan terhadap pekerjaan pembangunan yang akan dan/atau
sedang dikerjakan pada lingkungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Pada konteks kasus korupsi pengerjaan proyek
Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair, TP4D yang berkedudukan di
Kejaksaan Tinggi NTT diduga hanya melaksanakan tugas dan fungsi terkait dengan penegakan
hukum. Buktinya, saat ini pihak Kejaksaan Tinggi NTT sedang fokus untuk
melakukan pelimpahan kasus ke pengadilan, setelah pada tanggal 13 Juni 2019
menetapkan 6 (<i>enam</i>) orang sebagai
tersangka, yakni </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Linda Liudianto (Kuasa Direktur PT. Cipta Eka Puri), Yuli Afra
(mantan Kadis PRKP/Kuasa Pengguna Anggaran), Dona Tho (Pejabat Pembuat
Komitmen), Barter Yusuf (Direktur PT. Desakon/Konsultan Pengawas), Ferry Jonson
Pandie (Pelaksana Lapangan PT. Desakon) dan Hadmen Puri (Direktur PT. Cipta Eka
Puri). Keenam tersangka ini<span style="background: white;">, </span>dijerat
dengan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001, <em><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="background: white; mso-bidi-font-style: normal; mso-bidi-font-weight: bold;">juncto</span></em> Pasal
55 ayat 1 Ke-1 KUHP.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Di sisi yang lain, <span style="background: white;">TP4D yang
berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT</span> diduga “gagal” karena belum
melaksanakan secara maksimal tugas dan fungsinya dalam hal pengawasan, penerangan
hukum, pendampingan hukum maupun monitoring dan evaluasi sebagaimana amanat
KEPJA RI Nomor: KEP-152/A/JA/10/2015 <i>juncto</i>
Pasal 4 ayat (1) PERJA RI Nomor PER-014/A/JA/11/2016.<span style="background: white;"> Indikatornya ialah pada masa pelaksanaan proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT Fair, TP4D yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT
terlibat bersama dengan <em><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="font-style: normal; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold;">Pejabat
Pembuat Komitmen</span></em></span>, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Pengawas Kegiatan, Konsultan, dan Penyedia Jasa <span style="background: white;">telah
melaksanakan </span>rapat pembuktian keterlambatan atau <i>Show Cause Meeting</i> (SCM), namun pihak <span style="background: white;">TP4D
yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT tidak bertindak tegas untuk mencegah (<i>diduga adanya pembiaran</i>) terjadinya
korupsi pada proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Rapat untuk membahas
permasalahan keterlambatan yang dihadapi dan langkah-langkah yang diambil oleh
pihak Dinas dan Penyedia, telah dilakukan sebanyak 2 (<i>dua</i>) kali dan kesemuanya melibatkan <span style="background: white;">TP4D
yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT. Pada <i>rapat</i> </span><i>pertama</i>,
ditemukan bahwa pencapaian progres tidak sesuai dengan <i>schedule</i> atau terjadi deviasi sebesar minus/-21,429%, yang
disebabkan masalah manajemen perusahaan penyedia sehingga terjadi kevakuman
pekerjaan yakni tidak adanya personil/tenaga kerja dan material di lapangan
selama dua minggu (Lihat Berita Acara SCM I Nomor 400/05.06/BASCM-643.2/IX/2018,
tertanggal 29 September 2018 dan LHP BPK RI, 2019). Dengan temuan yang seperti
ini, ironisnya pada tanggal 31 Oktober 2018 terjadi Pembayaran Angsuran I
(25,00%) sebesar Rp.5.983.824.100,00. Pembayaran Angsuran I dilakukan
berdasarkan <span style="background: white;">Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Nomor </span>3219/1.01.04.01/SP2D/LS/2018. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Temuan dari <i>rapat</i> <i>kedua</i> adalah pencapaian progres tidak
sesuai dengan <i>schedule</i> atau mengalami
deviasi sebesar minus/-31,72%. Hal ini disebabkan keterlambatan material
bangunan dan pembayaran tenaga kerja, merupakan temuan dari rapat <i>kedua. </i>Hasil dari temuan rapat kedua ini
dituangkan dalam Berita Acara SCM II Nomor 655/05.06/BASCM-643.2/XI/2018,
tertanggal 6 November 2018 (Lihat LHP BPK RI, 2019). Walaupun temuan dari rapat
kedua adalah kurang lebih masih sama dengan temuan dari rapat pertama, namun anehnya
tetap dilakukan Pembayaran Angsuran II (40,2%) sebesar Rp.3.638.165.053,00
(Lihat SP2D Nomor 3877/1.01.04.01/SP2D/LS/2018, tertanggal 30 November 2018).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Bertolak dari realita yang demikian, idealnya Kepala Kejaksaan
Tinggi NTT yang adalah pengarah dan pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan
TP4D <span style="background: white;">yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT</span>,
harus memerintahkan ketua <span style="background: white;">TP4D dalam hal ini </span>Asisten
Intelijen</span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="background: white; color: red; font-size: 12pt;"> </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">Kejaksaan Tinggi NTT</span><span face=""Tahoma","sans-serif"" style="background: white; color: red; font-size: 12pt;"> </span><span face="Tahoma, sans-serif" style="background: white; font-size: 12pt;">untuk segera: <b>Pertama</b>, mempublikasikan </span><i><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">Legal
Opinion</span></i><span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt;">-nya terkait dengan Berita Acara SCM I Nomor
400/05.06/BASCM-643.2/IX/2018 dan Berita Acara SCM II Nomor
655/05.06/BASCM-643.2/XI/2018. <b>Kedua</b>,
mempublikasikan seluruh hasil kerjanya terkait dengan pelaksanaan <span style="background: white;">proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair.</span>
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span face="Tahoma, sans-serif" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Publikasi ini penting untuk dilakukan dalam
rangka <span style="background: white;">menjawab kecurigaan warga NTT, terkait
dugaan keterlibatan pihak TP4D yang berkedudukan di Kejaksaan Tinggi NTT dalam
kasus korupsi proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair. Selain
itu, publikasi ini akan sangat menunjang </span>Tim penyidik Kejaksaan Tinggi
NTT dalam menetapkan tersangka baru, karena ketika<span style="background: white;">
</span>diperiksa pada tanggal 26 Juni 2019, <span style="background: white;">tersangka
</span>Yulia Afra (Mantan KPA Dinas PRKP NTT) memberikan pengakuan yang pada
intinya bahwa “<span style="background: white;">TP4D yang berkedudukan di
Kejaksaan Tinggi NTT sudah </span>sejak awal mengawal pelaksanaan <span style="background: white;">proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair</span>,
namun tidak ada peran yang maksimal dan bahkan ikut dalam <i>mengerjakan</i> <i>tanah urug</i> serta
<i>pengadaan batako</i>”.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-40258105790787697982019-06-23T10:46:00.003+08:002020-09-07T10:46:31.108+08:00Proyek Pembangunan NTT FAIR<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Lembaran
Informasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 20pt;">PROYEK </span></b><b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 20pt;">PEMBANGUNAN NTT FAIR</span></b><b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Oleh: Paul SinlaEloE<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Catatan Pengantar<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Saat ini pihak Kejaksaan Tinggi NTT sementara
merampungkan berkas untuk menetapkan tersangka, terkait dengan kasus dugaan
korupsi dalam Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR. Sudah lebih dari 20 (<i>dua
puluh</i>) orang saksi yang diperiksa oleh pihak Kejaksaan Tinggi NTT, termasuk
Frans Lebu Raya (Mantan Gubernur NTT) dan sekda NTT, Ben Polo Maing. Bahkan, ajudan
dari Sekda NTT, yakni <span style="background: white;">Ari Bait</span> dan Ariyanto
Rondak (ajudan mantan Gubernur Frans Lebu Raya) ikut juga menjadi terperiksa
dalam kasus dugaan korupsi dalam Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Paket Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan
NTT FAIR, merupakan proyek Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman
Provinsi NTT yang dikerjakan oleh PT. Cipta Eka Puri, sebagai kontraktor
pelaksana berdasarkan kontrak nomor PRKP-NTT/643/487/BID.3CK/V/2018, tertanggal
14 Mei 2018. Proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR ini memiliki
nilai kontrak sebesar Rp.29.919.120.500, dengan masa pelaksanaan proyek selama 220
hari kalender, terhitung mulai tanggal 14 Mei 2018 hingga 29 Desember 2018. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam implementasi, proyek ini belum rampung hingga batas waktu yang ditentukan. Pada perkembangannya, proyek Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR ini
diperpanjang waktu pengerjaannya selama 50 hari, kemudian ditambah lagi 40
hari, namun kontraktor tetap tidak mampu merampungkan pekerjaan. Perpanjang
waktu pengerjaan sesuai dengn amanat Pasal 93 Perpres No 54
Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015, pemberian kesempatan menyelesaikan
pekerjaan maksimal 50 hari kalender serta berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 194/PMK.05/2014, tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka
Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun
Anggaran sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/MPK.05/2015,
pemberian kesempatan menyelesaikan pekerjaan maksimal 90 hari kalender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Walaupun demikian, sampai dengan 31 Maret
2019, progres pengerjaan proyek hanya mencapai 54,8%. Bahkan Hingga saat ini,
proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR tetap
terbengkalai. Pada sisi yang lain, anggaran
proyek sudah cair 100%.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Informasi
Terkait Proyek </b><b>Pembangunan
Fasilitas Pameran<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><b>Kawasan NTT FAIR</b><b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sampai dengan akhri tahun 2018, terdapat
sejumlah tender terkait dengan proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR, yakni:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Penyusunan UKL-UPL Pengembangan Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 4873131<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2018 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
PT. DWIPA MITRA KONSULTAN (<strong><span style="font-weight: normal;">Jalan Patriot, No. 20, Kota </span></strong>Kupang, Nusa
Tenggara Timur), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.395.593.000,00 <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 8 Mei 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 18 Mei 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Penyusunan
ANDALALIN Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 4863131<span style="background: #F4F0E2;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2018 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.314.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.314.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
PT. BAGUS DARAJAT KONSULTAN (<strong><span style="font-weight: normal;">Komplek Kopo Permai 1, Blok V, No. 7, Kabupaten Bandung, </span></strong>Jawa Barat), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi
Rp.298.200.000,00<span style="background: #F4F0E2;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 26 April 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 15 Mei 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 861131<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2018 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.31.200.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.31.133.416.800,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
PT. CIPTA EKA PURI (<strong><span style="font-weight: normal;">Jl. Palem Aren VI, No.1, Komp.Palem Semi RT.04 RW.19, Bencongan/Kelapa Dua, Kab.Tangerang,</span></strong> Banten), dengan harga
penawaran Rp.29.856.902.000,00 dan harga terkoreksi Rp.29.919.120.500,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 30 April 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 14 Mei 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">4. Proyek: <strong>Manajemen
Konstruksi Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 479613<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2018 (Anggaran Perubahan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.821.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.821.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
PT. DANA CONSULTANT (<strong><span style="font-weight: normal;">Jl. Dg. Tata, Puri Tata Indah Palace B.12,</span></strong><b> </b>Kota<b> </b>Makassa,rSulawesi Selatan),
dengan harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.816.200.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 18 April 2018<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 27 April 2018<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">5.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Penyusunan UKL-UPL Pengembangan Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: <strong><span style="background: white; font-weight: normal;">4590131</span></strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2017 (Anggaran Perubahan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. ZEMY (<strong><span style="font-weight: normal;">Jl. Hati
Mulia IV, Oebobo, Kota Kupang, </span></strong>Nusa Tenggara
Timur), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.387.750.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 9 Oktober 2017<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 18 Oktober 2017<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">6.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Penyusunan
Rencana Teknis dan <i>Detail Engineering Desigh </i>(DED) Landscape Kawasan NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 4585131<span style="background: #F4F0E2;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2017 (Anggaran Perubahan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.300.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. KONINDO (<strong><span style="font-weight: normal;">Perum Artha
Graha II/37, Kota Kupang, </span></strong>Nusa Tenggara Timur),
dengan harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.294.827.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 9 Oktober 2017<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 18 Oktober 2017<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 17.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">7. Proyek: <strong>Pembangunan
Jalan Lingkungan Perkantoran Kws. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang </strong><strong><span style="font-weight: normal;">(</span></strong>Kws. Lantamal, <span style="color: red;">Kws. NTT FAIR,</span> Kws. Polda, Kws.
Undana & Kws. Unkris – Kota Kupang dan Kws. Polair – Kab. Kupang)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 17.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Dinas Pekerjaan Umum Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 17.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: <strong><span style="background: white; font-weight: normal;">3851131</span></strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 17.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2016 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: <span style="background: white;">Rp.12.500.000.000,00</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: <span style="background: white;">Rp.12.500.000.000,00</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
<span style="background: white;">PT. ALAM INDAH CENDANA
LESTARI</span><span style="background: rgb(244, 240, 226);"> (</span><strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Jl. Sriwijaya, No. 35, Kota Kupang, </span></strong><span style="background: white;">Nusa Tenggara Timur</span>), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi
Rp.12.309.617.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: <span style="background: white;">29
Juni 2016</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: <span style="background: white;">12
Juli 2016</span><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">8.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek: <strong>Pengawasan
Pembangunan NTT Fair</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Prov. NTT<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 3431131<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2016 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.400.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp 397.540.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. SABA CONSULT <span style="background: #F4F0E2;">(</span><strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Jalan Hati Mulia
IV, No.1, Oebobo, Kota Kupang,</span></strong> Nusa Tenggara Timur), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi
Rp.386.386.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 18 Maret 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 26 Maret 2016<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">9.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Proyek:<strong>Penyusunan
<i>Detail Engineering Desigh</i> (DED) Pembangunan Gedung NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Badan Koordinasi Penanaman Modal Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 3054131<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2015 (Anggaran Perubahan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.186.750.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.186.536.955,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. ZEMY (<strong><span style="font-weight: normal;">Jl. Hati
Mulia IV, Oebobo, Kota Kupang, </span></strong>Nusa Tenggara
Timur), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.186.536.950,00<span style="background: #F4F0E2;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 31 Oktober 2015.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 5 November 2015<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">10.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Proyek: <strong>Pengadaan
Konstruksi Jalan Lingkungan Perkantoran Kws. NTT FAIR</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Dinas Pekerjaan Umum Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: <strong><span style="background: white; font-weight: normal;">2581131</span></strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2015 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.4.000.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.4.000.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
<span style="background: white;">PT. ARENA PUTRA JAYA</span><span style="background: rgb(244, 240, 226);"> </span>(<strong><span style="font-weight: normal;">Jln. Merpati, No. 11,</span></strong> Kota Kupang, Nusa Tenggara
Timur), dengan harga penawaran dan harga terkoreksi<span style="background: #F4F0E2;"> </span>Rp.3.942.200.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 29 Juni 2015<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 8 Juli 2015<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">11.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Proyek: <strong>Pembangunan
Gedung NTT FAIR Tahap I</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Badan Koordinasi Penanaman Modal Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 2194131<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2015 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.3.170.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.3.169.990.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
PT. BUMI MANGUN'S KARYA (<strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Jl. Sam Ratulangi 1, No. 216 - 216A, RT.032/RW.014, Kel. Kelapa Lima, Kota Kupang, </span></strong><span style="background: white;">Nusa Tenggara Timur)</span><span style="background: #F4F0E2;">, </span>dengan
harga penawaran dan harga terkoreksi Rp.3.020.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 25 Februari 2015<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 27 Februari 2015<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">12.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Proyek: <strong>Pengawasan
Pembangunan Gedung NTT FAIR Tahap I</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Badan Koordinasi Penanaman Modal Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: 2193131<span style="background: #F4F0E2;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2015 (Anggaran Murni)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.100.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.99.698.500,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. SAINS GROUP CONSULTAN<span style="background: #F4F0E2;"> (</span><strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Jl. Bona Indah, No. 5, Kolhua, Kota Kupang</span></strong><span style="background: white;">, usa Tenggara Timur)</span>, dengan harga penawaran dan harga
terkoreksi Rp.99.505.000,00<span style="background: #F4F0E2;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 23 Februari 2015<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 27 Februari 2015 2015<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">13.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span><!--[endif]-->Proyek: <strong>Desain
Perencanaan Pembangunan NTT FAIR 2014</strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Satker: <span style="background: white;">Badan Koordinasi Penanaman Modal Prov. NTT</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kode Lelang: <strong><span style="background: white; font-weight: normal;">1843131</span></strong><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sumber Anggaran: APBD NTT TA. 2014 (Anggaran Perubahan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai Pagu Paket: Rp.200.000.000,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Nilai
HPS Paket: Rp.199.956.350,00<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pemenang:
CV. SAINS GROUP CONSULTAN<span style="background: #F4F0E2;"> (</span><strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Jl. Bona Indah, No. 5 Kolhua, Kota Kupang</span></strong><span style="background: white;">, Nusa Tenggara Timur)</span><span style="background: #F4F0E2;">,</span>
dengan harga penawaran Rp.199.327.700,00 dan harga terkoreksi Rp.199.320.000,00<span style="background: #F4F0E2;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanggal penetapan pemenang: 9 September 2014<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Tanda Tangan Kontrak: 15 September 2014<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Gubernur
NTT Tahun 2018<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam halaman 191 s/d 192 dokumen LKPJ
Gubernur NTT Tahun 2018, tertulis bahwa terdapat beberapa aktivitsa terkait
dengan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, yakni:
<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">1.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Penyusunan ANDALALIN kawasan NTT FAIR di laksanakan di
Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku, Kel. Lasiana, Kec. Kelapa Lima, Kota
Kupang) dialaksanakan dari tanggal 4 Mei 2018 s/d 1 September 2018 (100%).
Hasilnya adalah Dokumen ANDALALIN berupa (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara,
Laporan Akhir, Surat Rekomendasi, Ringkasan Pelaksanaan, Album Dokumentasi).<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">2.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Penyusunan UKL-UPL Pengembangan Kawasan NTT FAIR di
laksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku, Kel. Lasiana, Kec.
Kelapa Lima, Kota Kupang). Pelaksanaannya dari 23 Mei 2018 s/d 19 September
2018 (100%). Hasilnya adalah Dokumen UKL-UPL (Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir, Surat Rekomendasi, Ringkasan Pelaksanaan, dan Album
Dokumentasi).<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">3. Manajemen Konstruksi Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT FAIR dilaksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku,
Kel. Lasiana, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang). Pelaksanaannya dari 14 Mei 2018
s/d 30 Maret 2019 (73,023%). Hasilnya adalah Bangunan Pameran NTT FAIR (Laporan
pendahuluan, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir, dan ringkasan
pelaksanaan).<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">4.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR
dilaksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku, Kel. Lasiana, Kec.
Kelapa Lima, Kota Kupang). Pelaksanaannya dari 14 Mei 2018 s/d 30 Maret 2019
(73,023%). Hasilnya adalah terbangunnya Pameran NTT FAIR.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">5. Manajemen Konstruksi Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT FAIR dilaksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku,
Kel. Lasiana, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang). Pelaksanaannya dari 14 Mei 2018 – 30 Maret 2019 (73,023%). Hasilnya
adalah Bangunan Pameran NTT FAIR (Laporan pendahuluan, laporan mingguan,
laporan bulanan, laporan akhir, dan ringkasan pelaksanaan).<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">6.<span style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span>Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR
dilaksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku, Kel. Lasiana, Kec.
Kelapa Lima, Kota Kupang). Pelaksanaannya dari 4 Mei 2018 s/d 30 Maret 2019
(73,023%). Hasilnya adalah terbangunnya
Pameran NTT FAIR.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada dokumen LKPJ Gubernur NTT Tahun 2018, khususnya
pada halaman 457, tertulis juga bahwa telah dilakukan kegiatan Coffee morning
antar pengusaha daerah yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2018, bertempat di
Auditorium Gedung NTT FAIR Lasiana-Kota Kupang, diikuti oleh 100 (seratus)
orang peserta dari Dinas/Instansi Terkait Lingkup Pemerintah Provinsi NTT; Investor;
dan UKM Kota Kupang. Salah satu hasil dari kegiatan Temu Kemitraan Antar
Pengusaha Daerah dan Coffee Morning adalah Diharapkan Gedung NTT FAIR dikelola
oleh Pihak Swasta, sebagai pusat bisnis dan perkantoran swasta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) NTT Tahun 2018<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="background: white;">Informasi terkait dengan </span>Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR terdapat
juga dalam<span style="background: white;"> LPPD NTT Tahun 2018. Pada halaman 94
dokumen, LPPD NTT Tahun 2018, pada intinya tertulis bahwa </span>Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR<span style="background: white;"> merupakan
bagian dari </span>Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman. Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, masuk sebagai salah satu dari sekian banyak
kegiatan dalam Pembangunan Sarana dan Prasana Perkantoran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Capaian/hasil dari Pembangunan Sarana dan
Prasana Perkantoran, khusus untuk kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT FAIR adalah: <b>Pertama</b>, Adanya
Dokumen ANDALALIN kawasan NTT FAIR di laksanakan di Kawasan NTT FAIR Kota
Kupang (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir, Surat Rekomendasi,
Ringkasan Pelaksanaan, Album Dokumentasi); <b>Kedua</b>,
Adanya Dokumen UKL-UPLPengembangan Kawasan NTT FAIR di laksanakan di Kawasan
NTT FAIR Kota Kupang (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir, Surat
Rekomendasi, Ringkasan Pelaksanaan, dan Album Dokumentasi) <b>Ketiga</b>, Bangunan Pameran NTT FAIR (Laporan pendahuluan, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan akhir, dan ringkasan pelaksanaan); dan <b>Keempat</b>, Adanya Bangunan Pameran NTT FAIR.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Selain itu, pada halaman 176-177 <span style="background: white;">LPPD NTT Tahun 2018 disebutkan juga bahwa ada sejumlah
capaian terkait dengan </span>Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR,
yakni: <b>Pertama</b>, Tersedianya Kursi
Auditorium NTT FAIR sebanyak 620 buah untuk sarana dan prasarana Gedung Kantor
NTT FAIR; <b>Kedua</b>, Tersedianya 1 unit
Pompa Air, 1 Roll Karpet untuk perlengkapan Gedung Kantor NTT FAIR; dan <b>Ketiga</b>, Tersedianya peralatan studio
berupa 1 unit LCD/Proyector, layar Infocus dan 1 unit Infocus untuk sarana
prasarana Gedung Kantor NTT FAIR. Capaian/hasil ini, merupakan keberhasilan
dari <span style="background: white;">kegiatan Peningkatan Kemitraan Investasi
antar Pengusaha, Pemerintah dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan bagian dari
Program Peningkatan Promosi dan Kerja Sama Investasi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) Tahun 2018, merekomendasikan agar Gubernur NTT segera menarik dana
sebesar Rp.11.834.686.463,3. lebih dari Rekanan Pelaksana Proyek Monumen
Pancasila dan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Khusus untuk proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR, BPK RI Perwakilan NTT, merekomendasi untuk pemerintah
Provinsi NTT wajib menarik sejumlah uang dari rekanan, untuk disetor ke Kas
Daerah Provinsi NTT. Hal ini disebabkan karena BPK RI Perwakilan NTT dalam
auditnya menemukan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
dalam pengelolaan keuangan negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dana yang wajib ditarik oleh Pemprov NTT dari
rekanan yang mengerjakan proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR,
dan harus disetor ke Kas Daerah, yaitu: <b>Pertama</b>:
Kelebihan pembayaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan prestasi kerja sebesar
pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar
Rp.1.577.384.264,72; <b>Kedua</b>,
Kekurangan penerimaan atas denda keterlambatan minimal terkait dengan pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar Rp.1.359.960.022,73; dan
<b>Ketiga</b>, Kekurangan penerimaan atas
jaminan pelaksanaan yang belum dicairkan atas pekerjaan Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar Rp.2.692.720.845,00.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Catatan
Penutup<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pihak kejaksaan jangan hanya fokus pada kasus
dugaan korupsi proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR yang
terjadi pada tahun 2018 saja, tetapi harus mengembangkan dan terus mengusut
setiap Proyek (± 12 Proyek) sejak tahun 2014, terkait dengan Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR.</span><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">--------------------------------------------------</span></span></b></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: red; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;">KETERANGAN:<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; mso-fareast-font-family: Tahoma;">1.<span style="font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="color: red; font-family: "tahoma" , "sans-serif";">Paul SinlaEloE adalah Aktivis PIAR NTT<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; line-height: 115%;">2. Lembaran
informasi ini merupakan materi pengantar dalam diskusi terbatas, “Membidik Pelaku
Bermasalah dalam Dugaan Korupsi Megaproyek NTT FAIR” yang dilaksanakan oleh Perkumpilan
Pengambangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR NTT), di sekretariat PIAR NTT,
pada tanggal 29 Mei 2019.</span><br />
<span style="color: red; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; line-height: 115%;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-sLQVCh0-CG4/XQ7-iYaMj-I/AAAAAAAABDQ/B-w0dXHw1rouU5JUO9obxCwN08s61WtwgCLcBGAs/s1600/sinlaeloepaul-%2Blawan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="912" data-original-width="1152" height="253" src="https://1.bp.blogspot.com/-sLQVCh0-CG4/XQ7-iYaMj-I/AAAAAAAABDQ/B-w0dXHw1rouU5JUO9obxCwN08s61WtwgCLcBGAs/s320/sinlaeloepaul-%2Blawan.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: red; font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-43463446526098833712019-06-17T08:53:00.003+08:002020-09-07T10:47:21.321+08:00Korupsi Proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "bernard mt condensed" , "serif"; font-size: 18.0pt;">KORUPSI PROYEK </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "bernard mt condensed" , "serif"; font-size: 18.0pt;">PEMBANGUNAN FASILITAS<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "bernard mt condensed" , "serif"; font-size: 18.0pt;">PAMERAN KAWASAN NTT
FAIR</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Oleh:
Paul SinlaEloE</span></b><b><span style="background: white; color: black; font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-GYY6WewSn84/XS7O10IZ9bI/AAAAAAAABGc/GCjva32zQP80KaSY36Ck4_sc3SBhCcbGgCLcBGAs/s1600/Editor%2BFoto_H8benl.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1058" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-GYY6WewSn84/XS7O10IZ9bI/AAAAAAAABGc/GCjva32zQP80KaSY36Ck4_sc3SBhCcbGgCLcBGAs/s320/Editor%2BFoto_H8benl.jpg" width="211" /></a></div>
<span style="background: white; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Pada tanggal 13 Juni 2019,
pihak Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT) telah menetapkan dan
menahan 6 (<i>enam</i>) orang tersangka,
terkait dugaan korupsi pada paket Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT FAIR. Para tersangka </span><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">ini dijerat
dengan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001, </span><em style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-large;"><span style="background: white;">juncto</span></em><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"> Pasal
55 ayat 1 ke-1 KUHP. Ditetapkannya keenam orang tersangka ini, setelah tim
penyidik TIPIKOR </span><span style="background: white; font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Kejati NTT</span><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"> memeriksa
lebih dari 30 (</span><i style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-large;">tiga puluh</i><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">) orang
saksi, termasuk Frans Lebu Raya (Mantan Gubernur Prov. NTT selama 2 Periode)
dan</span><span style="background: rgb(235, 235, 235); font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;"> </span><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: large;">Sekda Prov. NTT, Ben
Polo Maing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><span style="background: white;">Penyidik TIPIKOR Kejati NTT melakukan
penahanan terhadap para tersangka dalam kasus dugaan korupsi Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, pada tempat yang berbeda-beda. </span>Linda Liudianto (Kuasa Direktur PT. Cipta Eka Puri) dan
Yuli Afra (mantan Kadis PRKP/Kuasa Pengguna Anggaran) ditahan di Lapas Wanita
Kelas III Kupang. Sementara, tersangka Dona Tho (Pejabat Pembuat Komitmen)
ditahan di tahanan Mapolres Kupang Kota. Sedangkan 3 (<i>tiga</i>) orang tersangka lainnya, yaitu Barter Yusuf (Direktur PT.
Desakon/Konsultan Pengawas), Ferry Jonson Pandie (Pelaksana Lapangan PT.
Desakon) dan Hadmen Puri (Direktur PT. Cipta Eka Puri), ditahan di Rutan Kelas
IIB Kupang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dalam kerja penegakan hukum atas kasus dugaan
korupsi proyek pembangunan Fasilitas pameran Kawasan NTT FAIR, Tim <span style="background: white;">Penyidik TIPIKOR Kejati NTT juga</span> telah
melakukan penyitaan sejumlah barang bukti. Uang sejumlah Rp.686.140.900 yang
disita dari pihak konsultan pengawas proyek, merupakan salah satu dari sekian
barang bukti yang disita oleh pihak Tim <span style="background: white;">Penyidik
TIPIKOR Kejati NTT.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><b>Gambaran
Kasus</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Paket
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, merupakan proyek Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi NTT. Dana proyek <strong><span style="font-weight: normal;">Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR ini, pembiayaannya bersumber dari</span></strong><strong> </strong>Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) NTT TA. 2018 (Anggaran Murni) dan mulai di tenderkan <span style="background: white;">sejak
4 April 2018 dengan </span>Kode Lelang, 861131. Ada 69 (<i>enam puluh sembilan</i>) perusahaan yang menjadi peserta tender dari proyek
yang nilai pagu paket proyek berdasarkan <span style="background: white;">Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (</span>DPA)
adalah Rp.31.200.000.000,00 dan Nilai Harga Perkiraan
sendiri (HPS) adalah Rp.31.133.416.800,00.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Tender untuk proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR dimenangkan oleh PT. Cipta
Eka Puri dengan harga penawaran Rp.29.856.902.000,00 dan harga terkoreksi
Rp.29.919.120.500,00. Sesuai dengan kontrak nomor<span style="background: #F4F0E2;">
</span>PRKP-NTT/643/487/BID.3CK/V/2018, tertanggal 14 Mei
2018, PT. Cipta Eka Puri dalam kapasitas sebagai kontraktor pelaksana, harus
mengerjakan proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR mempergunakan
anggaran sesuai dengan nilai kontrak proyek sebesar Rp.29.919.120.500 dan masa
pelaksanaan proyek selama 220 hari kalender, terhitung mulai tanggal 14 Mei
2018 hingga 29 Desember 2018. Dalam implementasi, proyek ini belum rampung hingga batas waktu yang ditentukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Pada perkembangannya, proyek Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR ini
diperpanjang waktu pengerjaannya selama 50 hari, kemudian ditambah lagi 40
hari, namun kontraktor tetap tidak mampu merampungkan pekerjaan. Perpanjang
waktu pengerjaan ini berpijak pada amanat Pasal 93
Perpres Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015, pemberian
kesempatan menyelesaikan pekerjaan maksimal 50 hari kalender, serta berdasarkan
Pasal 4 Permenkeu Nomor 194/PMK.05/2014, tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam
Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir
Tahun Anggaran sebagaimana telah diubah dengan Permenkeu Nomor 243/MPK.05/2015,
pemberian kesempatan menyelesaikan pekerjaan maksimal 90 hari kalender.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Ironisnya, sampai dengan akhir masa perpanjangan waktu
pengerjaan proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, yakni 31
Maret 2019, progres pengerjaan proyek hanya mencapai 54,8%. Hitungan ini
berdasarkan pemeriksaan fisik proyek yang dilakukan oleh tim penyidik TIPIKOR
Kejati NTT dengan melibatkan tim ahli, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
konsultan manajemen konstruksi dan project manager. Pemeriksaan lapangan ini
dimaksudkan untuk mencocokkan keterangan saksi dengan kondisi riil fisik
proyek, baik kualitas maupun volume. Hasil pemeriksaan lapangan tersebut
kemudian dihitung oleh tim ahli.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Temuan dari tim penyidik TIPIKOR Kejati NTT, sangat
kontradiktif dengan laporan dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi NTT dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dimasukan pada dokumen
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTT Tahun 2018. Di
halaman 192 dokumen LKPJ Gubernur NTT Tahun 2018, pada intinya tertulis bahwa
Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR yang dilaksanakan di Kawasan NTT
FAIR Kota Kupang (Dsn. Bimoku, Kel. Lasiana, Kec. Kelapa Lima, Kota Kupang) dan
pelaksanaannya dimulai dari 14 Mei 2018 s/d 30 Maret 2019, hasilnya adalah
terbangunnya Fasilitas Pameran NTT FAIR (73,023%).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Terbengkalai dan mangkraknya pengerjaan proyek Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR hingga saat ini, merupakan indikasi awal
adanya dugaan korupsi. Apalagi pada tanggal tanggal 14
Desember 2018, telah terjadi pencairan anggaran
proyek 100% dan dilakukan pembayaran secara penuh oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) kepada rekanan. Itu berarti, telah dilakukan kelebihan pembayaran kepada
rekanan, walau faktanya progres pekerjaan belum rampung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dengan fakta pengerjaan proyek Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR yang demikian, maka tidaklah sukar bagi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
Perwakilan NTT untuk menemukan adanya berbagai ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan negara. Karenanya tidaklah
mengherankan apabila dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi NTT Tahun Anggaran 2018, direkomendasikan
untuk pemerintah Provinsi NTT wajib menarik sejumlah uang dari rekanan, untuk
disetor ke Kas Daerah Provinsi NTT.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Dana yang wajib ditarik oleh Pemprov NTT dari rekanan
yang mengerjakan proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR, dan harus
disetor ke Kas Daerah, berdasarkan LHP BPK RI adalah: <b>Pertama</b>: Kelebihan pembayaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan
prestasi kerja pada proyek Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar
Rp.1.577.384.264,72; <b>Kedua</b>,
Kekurangan penerimaan atas denda keterlambatan minimal terkait dengan pekerjaan
Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar Rp.1.359.960.022,73; dan
<b>Ketiga</b>, Kekurangan penerimaan atas
jaminan pelaksanaan yang belum dicairkan atas pekerjaan Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT FAIR sebesar Rp.2.692.720.845,00.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><b><span style="background: white;">Lawan Kekuatan Politik
Koruptif</span></b><span style="background: rgb(244, 240, 226);"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">Walaupun masih ada pihak yang belum ditetapkan sebagai
tersangka, namun pihak Kejati NTT wajib diberi apresiasi karena telah
menetapkan 6 (<i>enam</i>) orang tersangka,
terkait dugaan korupsi pada paket Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT FAIR yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, yakni PT. Cipta Eka
Puri berdasarkan kontrak nomor PRKP-NTT/643/487/BID.3CK/V/2018, tertanggal 14
Mei 2018, dengan nilai kontrak Rp.29.919.120.500 dan masa pelaksanaan
proyek <span class="textexposedshow">220 hari kalender, terhitung mulai
tanggal 14 Mei 2018 hingga 29 Desember 2018.<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><span class="textexposedshow"><span style="background: white;">Pada sisi yang lain,
alangkah eloknya jika pihak Kejati NTT harus juga fokus untuk mengembangkan dan
terus mengusut 12 (<i>duabelas</i>) proyek
lainnya, terkait dengan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT FAIR yang di
kerjakan sejak tahun 2014 hingga tahun 2018. Untuk menunjang pengembangan dan
pengusutan 12 (<i>duabelas</i>) proyek
lainnya di kawasan NTT FAIR, pihak Kejati NTT dapat meminta pihak BPK RI
Perwakilan NTT untuk melakukan audit atau </span></span><strong><span style="background: white; font-weight: normal;">Pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (PDTT)</span></strong><span style="background: white;">. <span class="textexposedshow">Hal ini menjadi penting agar kerja penegakan hukum yang
dilakukan oleh pihak Kejati NTT, tidak terkesan ada tebang pilih.<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;"><span style="background: white;">Manfaat lain dari pelibatan pihak BPK RI oleh pihak Kejati
NTT adalah “mungkin” mereka bisa menilai kembali </span>opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau <i>unqualified opinion </i>yang diberikan secara berturut-turut untuk LKPD
Pemprov NTT, sejak tahun 2015 hingga tahun 2018. Karena, sudah banyak kasus di
Indonesia yang terungkap bahwa untuk mendapatkan opini WTP dari BPK, para
pengelola keuangan negara tidak segan-segan melakukan penyuapan terhadap
auditor BPK.</span><span style="background: white; font-family: "tahoma" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; mso-themecolor: text1;">------------------------------------------------<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: red;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="background: white; font-family: "arial" , sans-serif;">KETERANGAN:</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="background: white; font-family: "arial narrow" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: red;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="background: white; font-family: "arial narrow" , sans-serif;">Penulis
adalah Aktivis PIAR NTT.<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: red;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="background: white; font-family: "arial narrow" , sans-serif;">Tulisan ini pernah
dipublikasikan dalam Harian Pagi TIMOR EXPRESS, tanggal 17 Juni 2019.</span></b></span><span style="background: white; color: black; font-family: "arial narrow" , "sans-serif";"><o:p></o:p></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-11254677525362162902019-06-04T20:46:00.001+08:002020-09-07T10:48:15.144+08:00Menggugat Perlindungan Pekerja Migran Perseorangan<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "britannic bold" , "sans-serif"; font-size: 20.0pt;">MENGGUGAT PELINDUNGAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "britannic bold" , "sans-serif"; font-size: 20.0pt;">PEKERJA MIGRAN PERSEORANGAN</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "britannic bold" , "sans-serif"; font-size: 18.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Oleh. Paul SinlaEloE</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="background: white; color: #1c1e21; font-family: "tahoma" , "sans-serif"; font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-svHExLM-nrc/XnC3za3Cb0I/AAAAAAAABPg/jjXg-1R7desJ0neCkWLkQCdFskVinnQtgCLcBGAsYHQ/s1600/PAULSINLAELOE-3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="934" data-original-width="865" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-svHExLM-nrc/XnC3za3Cb0I/AAAAAAAABPg/jjXg-1R7desJ0neCkWLkQCdFskVinnQtgCLcBGAsYHQ/s320/PAULSINLAELOE-3.jpg" width="296" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Hadirnya UU No. 18 Tahun 2017, tentang Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia (UUPPMI), pada dasarnya bertujuan ingin melindungi
Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari perdagangan manusia, termasuk perbudakan
dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat
dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang melanggar Hak Asasi Manusia
(Alenia Pertama Penjelasan Umum UUPPMI). Karenanya, tidaklah mengherankan
apabila UUPPMI lebih menekankan dan memberikan peran yang lebih besar kepada
pemerintah dan mengurangi peran swasta dalam penempatan dan Pelindungan PMI.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Pada bagian Penjelasan Umum dari UUPPMI
ditegaskan juga bahwa untuk Pelindungan PMI, diperlukan suatu sistem yang
terpadu dan melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Pelindungan
PMI ini meliputi Pelindungan secara kelembagaan yang mengatur tugas dan
kewenangan kementerian sebagai regulator/pembuat kebijakan dengan Badan sebagai
operator/pelaksana kebijakan. Pelindungan kepada PMI dilakukan mulai dari Desa,
Kabupaten/Kota, dan Provinsi, sejak sebelum bekerja sampai setelah bekerja.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Berdasarkan Pasal 1 angka 2 UUPPMI, PMI
dimaknai sebagai “setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah
melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia”.
Dengan pengertian PMI yang demikian luasnya, maka Pasal 4 ayat (1) UUPPBMI,
membatasi lingkup dari makna PMI hanya meliputi: a. PMI yang bekerja pada
Pemberi Kerja berbadan hukum; b. PMI yang bekerja pada Pemberi Kerja perseorangan
atau rumah tangga; dan c. Pelaut awak kapal dan pelaut perikanan.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Dengan demikian, yang tidak termasuk
sebagai PMI dalam UUPPMI sebagaimana amanat Pasal 4 ayat (2) UUPPBMI, yaitu: a.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikirim atau dipekerjakan oleh badan
internasional atau oleh negara di luar wilayahnya untuk menjalankan tugas
resmi; b. pelajar dan peserta pelatihan di luar negeri; c. WNI pengungsi atau
pencari suaka; d. penanam modal; e. aparatur sipil negara atau pegawai setempat
yang bekerja di Perwakilan Republik Indonesia; f. WNI yang bekerja pada
institusi yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara; dan g. WNI
yang mempunyai usaha mandiri di luar negeri.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Substansi dari Pasal 4 UUPPMI ini,
menunjukan bahwa para pengambil kebijakan ingin melakukan pembedaan secara
tegas antara PMI dengan WNI yang melakukan kegiatan di luar negeri yang tidak
termasuk sebagai PMI. Pembedaan ini mungkin penting untuk pemerintah bisa lebih
fokus dalam memberikan Pelindungan terhadap PMI yang <i>akan</i> bekerja keluar
negeri tanpa melalui pelaksana penempatan, maupun PMI yang bekerja keluar
negeri melalui pelaksana penempatan PMI ke luar negeri yang terdiri atas:
Pertama, Badan; Kedua, Perusahaan Penempatan PMI; atau Ketiga, Perusahaan yang
menempatkan PMI untuk kepentingan perusahaan sendiri (Pasal 49 UUPPMI).</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Pelaksanaan penempatan PMI ke luar negeri
dilakukan dengan 5 (<i>lima</i>) skema, yaitu: <i>Government to Government </i>(G
to G), <i>Government to Private </i>(G to P), <i>Private to Private </i>(P to
P), mandiri/perseorangan dan untuk perusahaan sendiri di luar negeri. PMI yang
akan bekerja diluar negeri, dapat bekerja pada pemeberi kerja yang dalam hal
ini instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, badan hukum swasta, dan/atau
perseorangan di negara tujuan penempatan yang mempekerjakan PMI (Pasal 1 angka
11 UUPPMI).</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">PMI yang <i>akan</i> bekerja keluar negeri
tanpa melalui pelaksana penempatan, dalam UUPPMI diartikan sebagai PMI
Perseorangan (Pasal 1 angka 4 UUPPMI). Menjadi PMI Perseorangan, merupakan
salah satu strategi untuk mengatasi pembebanan biaya penempatan yang tinggi.
Untuk mengatasi persoalan ini, UUPPMI telah melarangan bagi setiap
orang membebankan komponen biaya penempatan yang telah ditanggung calon
Pemberi Kerja kepada Calon PMI (Pasal 72 <i>huruf </i>a UUPPMI) dan bagi setiap
orang akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (<i>lima</i>) tahun dan
denda paling banyak Rp.15.000.000.000,00 (<i>lima belas miliar rupiah</i>),
jika melanggarnya (Pasal 86 <i>huruf </i>a UUPPMI).</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><br />
</span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><br />
Menurut Pasal 63 ayat (1) UUPPMI, PMI Perseorangan <i>dapat </i>bekerja ke luar
negeri pada Pemberi Kerja berbadan hukum. PMI Perseorangan wajib melapor pada
instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
dan Perwakilan Republik Indonesia (Pasal 63 ayat (3) UUPPBMI) dan ketentuan
lebih lanjut mengenai PMI Perseorangan, diatur dengan Peraturan Menteri (Pasal
63 ayat (4) UUPPBMI).</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Kalau dicermati secara kritis, maka
pengaturan terkait PMI Perseorangan dalam UUPPMI, memiliki sejumlah kelemahan
substantif. Apalagi dalam Pasal 63 ayat (2) UUPPBMI, ditegaskan bahwa “<i>segala
risiko ketenagakerjaan yang dialami oleh PMI Perseorangan, menjadi tanggung
jawab sendiri</i>”. Ketentuan Pasal 63 ayat (2) UUPPBMI<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"> ini, membuka ruang bagi negara untuk lari dari tanggung jawab atas Pelindungan
bagi seluruh warga negara, sebagaimana amanat konstitusi.</span></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Kelemahan substantif
lainnya yang berhubungan dengan PMI Perseorangan adalah penggunaan kata “dapat”
oleh para perumus UUPPMI yang terdapat pada Pasal 63 ayat (1) UUPPMI. Kata
‘dapat’ dalam rumusan Pasal 63 ayat (1) UUPPMI merupakan ketentuan “karet” yang
mengandung tafsir bahwa dapat juga bekerja pada perseorangan. Artinya, </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">PMI Perseorangan yang
akan bekerja disektor rumah tangga<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">, juga
dimungkinkan untuk bekerja secara perseorangan/mandiri pada pemeberi kerja </span>perseorangan
di luar negeri.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Risikonya adalah </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">PMI Perseorangan yang
bekerja disektor rumah tangga berpeluang besar untuk tereksploitasi dan menjadi
korban kekerasan serta kesewenang-wenangan. Bahkan, mereka sangat rentan
mengalami kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan lain yang
melanggar Hak Asasi Manusia. Argumen ini bertolak dari realita bahwa tidak sedikit
PMI yang bekerja disektor rumah tangga di luar negeri, banyak yang mengalami
penyiksaan hingga menemui ajal, padahal mereka bisa bekerja melalui pelaksana
penempatan PMI ke luar negeri.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Rumusan Pasal 63 UUPPMI
yang “miskin” Pelindungan bagi PMI Perseorangan ini, dimanfaatkan oleh
Pemerintah Malaysia, dimana Per tanggal 1 Januari 2018, Pemerintah Malaysia
memberlakukan kebijakan <i>Direct Hiring </i>(perekrutan langsung) sebagai
skema baru perekrutan pekerja migran sektor domestik untuk bekerja di Malaysia.
Kebijakan perekrutan langsung pekerja migran sektor domestik ini berlaku bagi
perekrutan tenaga kerja dari sembilan negara yaitu Indonesia, Thailand,
Filipina, Kemboja, India, Laos, Nepal, Sri Langka dan Vietnam.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Untuk memperkuat Pelindungan
bagi PMI Perseorangan, tidak bisa mengharapkan hadirnya </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Peraturan Menteri
mengenai PMI Perseorangan. Karena, dalam ilmu perundang-undangan terdapat asas <i>lex
superior derogat legi inferiori </i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">yang tidak
bisa dilanggar oleh para pembuat Peraturan Mentri. Penggunaan asas ini dalam
perumusan produk hukum, mengakibatkan hukum yang kedudukannya lebih tinggi
menghapus hukum yang ada di bawahnya, atau dengan kata lain hukum yang lebih
rendah tingkatannya harus sesuai dengan ketentuan yang ada di atasnya. Itu
berarti, s</span>ecara yuridis tidak mungkin Peraturan Menteri bertentangan
dengan UUPPMI.</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Pelindungan untuk <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">PMI Perseorangan akan menjadi sempurna, jika Pasal 63 UUPPMI
disempurnakan. Penyempurnaannya bisa dilakukan dengan cara <i>legislative
review</i> atau <i>eksekutive review</i> atau <i>judicial review</i>. Cara
apapun yang kan dipilih, idealnya harus diawali dengan <i>public review. Pablic
review ini dimaksudkan untuk</i> emastikan langkah tepat dalam menyempurnakan
Pasal 63 UUPPMI, apakah melalui <i>legislative review</i> atau <i>eksekutive
review</i> atau <i>judicial review</i>.</span></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<b><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 18pt;">KETERANGAN:</span></b><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 8.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<b><span style="background: white; font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">1. Penulis adalah Aktivis PIAR NTT</span></b><b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-family: "arial narrow" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2. Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam, <span style="color: red;"><a href="http://www.teropongntt.com/menggugat-Perlindungan-pekerja-migran-perseorangan/">http://www.teropongntt.com/menggugat-Perlindungan-pekerja-migran-perseorangan/</a></span><span style="background: white; color: #1c1e21;">, </span>pada tanggal 4 Juni 2019</span></b></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-43196343240311884962019-06-01T18:39:00.003+08:002020-09-07T10:49:06.367+08:00Korupsi Dengan Wajar Tanpa Pengecualian<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "arial black" , sans-serif; font-size: 14pt; line-height: 115%;">KORUPSI
DENGAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN</span></b></div>
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 14pt;">Oleh: Paul SinlaEloE</span></b><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-8GPErIztk10/XPJVUzdFkFI/AAAAAAAABCM/_36jL4E5f0o9IRokSThe9W7wZ75TzZJqQCLcBGAs/s1600/paul%2BIMG-20190316-WA0051.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="378" data-original-width="352" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-8GPErIztk10/XPJVUzdFkFI/AAAAAAAABCM/_36jL4E5f0o9IRokSThe9W7wZ75TzZJqQCLcBGAs/s320/paul%2BIMG-20190316-WA0051.jpg" width="297" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-outline-level: 3; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Aanggaran
(TA) 2018, mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau <i>unqualified opinion </i>dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).<i> </i>Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK ini, disampaikan dalam sidang
paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi NTT, pada tanggal 27 Mei 2019.
Dengan demikian, Pemerintah Provinsi
(Pemprov) NTT untuk keempat kalinya telah memperoleh opini WTP secara berturut-turut, sejak tahun 2015.</span><br />
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: "tahoma" , sans-serif;">Opini WTP yang diperoleh </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">Pemprov NTT, pada dasarnya bukan hal yang luar biasa. Apalagi, </span><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">BPK
Perwakilan Provinsi NTT dalam LHPnya menyatakan masih terdapat permasalahan
yang walaupun tidak bersifat material atau tidak mempengaruhi kewajaran LKPD TA
2018 sehingga BPK tetap memeberikan Opini WTP, namun harus menjadi perhatian Pemprov
NTT. Permasalahan dimaksud diantaranya: Pertama, penatausahaan aset personil,
sarana dan prasarana, dan dokumen (P2D) belum tertib<a href="https://draft.blogger.com/u/1/null" name="_GoBack"></a>;
Kedua, denda keterlambatan penyelesaian atas dua pekerjaan pada Dinas PRKP, belum dikenakan minimal sebesar
Rp.2, 56 Milyar dan pembayaran tidak sesuai prestasi pekerjaan sebesar Rp.13,95
Milyar; dan Ketiga, adanya kesalahan penganggaran belanja Modal dan belanja
Barang sebesar Rp.247,76 Milyar.</span></span><br />
<b><span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></b>
<b><span style="font-family: inherit; font-size: large;">Memahami
Opini BPK</span></b><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Opini
yang dikeluarkan oleh BPK, hakekatnya merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteria: Pertama, kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan; Kedua, kecukupan pengungkapan atau <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">kelengkapan bukti yang memadai</span> (<i>adequate disclosures</i>); Ketiga, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan; dan Keempat, efektivitas sistem
pengendalian intern (Bandingkan dengan Penjelasan
Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004, Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Berpijak pada 4 (<i>empat</i>)
kriteria informasi keuangan yang dinilai oleh BPK RI
terkait dengan laporan keuangan, maka opini WTP akan
diterbitkan jika laporan keuangan dianggap telah memberikan informasi yang
bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini WTP,
artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan,
pemerintah dianggap telah menyelenggarakan sistem pengendalian intern dengan
effektif dan sudah menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik,
dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Terkait
dengan opini WTP, BPK terkadang juga memberikan opini WTP <i>Dengan Paragraf Penjelasan</i>
(WTP-DPP). Ada beberapa keadaan
yang menyebabkan ditambahkannya paragraf penjelasan dalam laporan audit BPK RI,
walaupun tidak mempengaruhi pendapat WTP atas laporannya. Misalnya, terdapat ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan hidup lembaga
pengelola keuangan. Salain itu, bisa juga karena auditor setuju dengan suatu
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal. Opini WTP DPP bisa juga dikeluarkan karena
laporan audit yang melibatkan auditor lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Selain opini WTP, BPK juga dapat memberikan opini Wajar
dengan pengecualian (WDP) atau <i>qualified
opinion</i> yang diterbitkan, jika sebagian besar informasi dalam
laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau
item tertentu yang menjadi pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan <i>little adverse </i>(ketidakwajaran yang
kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam
item tertentu, namun demikian ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Jika
laporan keuangan mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan
keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka BPK akan memberikan
opini Tidak wajar (TW) atau <i>adversed opinion</i>. Laporan keuangan yang
mendapatkan opini TW, berarti auditor BPK meyakini laporan keuangan
pemerintah diragukan kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Berdasarkan<b> </b>Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004, BPK dapat tidak beropini atas laporan
keuangan, jika auditor itidak bisa meyakini apakah laporan
keuangan wajar atau tidak. BPK akan menolak
memberikan opini (<i>disclaimer of opinion</i>),
apabila auditor BPK menganggap ada ruang lingkup audit yang
dibatasi oleh pemerintah yang diaudit, misalnya karena auditor tidak bisa
memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan
laporan sudah disajikan dengan wajar. Penolakan dari BPK untuk memeberikan
opini atas laporan keuangan, sering disebut dengan opini tidak menyatakan
pendapat (TMP).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;">WTP
Bukan Berarti Tidak Terjadi Korupsi</span></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Opini audit WTP dari BPK, oleh pengambil kebijakan telah
dijadikan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan tata kelola pemerintahan yang
baik (<em><span style="font-family: "tahoma" , "sans-serif";">good governance</span></em>).
Karenanya tidaklah mengherankan apabila para pejabat kementerian, lembaga
negara dan pemerintah daerah berlomba memperoleh opini WTP. Opini WTP selalu
menjadi idaman para pengelola keuangan negara. Bahkan untuk mendapatkan opini
WTP dari BPK, para pengelola keuangan negara tidak segan-segan melakukan
penyuapan terhadap auditor BPK.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Tentu semua kita masih ingat dengan jelas <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">kasus suap untuk mendapatkan predikat WTP dari BPK yang
mencuat ditahun 2017. Kasus ini terkait dengan laporan keuangan Kementerian
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) TA 2015 dan TA 2016,
dimana terdapat temuan yang seharusnya dipertanggungjawabkan, namun, laporan
keuangan tersebut justru diberikan opini WTP oleh BPK.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Pada konteks NTT, walaupun LKPD
Pemprov NTT TA 2018 telah mendapat opini WTP, namun harus diingat bahwa
memperoleh opini WTP tidak menjamin tidak adanya
korupsi dalam pengelolaan keuangan. Buktinya, pihak Kejaksaan Tinggi NTT sudah
memeriksa 20 (<i>dua puluh</i>) orang saksi,
termasuk Frans Lebu Raya (Mantan Gubernur NTT) dan saat ini pihak Kejaksaan Tinggi
NTT sementara merampungkan berkas untuk menetapkan tersangka, terkait dengan
kasus dugaan korupsi dalam Pembangunan Fasilitas Pameran
Kawasan NTT Fair.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Paket
Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair, merupakan proyek Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Provinsi NTT yang dikerjakan oleh
kontraktor pelaksana dari PT. Cipta Eka Puri. Proyek dengan nomor kontrak
PRKP-NTT/643/487/BID.3CK/V/2018, tertanggal 14 Mei 2018 ini, memiliki nilai
kontrak Rp.29.919.120.500 dengan masa pelaksanaan proyek 220 hari kalender,
terhitung mulai tanggal 14 Mei 2018 hingga 29 Desember 2018. Dalam implementasi,
proyek ini belum rampung hingga batas waktu yang ditentukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></div>
<span style="font-family: inherit; font-size: large;">Pada perkembangannya, proyek Pembangunan
Fasilitas Pameran Kawasan NTT Fair ini diperpanjang waktu pengerjaannya selama 50
hari, kemudian ditambah lagi 40 hari, namun kontraktor tetap tidak mampu
merampungkan pekerjaan. Sampai dengan 31 Maret 2019, progres pengerjaan proyek hanya
mencapai 54,8%. Hingga saat ini, proyek Pembangunan Fasilitas
Pameran Kawasan NTT Fair tetap terbengkalai. Pada sisi yang lain, anggaran proyek sudah cair 100%. Inilah
realita dari korupsi dengan wajar
tanpa pengecualian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif;"><br /></span></b>
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: large;">KETERANGAN:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: inherit; font-size: large;"><b><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif;">1.<span style="font-stretch: normal; line-height: normal;"> Penulis adalah </span></span></b><b><span style="font-family: "arial narrow" , sans-serif;">Aktivis PIAR NTT</span></b></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="font-family: inherit; font-size: large;"><span style="line-height: 115%;">2. </span><span style="line-height: 115%;">Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam: </span><span style="line-height: 115%;"><a href="http://www.zonalinenews.com/2019/05/korupsi-dengan-wajar-tanpa-pengecualian/">http://www.zonalinenews.com/2019/05/korupsi-dengan-wajar-tanpa-pengecualian/</a>,
pada tanggal 30 Mei 2019</span></span></b></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-15471149592155007662019-05-25T17:09:00.004+08:002022-08-22T02:46:33.301+08:00Pelindungan Pekerja Migran<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 22pt;">PELINDUNGAN
PEKERJA MIGRAN</span></b><o:p></o:p></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 16pt;">Oleh.
Paul SinlaEloE</span></b></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-lvlg5bwXqlE/XnC4i_VxMkI/AAAAAAAABPo/-0QYErvpivIA5s-4CzfFNJYZNJLbADpFwCLcBGAsYHQ/s1600/PAULSINLAELOE-2.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="655" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-lvlg5bwXqlE/XnC4i_VxMkI/AAAAAAAABPo/-0QYErvpivIA5s-4CzfFNJYZNJLbADpFwCLcBGAsYHQ/s320/PAULSINLAELOE-2.jpg" width="291" /></a><span face="Arial, Helvetica, sans-serif">Segenap bangsa
Indonesia pada dasarnya memberi apresiasi atas hadirnya UU No. 18 Tahun 2017,
tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UUPPMI), karena telah membawa
paradigma baru dalam pelindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI).
UUPPMI yang disahkan diundangkan pada tanggal 22 November 2017, dalam LN RI
Tahun 2017 Nomor 242, tambahan LN RI Nomor 6141 ini, tidak lagi berorientasi
pada peningkatan produktivitas dan daya saing melalui optimalisasi pemberdayaan
dan pendayagunaan tenaga kerja, melainkan sudah mengedepankan penghormatan
terhadap hak asasi dari PMI sebagai manusia dan warga Negara.<o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Paradigma baru dalam
UUPPMI, tergambar juga pada subjek pelindungannya yang tidak hanya terbatas
pada Calon PMI dan/atau PMI, namun juga sudah mengatur tentang jaminan Pelindungan
terhadap hak keluarga dari PMI sebagaimana yang dimandatkan dalam Konvensi PBB 1990, tentang Perlindungan Hak-hak Pekerja
Migran dan Anggota Keluarganya. Bahkan pelindungan untuk Calon PMI
dan/atau PMI dan kelurgnya, dilakukan mulai dari sebelum bekerja, selama
bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Aspek integral,
sinergitas dan koordinasi pada setiap level pemerintahan dalam kerja-kerja
pelayanan penempatan dan pelindungan bagi Calon PMI dan/atau PMI, merupakan
bagian dari paradigma baru yang terdapat dalam UUPPMI. Keterpaduan dan
sinergitas ini dijabarkan dalam pembagian tugas dan tanggungjawab.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Berdasarkan Pasal 11
ayat (1) dan Pasal 39 UUPPMI, tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat dalam hal
Pelindungan PMI adalah: a. Mendistribusikan informasi dan permintaan PMI kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Daerah provinsi; b.
Menjamin Pelindungan Calon PMI dan/atau PMI dan keluarganya; c. Mengatur,
membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan; d. Menjamin
pemenuhan hak Calon PMI dan/atau PMI dan keluarganya;</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">e. Membentuk dan
mengembangkan sistem informasi terpadu dalam penyelenggaraan penempatan dan Pelindungan
PMI; f. Melakukan koordinasi kerja sama antar instansi terkait dalam menanggapi
pengaduan dan penanganan kasus Calon PMI dan/atau PMI; g. Mengurus kepulangan
PMI dalam hal terjadi peperangan, bencana alam, wabah penyakit, deportasi, dan
PMI bermasalah; h. Melakukan upaya untuk menjamin pemenuhan hak dan Pelindungan
PMI secara optimal di negara tujuan penempatan;</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">i. Menyusun kebijakan
mengenai Pelindungan PMI dan keluargan; j. Menghentikan atau melarang
penempatan PMI untuk negara tertentu atau pada jabatan tertentu di luar negeri;
k. Membuka negara atau jabatan tertentu yang tertutup bagi penempatan PMI; l.
Menerbitkan dan mencabut Surat Izin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran
Indonesia (SIP3MI); menerbitkan dan mencabut Surat lzin Perekrutan Pekerja
Migran Indonesia (SIP2MI); m. Melakukan koordinasi antar instansi terkait
mengenai kebijakan Pelindungan PMI; n. mengangkat pejabat sebagai atase
ketenagakerjaan yang ditempatkan di kantor Perwakilan Republik Indonesia atas
usul Menteri; dan o. menyediakan dan memfasilitasi pelatihan Calon PMI melalui
pelatihan vokasi yang anggarannya berasal dari fungsi pendidikan.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Tugas dan tanggung
jawab Pemerintah Provinsi, terkait dengan Pelindungan PMI diatur dalam Pasal 11
ayat (1) dan Pasal 40 UUPPMI yaitu: a. Mendistribusikan informasi dan
permintaan PMI dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
b. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja oleh lembaga pendidikan dan
lembaga pelatihan kerja milik pemerintah dan/atau swasta yang terakreditasi; c.
Mengurus kepulangan PMI dalam hal terjadi peperangan, bencana alam, wabah
penyakit, deportasi, dan PMI bermasalah sesuai dengan kewenangannya; d.
Menerbitkan izin kantor cabang Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia
(PPPMI); e. Melaporkan hasil evaluasi terhadap PPPMI secara berjenjang dan
periodik kepada Menteri;</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">f. Memberikan Pelindungan
PMI sebelum bekerja dan setelah bekerja; menyediakan pos bantuan dan pelayanan
di tempat pemberangkatan dan pemulangan PMI yang memenuhi syarat dan standar
kesehatan; g. Menyediakan dan memfasilitasi pelatihan Calon PMI melalui
pelatihan vokasi yang anggarannya berasal dari fungsi pendidikan; h. Mengatur,
membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan PMI; dan i.
Dapat membentuk Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) penempatan dan Pelindungan PMI
di tingkat Provinsi.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Dalam melaksanakan Pelindungan
bagi Calon PMI dan/atau PMI dan kelurgnya, Pemerintah Kabupaten/Kota harus
menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan amanat Pasal 11 ayat (2) dan
Pasal 41 UUPPMI, yakni: a. Melakukan sosialisasi informasi dan permintaan PMI
kepada masyarakat dengan melibatkan aparat Pemerintah Desa; b. Membuat
basis data PMI; c. Melaporkan hasil evaluasi terhadap PPPMI secara periodik
kepada Pemerintah Daerah Provinsi; d. Mengurus kepulangan PMI dalam hal terjadi
peperangan, bencana alam, wabah penyakit, deportasi, dan PMI bermasalah sesuai
dengan kewenangannya;</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">e. Memberikan Pelindungan
PMI sebelum bekerja dan setelah bekerja di daerah Kabupaten/Kota yang menjadi
tugas dan kewenangannya; f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja
kepada Calon PMI yang dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan lembaga
pelatihan kerja milik pemerintah dan/atau swasta yang terakreditasi; g.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan dan lembaga
pelatihan kerja di Kabupaten/Kota;</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">h. Melakukan
reintegrasi sosial dan ekonomi bagi PMI dan keluarganya; i. Menyediakan dan
memfasilitasi pelatihan Calon PMI melalui pelatihan vokasi yang anggarannya
berasal dari fungsi pendidikan; j. Mengatur, membina, melaksanakan, dan
mengawasi penyelenggaraan penempatan PMI; dan k. Dapat membentuk LTSA
penempatan dan Pelindungan PMI di tingkat Kabupaten/Kota.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Menurut Pasal 42
UUPPMI, tugas dan tanggungjawab Pemerintah Desa dalam kaitanannya dengan Pelindungan
terhadap PMI adalah: a. Menerima dan memberikan informasi dan permintaan
pekerjaan dari instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan; b. Melakukan verifikasi data dan pencatatan Calon PMI; c.
Memfasilitasi pemenuhan persyaratan administrasi kependudukan Calon PMI; d.
Melakukan pemantauan keberangkatan dan kepulangan PMI; dan e. Melakukan
pemberdayaan kepada Calon PMI, PMI, dan keluarganya.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><b><span face=""arial" , "sans-serif""><br />
Cacat Bawaan UUPPMI</span></b><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Walaupun ada
perubahan paradigma terkait dengan Pelindungan bagi PMI, tetapi harus diingat
bahwa UUPMI adalah produk hukum yang dihasilkan oleh politisi yang
“bergerombol” di parlemen. Artinya, UUPPMI tentu bukan produk ideal dan
sempurna. Apalagi UUPMI lahir dari proses dan negoisasi politik yang panjang
hingga produk finalnya.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Buktinya, UUPPMI
masih menyimpan sejumlah kelemahan substantif, diantaranya: Pertama,
penandatanganan perjanjian kerja masih belum jelas diatur apakah termasuk dalam
layanan di LTSA. Selain itu, isi perjanjian kerja yang dimandatkan dalam UUPPMI
belum memastikan mekanisme keberlakuan perjanjian kerja di 2 (<i>dua</i>)
negara atau hanya di satu negara saja serta penyelesaiannya sengketanya.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Kedua, meskipun
asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) swasta telah diganti dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, namun jaminan sosial bagi
PMI yang ditanggung oleh BPJS belum mencakup resiko yang dialami oleh PMI,
yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak dan gaji tidak dibayar; Ketiga,
terkait sanksi pidana yang meskipun telah mengatur tidak hanya untuk orang
peorangan tetapi juga pejabat publik, namun sanksi pidana yang ada belum
mencantumkan hukuman minimal tapi lebih kepada hukuman masksimal,
sehingga penjatuhan sanksi tergantung pada subyektifitas hakim dalam memberikan
putusan.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Keempat, bantuan
hukum dalam UUPMI tidak diatur dalam Bab khusus, sehingga tidak detail dan
jelas bagaimana cara mengaksesnya, lembaga mana yang harus dituju, mekanisme
penanganan kasus, berapa lama penyelesaian kasusnya dan apakah pemerintah
daerah dilibatkan dalam penanganan kasusnya serta bagaimana koordinasi
penanganan kasus ditingkat daerah dan pusat. Padahal, bantuan hukum bagi PMI
merupakan salah satu perwujudan negara hadir untuk melindungi PMI.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Keseluruhan kelemahan
substantif yang terdapat dalam UUPMI, memunjukan bahwa Pelindungan PMI masih
tetap belum optimal. Apalagi, sistem penempatan pekerja migran ke Luar Negeri
yang didesain oleh para pengambil kebijakan, belum banyak berubah dan selalu
merentankan PMI menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan
Tindak Pidana Penyelundupan Manusia (TPPM). Hal ini diperparah lagi dengan
kinerja dari para aparatus negara pada semua level pemerintahan mulai dari
Pusat hingga Desa beserta jaringan terkaitnya (BNP2TKI/BP3TKI, APJATI, Gugus
Tugas Anti Trafficking dan Satgas Anti Trafficking) yang tidak mampu melakukan
pencegahan terjadinya TPPO dan TPPM.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span face=""arial" , "sans-serif"">Bahkan para aparatus
yang ditugaskan oleh negara untuk menata sistem pengelolaan ketenagakerjaan,
masih terkesan tetap membiarkan berjalannya sistem pengelolaan ketenagakerjaan
yang buruk, mulai dari proses rekrutmen, pra penempatan, penempatan
sampai dengan purna penempatan. Buruknya Pelindungan bagi PMI sejak
sebelum bekerja (<i>pendaftaran sampai pemberangkatan</i>), selama bekerja (<i>selama
PMI dan anggota keluarganya berada di luar negeri</i>) dan setelah bekerja (<i>mulai
dari tiba di debarkasi di Indonesia hingga kembali ke daerah asal, termasuk
pelayanan lanjutan menjadi pekerja produktif</i>) adalah fakta
‘telanjang’ atas proses pembiaran dimaksud.</span><o:p></o:p></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><br /></span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif">Problematika terkait Pelindungan
PMI yang merupakan cacat bawaan dari UUPMI ini, perlu dicari jalan keluar
terkait dengan implementasinya. Jalan keluarnya tidak semudah politisi parlemen
melakukan <i>delegated legislation </i>pada Peraturan Pelaksana (<i>verordnung</i>)
dan Peraturan Otonom (<i>autonome satzung</i>) yang merupakan
Peraturan-Peraturan yang terletak di bawah undang-undang yang berfungsi
menyelenggarakan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang. Apalagi, <span style="background: whitesmoke;">sumber wewenang dari keduanya adalah
berbeda. </span>Peraturan Pelaksana (<i>verordnung</i>) bersumber
dari <i>kewenangan delegasi</i>, sedangkan Peraturan Otonom (<i>autonome
satzung</i>) bersumber dari <i>kewenangan atribusi</i>. Pertanyaannya
adalah apa yang harus dikerjakan oleh semua komponen bangsa dalam
mengimplementasikan UUPMI demi terlindunginya PMI?</span></div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div><div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">----------------------------------------------------------------------</div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">KETERANGAN:</b></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: -18pt;">1. Penulis adalah Aktivis
PIAR NTT</b></div>
<div style="text-align: left;">
<b style="text-indent: -18pt;">2. Tulisan ini Pernah di
Publikasikan dalam <a href="http://www.zonalinenews.com/2019/05/Perlindungan-pekerja-migran/">http://www.zonalinenews.com/2019/05/Perlindungan-pekerja-migran/</a>,
Pada Tanggal 25 Mei 2019.</b></div>
</div>
<div style="background: white; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<o:p></o:p>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-23607529036484594222019-03-27T06:02:00.008+08:002020-09-25T09:03:22.841+08:00Pemalsuan Dokumen Dalam Konteks Tindak Pidana Perdagangan Orang<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;">PEMALSUAN
DOKUMEN DALAM KONTEKS T</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;">PPO<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;"><span style="font-size: large;">Oleh:
Paul SinlaEloE</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-J0pxdCYxkbk/XJqhWslgJSI/AAAAAAAABAE/srRPDUOYMtgPAYDIo7RD9Xx9q53KpssDwCLcBGAs/s1600/PAULSINLAELOE-4.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="436" data-original-width="394" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-J0pxdCYxkbk/XJqhWslgJSI/AAAAAAAABAE/srRPDUOYMtgPAYDIo7RD9Xx9q53KpssDwCLcBGAs/s320/PAULSINLAELOE-4.png" width="289" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, Helvetica, sans-serif"><span lang="FR">Tindak Pidana Perdagangan Orang</span> (TPPO)<span lang="FR"> merupakan bentuk
modern dari perbudakan manusia. </span>Selain itu, TPPO <span lang="FR">juga
merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk dari kejahatan terhadap harkat
dan martabat manusia. Saat ini, </span>TPPO telah memakan
banyak korban dan terjadi secara meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik
terorganisasi maupun tidak terorganisasi.</span><br />
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Kejahatan
terkait perdagangan orang ini terjadi dengan melibatkan tidak hanya orang
perseorangan, tetapi juga korporasi, kelompok terorganisir dan penyelenggara
negara yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya. Jaringan pelaku TPPO
memiliki jangkauan operasi tidak hanya antar wilayah dalam negeri, tetapi juga
antar negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Salah satu modus yang sering dan banyak dipergunakan dalam praktek TPPO
adalah pemalsuan dokumen. Pemalsuan dokumen dalam <span lang="FR">U</span>ndang-Undang
Nomor<span lang="FR">
21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang</span>
(UUPTPPO) diatur dalam Pasal 19 dan diklaster s<span lang="FR">ebagai </span>s<span lang="FR">alah satu bentuk
tindak pidana lain yang berkaitan dengan </span>TPPO. Dalam rangka pemberantasan TPPO,
memahami pemalsuan dokumen dari aspek ilmu hukum pidana adalah mutlak diperlukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Memaknai Pasal 19 UUPTPPO<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;"><span lang="FR">Se</span>cara
substansi, Pasal 19 UUPTPPO pada intinya mengatur dan melarang setiap orang supaya
tidak <span lang="FR">memberikan
atau memasukkan keterangan palsu pada dokumen negara atau dokumen lain atau memalsukan
dokumen negara atau dokumen lain, untuk mempermudah terjadinya </span>TPPO.
Bagi yang melanggar amanat Pasal 19 UUPTPPO ini, akan dipidana <span lang="FR">dengan pidana
penjara paling singkat 1 (<i>satu</i>) tahun
dan paling lama 7 (<i>tujuh</i>) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp</span>.<span lang="FR">40.000.000,00 (<i>empat puluh juta rupiah</i>) dan paling banyak Rp</span>.<span lang="FR">280.000.000,00 (<i>dua ratus delapan puluh juta rupiah</i>)</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Istilah
“setiap orang” yang terdapat dalam Pasal 19 UUPTPPO harus dipahami sebagaimana
apa yang tertera dalam Pasal 1 angka 4 UUPTPPO, yakni: “<i><span lang="FR">orang perseorangan atau korporasi yang melakukan tindak pidana perdagangan
orang</span></i>”. Sesuai dengan Pasal 1 <i>angka</i> 6 UUPTPPO, istilah "<span lang="FR">korporasi" </span>yang terdapat dalam Pasal 1 <i>angka</i> 4 UUPTPPO ini didifinisikan sebagai <span lang="FR">kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi baik, merupakan
badan hukum maupun bukan badan hukum</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: arial; font-size: medium;"><span face="Arial, Helvetica, sans-serif">Berdasarkan penjelasan Pasal 19 UUPTPPO, maka </span><span>yang dimaksud dengan </span><span lang="FR">“dokumen negara” itu, pemaknaannya</span><span> adalah
mencakup </span><span lang="FR">tetapi tidak terbatas pada paspor, kartu tanda penduduk, ijazah, kartu keluarga,
akte kelahiran, dan surat nikah.</span><span lang="FR"> </span><span>Sedangkan
istilah </span><span lang="FR">“dokumen lain” dalam ketentuan</span><span lang="FR"> </span><span>Pasal
19 UUPTPPO pemaknaannya
</span><span lang="FR">meliputi
tetapi tidak terbatas pada surat perjanjian kerja bersama, surat permintaan
tenaga kerja Indonesia, asuransi, dan dokumen yang terkait</span><span>
(Penjelasan Pasal 19 UUPTPPO)</span><span lang="FR">.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Kalau
dicermati konstruksi hukum yang terdapat dalam Pasal 19 UUPTPPO, maka para
perumus UUPTPPO menghendaki agar pemalsuan dokumen yang terdapat dalam Pasal 19
UUPTPPO hanya mencakup aspek pemalsuan materil dimana <span lang="FR">sifat palsunya terletak
pada isi dokumen</span> (Suparmin, 2013). Alasannya, rumusan delik dari Pasal
19 UUPTPPO, hanya difokuskan pada perbuatan pelaku yang <span lang="FR">memalsukan dokumen </span>dengan
cara <span lang="FR">memberikan
</span>atau memasukan <span lang="FR">keterangan yang tidak</span><span lang="FR"> </span><span lang="FR">benar pada dokumen negara atau dokumen lain</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Dengan
demikian, pemalsuan dokumen yang terdapat dalam Pasal 19 UUPTPPO adalah berbeda secara substansi dengan
makna pemalsuan surat/dokumen yang terdapat dalam Pasal 263 ayat (1) KUHPidana.
Pasal 19 UUPTPPO hanya mengatur dan mengancam pidana setiap orang memalsukan
dokumen. Sedangkan, Pasal 263 ayat (1) KUHPidana didesain untuk mempidanakan
barang siapa yang memalsukan surat/dokuman dan/atau barang siapa yang membuat surat/dokumen palsu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Perbedaan
antara memalsukan dokumen dan membuat dokumen palsu adalah dalam perbuatan
memalsukan dokumen, <span lang="FR">sebelum perbuatan itu dilakukan, sudah ada sebuah </span>dokumen<span lang="FR"> (</span>dokumen<span lang="FR"> asli). Kemudian
pada </span>dokumen asli ini<span lang="FR">, </span>terhadap <span lang="FR">isinya (termasuk </span>nama
dan <span lang="FR">tanda
tangan) dilakukan perbuatan memalsu yang akibatnya </span>dokumen<span lang="FR"> yang semula
benar menjadi </span>dokumen<span lang="FR"> yang sebagian atau seluruh isinya tidak benar dan bertentangan
dengan kebenaran atau palsu. </span>Dokumen hasil perbuatan memalsu ini sering
disebut dengan dokumen<span lang="FR"> yang dipalsu.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Pada
p<span lang="FR">erbuatan
membuat </span>dokumen<span lang="FR"> palsu</span><span lang="FR"> </span><span lang="FR">atau membuat palsu </span>dokumen, logikanya adalah<span lang="FR"> sebelum perbuatan dilakukan, </span>dokumennya <span lang="FR">belum ada</span> dan <span lang="FR">kemudian
dibuat suatu </span>dokumen <span lang="FR">yang isinya</span><span lang="FR"> </span><span lang="FR">(termasuk
</span>nama dan <span lang="FR">tanda tangan) </span>baik itu <span lang="FR">sebagian atau seluruhnya
adalah bertentangan dengan kebenaran atau palsu. </span>Dokumen yang dihasilkan
dari p<span lang="FR">erbuatan
membuat </span>dokumen<span lang="FR"> palsu</span><span lang="FR"> </span><span lang="FR">atau membuat palsu </span>dokumen
ini disebut dokumen<span lang="FR"> palsu atau </span>atau<span lang="FR"> tidak asli.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Solusi untuk Implementasi Pasal 19 UUPTPPO<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;">Mengingat
bahwa UUPTPPO merupakan kekhususan dan KUHPidana dan rumusan delik yang
terdapat dalam Pasal 19 UUPTPPO hanya difokuskan untuk menjerat setiap orang
yang memalsukan dokumen, maka pasal-pasal pemalsuan surat/dokumen yang terdapat
dalam KUHPidana sebagaimana yang diatur mulai dari Pasal 263 KUHPidana sampai
dengan Pasal 276 KUHPidana, <span lang="FR">dapat </span>dipergunakan atau di <i>juncto-</i>kan dengan Pasal 19 UUPTPPO, jika ingin menindak pelaku
pemalsuan dokumen <span lang="FR">untuk mempermudah </span>dan/atau mengakibatkan <span lang="FR">terjadinya </span>TPPO.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Arial, Helvetica, sans-serif" style="font-family: arial; font-size: medium;"><span>Argumen
ini berpijak pada amanat Pasal <span lang="FR">65 UUPTPPO</span> yang pada intinya menyatakan bahwa hanya <span lang="FR">Pasal 297 </span>KUHPidana
<span lang="FR">dan
Pasal 324</span><span lang="FR"> </span>KUHPidana yang <span lang="FR">dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku</span> ketika UUPTPPO diberlakukan. Artinya, <span lang="FR">semua pasal terkait
dengan TPPO yang terdapat dalam KUHP</span>idana, <span lang="FR">masih berlaku</span><span lang="FR"> dan dapat dipergunakan oleh penegak hukum </span>untuk
mempidanakan
setiap orang yang terbukti sebagai pelaku TPPO, kecuali <span lang="FR">Pasal 297 </span>KUHPidana
<span lang="FR">dan
Pasal 324</span><span lang="FR"> </span></span><span>KUHPidana.</span></span><span face="Tahoma, sans-serif"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Tahoma, sans-serif"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span face="Tahoma, sans-serif">--------------------------------------------</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;"><span style="font-size: large;">KETERANGAN:<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black; mso-fareast-font-family: Tahoma;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;">Penulis adalah Aktivis PIAR NTT</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 0cm 18pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""tahoma" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black; mso-fareast-font-family: Tahoma;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black;">Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam Harian Umum Victory News, pada
tanggal </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" style="color: black; mso-ansi-language: IN;">27 Maret
2019</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black;">.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span face=""arial" , sans-serif" lang="EN-GB" style="color: black;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-72254830059321291452019-03-20T03:54:00.003+08:002020-09-07T10:50:59.672+08:00BUKU HUKUM: Penanganan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span style="color: #141823; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 20.0pt;">INFO BUKU</span></b><span style="color: black; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Judul Buku:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> Penanganan Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Penulis:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> Paul SinlaEloE dan Libby SinlaEloE<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Editor: </span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12.0pt;">Yedityah
Tridarty Mella</span><b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Penyelia Aksara: </span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Tim Rumah Perempuan<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Penerbit:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> Rumah Perempuan</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">ISBN:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> 978-602-96517-0-6</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Dimensi:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> 13,5 cm x 20 cm</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Ketebalan:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> 110 Halaman</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Bahasa:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> Indonesia</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Tahun Terbit:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> 2019</span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;">Desain Sampul & Isi:</span></b><span style="font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 12pt;"> Ragil Sukriwul</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 14.85pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-I1eTfagUAzo/XJFIOxQ8G9I/AAAAAAAAA_4/HLqmPzvFtvwDLVJGeKoCbJekTcRNIjl1QCLcBGAs/s1600/Cover%2BPenanganan%2BKorban.fix.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1169" data-original-width="1600" height="291" src="https://2.bp.blogspot.com/-I1eTfagUAzo/XJFIOxQ8G9I/AAAAAAAAA_4/HLqmPzvFtvwDLVJGeKoCbJekTcRNIjl1QCLcBGAs/s400/Cover%2BPenanganan%2BKorban.fix.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="background: white; color: black; font-family: "tahoma" , sans-serif; font-size: 14.0pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">DESKRIPSI BUKU:</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">Pemenuhan keadilan bagi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO) tidak cukup hanya dengan dipidananya pelaku, melainkan harus sampai pada
dipulihkannya kerugian penderitaan korban akibat Tindak Pidana yang dialaminya.
Karenanya, penanganan korban TPPO demi pemenuhan serta terjaminnya hak-haknya seacra
penuh mutlak diperlukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">Secara yuridis, penanganan korban TPPO adalah tanggungjawab Negara
dan masyarakat diharpkan untuk berperan serta. Untuk itu, para pengambil
kebijakan telah mendesain sistem dalam penanganan korban TPPO secara terpadu dan
</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">komprehensif</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;"> yang melibatkan seluruh
elemen bangsa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">Walaupun demikian, hingga saat ini masih
banyak pihak yang belum memahami secara sempurna sistem penanganan korban </span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">TPPO</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">. Parahnya lagi, ada juga pihak-pihak yang sudah sering terlibat dalam
penanganan korban, namun tidak mengetahui mekanisme dan prinsip-prinsip dalam
penanganan korban </span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">TPPO</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">. Akibatnya korban-korban yang ditangani
tidak mendapatkan pelayanan yang optimal dan sejumlah haknya menjadi terabaikan.
Bahkan dalam beberapa kasus, korban </span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">dipersalahkan (<i>blaming the victim</i>) karena dianggap
memberikan kontribusi pada kejadian tindak pidana yang dialaminya sendiri.</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; font-size: 14pt;">Bertolak dari realita yang demikian, maka kehadiran
buku kecil ini,<i> </i>diharapkan dapat
berkontribusi langsung bagi pemahaman yang utuh dari pihak-pijhak berkait
dengankerja-kerja penanganan korban TPPO, sekaligus bisa menjadi semacam “panduan
praktis” bagi siapa saja yang ingin, maupun sedang melayani dan mendampingi
para korban TPPO.</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7678362506536886769.post-41117493121662674752018-07-04T10:09:00.020+08:002020-09-07T10:51:49.679+08:00Penghapusan Pidana Bagi Korban Perdagangan Orang<div style="line-height: 1; text-align: left;"><div id="edn2" style="line-height: 1;"><div class="Default" style="line-height: 1; text-align: center;"><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><b style="line-height: 1;"><span lang="" style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">PENGHAPUSAN PIDANA </span></b><b style="line-height: 1;"><span lang="" style="font-family: "cooper black", serif; font-size: 16pt; line-height: 1;">BAGI KORBAN PERDAGANGAN
ORANG</span></b><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PENGHAPUSAN%20PIDANA%20BAGI%20KORBAN%20PERDAGANGAN%20ORANG.docx#_ftn1" style="line-height: 1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference" style="line-height: 1;"><b style="line-height: 1;"><span lang="" style="color: red; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 20pt; line-height: 1;">1)</span></b></span></a></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="font-size: 14pt; line-height: 1;">Oleh: Paul SinlaEloE</span></b><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PENGHAPUSAN%20PIDANA%20BAGI%20KORBAN%20PERDAGANGAN%20ORANG.docx#_ftn2" style="line-height: 1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference" style="line-height: 1;"><b style="line-height: 1;"><span style="color: red; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 14pt; line-height: 1;">2)</span></b></span></a><b style="line-height: 1;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><o:p></o:p></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Dalam suatu peristiwa hukum terkait dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO), dapat dipastikan akan menimbulkan kerugian di pihak korban. baik itu
yang bersifat materil dan/atau imateril. Karenanya, tidaklah mengherankan
apabila para pengambil kebijakan telah merumuskan dan memasukan sejumlah pasal
terkait dengan perlindungan korban dalam UU No. 21 Tahun 2007, Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Orang (UUPTPPO), sebagai wujud kepedulian Negara
terhadap Korban TPPO yang berdasarkan Pasal </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pasal 1 <i style="line-height: 1;">angka</i> 3 </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">UUPTPPO </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dipahami sebagai seseorang yang mengalami penderitaan
psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi, dan/atau sosial, yang diakibatkan
TPPO.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Salah satu pasal dalam UUPTPPO yang dirumuskan oleh pengambil kebijakan
dalam rangka melindungi korban adalah Pasal 18 UUPTPPO yang mengamantkan bahwa:
”</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">Korban yang melakukan tindak pidana karena dipaksa oleh pelaku tindak
pidana perdagangan orang, tidak dipidana</i><span face="" style="font-size: 12pt;">”. Secara substansi, Pasal 18
UUPTPPO ini dirancang oleh pengambil kebijakan untuk melindungi korban dengan
cara memberikan penghapusan pidana bagi korban TPPO yang dipaksa oleh pelaku
TPPO untuk melakukan tindak pidana.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Konsep Penghapusan Pidana</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Penghapusan atau peniadaan pidana (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">strafuitluitingsgronden</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) bagi
orang/korban TPPO yang melakukan tindak pidana karena dipaksa oleh orang
lain/pelaku TPPO</span><b style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;"><i style="line-height: 1;">,</i></b><span face="" style="font-size: 12pt;"> merupakan kewenangan hakim berdasarkan
ketentuan undang-undang dan hukum. Teknisnya, hakim memutus perkara dengan
membenarkan atau memaafkan pelaku untuk tidak dipidana atas perbuatannya yang
sebenarnya telah memenuhi rumusan delik. Alasan yuridis bagi hakim untuk
penghapusan hukuman pidana (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">strafuitluitingsgronden</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) bagi setiap orang
yang melakukan suatu tindak pidana, dapat berupa alasan pemaaf (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">schulduitsluitingsgronden</i><span face="" style="font-size: 12pt;">)
atau alasan pembenar (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">rechtvaardigingsgronden</i><span face="" style="font-size: 12pt;">).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Pengkategorian alasan penghapusan pidana menjadi alasan pembenar dan alasan
pemaaf ini, sejalan atau memiliki korelasi dengan ilmu pengetahuan hukum pidana
yang melakukan pembedaan antara ‘dapat dipidananya perbuatan’ dan ‘dapat
dipidananya pembuat/pelaku’. Menurut Moeljatno (2002:137), alasan pemaaf
sebagai alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa, dimana perbuatan yang
dilakukan oleh terdakwa tetap bersifat melawan hukum dan tetap merupakan
perbuatan pidana, tetapi terdakwa tidak dipidana karena tidak ada kesalahan,
sedangkan alasan pembenar dimaknai sebagai alasan yang menghapuskan sifat
melawan hukum, sehingga secara hukum apa yang dilakukan oleh terdakwa telah
dipandang menjadi perbuatan yang patut dan benar.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Secara sederhana, alasan pembenar (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">rechtvaardigingsgrond</i><span face="" style="font-size: 12pt;">)</span><b style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;"> </b><span face="" style="font-size: 12pt;">dalam
konsep penghapusan pidana dipahami sebagai alasan yang menghapuskan sifat
melawan hukum (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">wederrechtelijkheid</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) dari suatu perbuatan pidana. Alasan
pembenar (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">rechtvaardigingsgrond</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) ini, berkaitan dengan </span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">actus reus</i><span face="" style="font-size: 12pt;">
atau perbuatan jahat dalam suatu tindak pidana (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">strafbaarfeit</i><span face="" style="font-size: 12pt;">).
Sedangkan, konsep penghapusan pidana terkait dengan alasan pemaaf (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">schuldduitsluitingsgrond</i><span face="" style="font-size: 12pt;">)
merupakan alasan yang menghapuskan kesalahan pelaku/terdakwa, baik itu yang
bersifat kesengajaan</span><b style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;"> </b><span face="" style="font-size: 12pt;">(</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">dolus</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) maupun kesalahan karena kealpaan (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">culpa</i><span face="" style="font-size: 12pt;">).
Alasan pemaaf (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">schuldduitsluitingsgrond</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) ini berhubungan dengan keadaan
dari pelaku, pertanggungjawaban pidana (</span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">toerekeningsvatbaarheid</i><span face="" style="font-size: 12pt;">) dan </span><i style="font-family: tahoma, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 1;">mens
rea </i><span face="" style="font-size: 12pt;">(niat jahat).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="line-height: 1;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-zwvdSmk5h0I/XrvNjoFPYRI/AAAAAAAABWM/HSJjNb7D8fUIHE_XROuvNxjgYc5viWkRQCK4BGAsYHg/PAUL%2BBUKU%2BOKE1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1046" data-original-width="1450" height="289" src="https://1.bp.blogspot.com/-zwvdSmk5h0I/XrvNjoFPYRI/AAAAAAAABWM/HSJjNb7D8fUIHE_XROuvNxjgYc5viWkRQCK4BGAsYHg/w400-h289/PAUL%2BBUKU%2BOKE1.png" width="400" /></a></b></div><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></b><p></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Penghapusan Pidana Versi Pasal 18 UUPTPPO</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Kata
‘dipaksa’ yang terdapat dalam rumusan Pasal 18 UUPTPPO, </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">merupakan kata
kerja pasif dan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dimaknai sebagai suatu keadaan di mana
seseorang/korban TPPO disuruh melakukan sesuatu sedemikian rupa sehingga
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak sendiri (Penjelasan Pasal 18
UUPTPPO). Secara substansi, istilah ‘dipaksa’ yang terdapat pada Pasal 18
UUPTPPO, memiliki kesamaan dengan istilah ‘daya paksa’ atau ‘</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">overmacht</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">’
yang </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dalam </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Memori
Van Toelichting</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">penjelasan KUHPidana Belanda</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">) </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dimaknai
sebagai setiap</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
kekuatan, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">setiap
paksaan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
setiap dorongan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> yang</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">tidak dapat di</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">elakan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Daya paksa atau </span><i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">overmacht,</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">oleh </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Satochid Kartanegara (Tanpa
Tahun:4</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">46</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">diartikan sebagi paksaan yang menimbulkan keadaan tak berdaya. Pendapat
dari </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Satochid Kartanegara</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> ini penekanannya lebih kepada akibat dari suatu paksaan yang
menghasilkan suatu ketidakberdayaan karena situasi. Sedangkan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">daya paksa </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">(</span><i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">overmach</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">t</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">dalam </span><i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Memori Van Toelichting</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> (</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">penjelasan
KUHPidana Belanda</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">) pengertiannya lebih
dititik beratkan pada pilihan tindakan yang harus dilakukan oleh orang yang
dipaksa. Jika mengacu pada apa yang diuraikan dalam </span><i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Memori Van Toelichting</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> (</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">penjelasan
KUHPidana Belanda</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">) dan pendapat dari </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Satochid Kartanegara</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">, maka
dapat ditarik suatu titik simpul bahwa yang dimaksud dengan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">‘daya paksa’ atau ‘</span><i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">overmacht</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">’</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> adalah </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">setiap</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> kekuatan, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">setiap paksaan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">, setiap dorongan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">
yang</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">tidak dapat di</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">elakan
sehingga menimbulkan keadaan tak berdaya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Konsep
tentang daya paksa (<i style="line-height: 1;">overmacht</i>) dalam ilmu hukum pidana, pada intinya
melarang untuk mempidanakan atau menghukum setiap orang yang melakukan tindak
pidana karena didorong oleh daya paksa. </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Jika mengacu pada </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Memori Van
Toelichting</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> (</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">penjelasan KUHPidana Belanda</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">), maka</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
daya paksa atau </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">overmacht</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
ini dapat berwujud paksaan fisik </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> psikis</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> maupun oleh keadaan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> dan oleh </span><span face="" lang="" style="background: white; font-size: 12pt; line-height: 1;">Jan
Engbertus Jonkers</span><span face="" style="background: white; font-size: 12pt; line-height: 1;"> (1987:261)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, diketegorikan dalam 3 (<i style="line-height: 1;">tiga</i>)
klaster, yakni: Pertama, daya paksa yang besifat mutlak (<i style="line-height: 1;">vis absoluta</i>);
Kedua, daya paksa yang bersifat relatif (<i style="line-height: 1;">vis compulsiva</i>); dan Ketiga,
keadaan terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Daya
paksa yang besifat mutlak (<i style="line-height: 1;">vis absoluta</i>) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">senantiasa</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> terjadi dalam
hal orang yang dipaksa untuk melakukan suatu tindak pidana</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">/TPPO</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
tidak dapat berbuat lain selain mengikuti apa yang dikehendaki oleh orang yang
memaksa (R. Sugandhi, 1980:55). Itu berarti, orang yang dipaksa tersebut
mengalami sesuatu yang sama sekali tidak dapat dielakkan olehnya dan tidak
mungkin memilih jalan lain. </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Sedangkan untuk</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> suatu daya paksa bersifat relatif (<i style="line-height: 1;">vis</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">compulsiva</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, maka </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">orang
yang dipaksa atau terpaksa untuk melakukan suatu tindak pidana</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">/TPPO</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
masih mempunyai kesempatan untuk memilih </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">tindakan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">mana/apa yang akan dilakukan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(R.
Sugandhi, 1980:55).</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> Daya
pakasa yang bersifat relatif ini, sering juga disebut sebagai </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">kekuasaan
atau kekuatan yang memaksa orang itu tidak mutlak</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Menurut
Moeljanto (2002:140), daya paksa relatif (<i style="line-height: 1;">vis compulsiva</i>) dapat
dibedakan menjadi daya paksa dalam arti sempit (<i style="line-height: 1;">overmacht in engere zin</i>)
sebagai paksaan atau daya paksa yang berasal oleh orang lain dan keadaan
terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>). Perbedaan antara keadaan
terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>) dengan daya paksa dalam arti sempit (<i style="line-height: 1;">overmacht
in engere zin</i>) terletak pada apa yang memaksa. Pada <i style="line-height: 1;">noodtoestand, </i>daya
paksa dimaksud tidak disebabkan oleh orang lain sebagaimana <i style="line-height: 1;">overmacht in
engere zin</i>, melainkan disebabkan oleh keadaan tertentu. Perbedaan lainnya
adalah kalau daya paksa (<i style="line-height: 1;">overmacht</i>) baik itu yang bersifat relatif (<i style="line-height: 1;">vis
compulsiva</i>) maupun yang besifat mutlak (<i style="line-height: 1;">vis absoluta</i>), masuk dalam
kategori alasan pemaaf (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">schulduitsluitingsgronden</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">) dari konsep penghapusan atau peniadaan pidana </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">strafuitluitingsgronden</i>)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
sedangkan <i style="line-height: 1;">noodtoestand</i> merupakan </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">strafuitluitingsgronden</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">yang
berkategori alasan pembenar (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">rechtvaardigingsgronden</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Satochid
Kartanegara (Tanpa Tahun:451) menjelaskan bahwa </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodtoestand</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">merupakan
keadaan ketika suatu kepentingan hukum dalam keadaan bahaya dan untuk </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dapat terhindar</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> bahaya
itu, terpaksa dilanggar kepentingan hukum yang lain. Itu berarti, d</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">alam suatu</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">keadaan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">terpaksa/</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>)
</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">terdapat
s</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">uatu pertentangan antara </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">2 (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dua</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> macam kepentingan hukum
yang berbeda</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> Selain itu, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">keadaan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">terpaksa/</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
dapat juga terjadi ketika terdapat kondisi dimana ada </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pertentangan antara suatu kepentingan
hukum dengan suatu kewajiban h</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">u</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">kum</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">. </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pertentangan antara dua
macam kewajiban hukum yang berbeda</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, masuk juga dalam kategori </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodtoestand</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">atau </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">keadaan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">terpaksa/</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">darurat (</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Satochid
Kartanegara</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Tanpa
Tahun:45</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">2</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pada
konteks </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodtoestand</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">,
Satochid Kartanegara (Tanpa Tahun:451</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">-452</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> mengartikan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">kepentingan hukum sebagai suatu<i style="line-height: 1;"> </i>atau
segala kepentingan yang diperlukan manusia menyangkut berbagai segi kehidupan
manusia baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun bagian dari suatu
Negara, yang wajib dijaga dan dipertahankan kebebasannya agar tidak dilanggar
oleh perbuatan orang lain. Sedangkan, kewajiban hukum dimaknai</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> oleh </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Satochid
Kartanegara (Tanpa Tahun:451</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">-452</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">) sebagai kewajiban yang dibebankan pada subjek
hukum untuk tunduk serta menjalankan setiap hukum yang berlaku dan apabila
tidak dipatuhi, akan berakibat hukum bagi pelakunya.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Walaupun
konsep tentang keadaan terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>) sudah diakui
dalam ilmu hukum pidana di Indonesia sejak awal kemerdekaan, namun konsep
tentang keadaan terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>) ini merupakan hal yang
terabaikan dari UUPTPPO. Buktinya, konsep penghapusan atau peniadaan pidana </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(<i style="line-height: 1;">strafuitluitingsgronden</i>)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
bagi korban TPPO yang melakukan tindak pidana</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> sebagaimana yang terdapat dalam </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pasal
18 UUPTPPO beserta penjelasannya, hanya mengatur tentang orang/korban TPPO yang
melakukan suatu tindak pidana karena dipaksa oleh orang/pelaku TPPO yang dalam
perspektif hukum pidana tidak mencakup aspek kondisi atau keadaan
terpaksa/darurat (<i style="line-height: 1;">noodtoestand</i>) yang memaksa orang/korban TPPO yang
melakukan suatu tindak pidana.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pasal
18 UUPTPPO Mengabaikan Konsep Pembelaan Terpaksa</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Salah
satu poin penting yang terabaikan </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">juga </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dalam UUPTPPO termasuk didalamnya rumusan delik
Pasal 18 UUPTPPO beserta penjelasannya adalah tidak terdapatnya konsep
pembelaan terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodweer</i>). Padahal, berdasarkan pengalaman advokasi
kasus TPPO yang dilakukan oleh berbagai lembaga </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">yang konsern terhadap korban TPPO, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">diantaranya
<span style="background: white; line-height: 1;">Perkumpulan Pengembangan
Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR-NTT), </span>Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC), Rumah
Perempuan Kupang serta LAKMAS Cendana Wangi, </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">ditemukan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> bahwa
pembelaan terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodweer</i>) ini merupakan tindakan yang </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">paling </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">sering
dilakukan oleh korban TPPO.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Secara substansi,
konsep tentang p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">embelaan terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodweer</i>)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, berbeda dengan
konsep </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">daya
paksa (<i style="line-height: 1;">overmacht</i>)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.
Adami Chazawi (2002:49-50) berpendapat bahwa setidaknya terdapat 4 (<i style="line-height: 1;">empat</i>) perbedaan antara </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dan </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">overmacht</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, yakni: Pertama. D</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">aya paksa terjadi
apabila perbuatan yang menjadi pilihan oleh orang yang diserang adalah berupa
perbuatan yang memang dimaksudkan dan dinginkan si penyerang</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> dan pada
pembelaan terpaksa,</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">erbuatan yang menjadi
pilähan orang yang diserang adalah berupa perbuatan yang tidak menjadi tujuan
atau maksud si penyerang</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">; Kedua. Pada daya paksa,</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> orang yang diserang terpaksa melakukan perbuatan yang dihendaki si
penyerang, karena orang yang diserang tidak berdaya untuk melawan serangan yang
memaksa itu. </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Sedangkan p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">ada pembelan terpaksa, orang yang melakukan pembelaan terpaksa ada
kemampuan berbuat untuk melwan serangan oleh si penyerang</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">;</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Ketiga, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pada pembelaan
terpaksa hanya dapat dilakukan terhadap serangan-serangan yang bersifat melawan
hukum dalam tiga bidang alah: tubuh, kehormatan kesusilaan, dan harta benda.</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> Sedangkan
untuk daya paksa, t</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">idaklah ditentukan bidang kepentingan hukum apa dalam hal penyerangan yang
dapat dilakukan daya paksa</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">; dan Keempat, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pada daya paksa dapat terjadi dalam
hal keadaan darurat, yaitu terjadi dalam hal konflik antara dua kepentingan
hukum, kon</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">flik</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> antara dua kewajiban
hukum dan konflik anta</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">ra</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> kewajiban hukum
dengan kepentingan h</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">u</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">kum</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.
Sebaliknya, p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">embelan terpaksa
tidak dapat terjadi dalam keadaan darurat.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Menurut
R. Sugandhi (1980:58-59), suatu tindakan dikategorikan sebagai <i style="line-height: 1;">noodweer
</i>apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: (1). Tindakan yang dilakukan
itu harus benar-benar terpaksa untuk mempertahankan (membela) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dalam artian p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">ertahanan
atau pembelaan itu harus demikian perlu sehingga boleh dikatakan tidak ada
jalan lain yang lebih baik</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> dari tindakan yang dilakukan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">; (2).
Pembelaan atau pertahanan yang harus dilakukan itu hanya terhadap
kepentingan-kepentingan diri sendiri atau orang lain, peri kesopanan atau
kesusilaan, dan harta benda kepunyaan sendiri atau kepunyaan orang lain; </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dan </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(3).
Harus ada serangan yang melawan hukum dan ancaman yang mendadak (pada saat itu
juga). Untuk dapat dikatakan “melawan hukum”, penyerang yang melakukan serangan
itu harus melawan hak orang lain atau tidak mempunyai hak untuk itu</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pembelaan
terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodweer</i>) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">oleh </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">E. Y. Kanter dan S. R. Sianturi (2012:</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">289-292</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, dikategorikan
sebagai</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
kewajiban mutlak dari </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">setiap
individu termasuk </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">korban TPPO untuk membela</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> atau mempertahankan
dan melindungi kepentingan hukum (<i style="line-height: 1;">rechtsbelang</i>)
</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dirinya
sendiri atau orang lain</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dari suatu </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">ancaman serangan atau </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">serangan (<i style="line-height: 1;">aanranding</i>)
yang bersifat melawan hukum (<i style="line-height: 1;">wederrechtlijk</i>) yang terjadi atau
dikhawatirkan akan segera menimpa (<i style="line-height: 1;">onmiddelijk</i> <i style="line-height: 1;">dreigend</i>) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">atas </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">diri/badan
(<i style="line-height: 1;">lijf</i>), kehormatan/kesusilaan (<i style="line-height: 1;">eerbaarheid</i>), atau barang-barang (<i style="line-height: 1;">goed</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">eren</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dan
langsung dihadapi atau di respons seketika itu (<i style="line-height: 1;">ogenblikklijk</i>).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Pembelaan
terpaksa </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">atau </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">
dalam ilmu hukum pidana dibedakan menjadi 2 (<i style="line-height: 1;">dua</i>), yaitu: <i style="line-height: 1;">noodweer</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(pembelaan
terpaksa) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">itu
sendiri </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dan <i style="line-height: 1;">noodweer</i></span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">exces</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Menurut </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Satochid
Kartanegara (Tanpa Tahun:4</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">80</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, yang dimaksud dengan </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">exces</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">adalah cara pembelaan diri yang melampaui batas-batas keperluan
pembelaan. </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">P. </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">A.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">F. Lamintang</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> (2013:502), menjelaskan
bahwa suatu tindakan yang disebut sebagai </span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">exces</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> dapat diketahui
dari perbuatan dalam hal pembelaannya yang melampaui batas. Perbuatan melampaui
batas ini bisa meliputi perbuatan melampaui batas keperluan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> maupun</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> dapat pula berkenaan
dengan perbuatan melampaui batas dari pembelaannya itu sendiri. Batas-batas
dari keperluan </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">yang</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> telah dilampaui </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">itu dapat
diketahui dari cara-caranya</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> yang telah dipergunakan untuk melakukan pembelaan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">.
Sedangankan, untuk b</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">atas-batas dari sutu pembelaan itu </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">disebut </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">telah dilampaui</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">, jika </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">setelah pembelaan yang sebenarnya itu telah selesai,
orang masih tetap menyerang si penyerang, walaupun serangan dari si penyerang
itu sendiri sebenarnya telah berakhir.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Persamaan antara </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pembelaan
terpaksa yang melampau batas<i style="line-height: 1;"> </i></span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">exces</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">) dengan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> p</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">embelaan
terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodweer</i>)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> menurut Adami Chazawi (2002:51) adalah:
Pertama, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pada
kedua-duanya ada serangan atau ancaman serangan yang meawan hukum, yang
ditujukan pada </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">3 (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">tiga</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">)</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> kepentingan hukum (tubuh, kehormatan kesusilaan dan harta benda)</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">; Kedua, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pada kedua-duanya, melakukan perbuatan
pembelaan memang dalam keadaan yang terpaksa (<i style="line-height: 1;">noodzakelijk</i>) dalam usaha untuk mempertahankan dan melindungi suatu
kepentingan hukum yang terancam bahaya oleh serangan atau ancaman serangan yang
melawan h</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">u</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">kum</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">; dan Ketiga, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pada kedua-dua pembelaan itu ditujukan untuk
mempertahankan dan melindungi kepentingan hukum (<i style="line-height: 1;">rechtsbelang</i>) diri sendiri atau kepentingan hukum orang lain.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Adami Chazawi (2002:51-53) juga
membedakan antara </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">pembelaan terpaksa</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> (</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">) </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">dengan</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> pembelaan
terpaksa yang melampau batas<i style="line-height: 1;"> </i></span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">(</span><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">noodweer</span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> </span></i><i style="line-height: 1;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">exces</span></i><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">). Perbedaannya, yaitu: Pertama, </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">bahwa perbuatan apa yang dilakukan sebagai
wujud pembelaan terpaksa haruslah perbuatan yang seimbang dengan bahaya dari
serangan atau ancaman serangan, perbuatannya haruslah sepanjang perlu dalam hal
pembelaan terpaksa, tidak diperkenankan melampaui dari apa yang diperlukan
dalam pembelaan itu. Tetapi pada pembelaan terpaksa yang melampaui batas,</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"> i</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">alah perbuatan apa yang menjadi pilihannya
sudah melebi</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">h</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">i dari apa yang diperlukan dalam hal
pembelaan atas kepentingan hukumnya yang terancam, yang artinya pilihan
perbuatan itu sudah tidak seimbang dengan bahaya yang ditimbulkan oleh adanya
serangan atau ancaman serangan</span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">;</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 1; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">Kedua, </span><span face="" style="font-size: 12pt; line-height: 1;">bahwa dalam hal pembelaan
terpaksa, perbuatan pembelaan hanya dapat dilakukan pada ketika adanya ancaman
serangan atau serangan sedang beriangsung dan tidak boleh dilakukan setelah
serangan terhenti atau tidak ada lagi serangan. Tetap pada pembelaan terpaksa
yang melampaui batas, perbuatan pembelaan itu masih boleh dilakukan sesudah
serangan terhenti; dan Ketiga, tidak dipidananya si pembuat pembelaan terpaksa
oleh karena kehilangan sifat melawan hukum pada perbuatannya, jadi merupakan
alasan pembenar. Dasar peniadaan pidana karena pembelaan terpaksa terletak pada
perbuatannya. Sedangkan, tidak dipidananya si pembuat pembelaan terpaksa yang
melampaul batas oleh karena adanya alasan penghapus kesalahan pada diri si
pembuat, jadi merupakan alasan pemaaf. Dasar tidak dipidananya si pembuat
dalam pembelaan yang melampaui batas terletak pada diri orangnya, dan bukan
pada perbuatannya</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span face="" style="color: blue; font-size: 12pt;"> </span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span face="" style="font-size: 14pt;">DAFTAR BACAAN</span></b><span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: 12pt;"> </span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"></p><ol><li style="text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">Adami Chazawi, <i>Pelajaran Hukum Pidana I</i>, </span><span face="" style="font-size: 12pt;">Penerbit </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta,</span><span face="" style="font-size: 12pt;"> 2002</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">.</span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">E. </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">Y. Kanter dan S.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">R. Sianturi. <i>Asas-Asas hukum Pidana
di Indonesia dan Penerapannya, </i>Penerbit Storia Grafika, Jakarta, 2012.</span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" lang="" style="background: white; font-size: 12pt;">J</span><span face="" style="background: white; font-size: 12pt;">. E.</span><span face="" lang="" style="background: white; font-size: 12pt;"> Jonkers, <i>Hukum Pidana Hindia Belanda</i>, (Judul
Asli: </span><em><span face="" lang="" style="background: white; border: 1pt none; font-size: 12pt; padding: 0cm;">Handboek Van Het
Nederlandsch-Indische Strafrech), diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Bina
Aksara, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, 1987.</span></em></li><li style="text-align: justify;"><span face="" style="background: white; font-size: 12pt;">Moeljatno, </span><i><span face="" style="font-size: 12pt;">Asas-Asas Hukum Pidana</span></i><span face="" style="background: white; font-size: 12pt;">, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta, 2002.</span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">P.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">A.</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;"> </span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">F. Lamintang, <i>Dasar-Dasar Hukum
Pidana Indonesia</i>, Penerbit </span><span face="" style="font-size: 12pt;">Citra Aditya Bakti</span><span face="" lang="" style="font-size: 12pt;">, Bandung, </span><span face="" style="font-size: 12pt;">2013.<o:p></o:p></span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">R. Sugandhi, <i>Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Berikut Penjelasannya</i>, Penerbit Usaha Nasional,
Surabaya, 1980.</span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Satochid
Kartanegara, <i>Hukum Pidana Bagian Ke Satu</i>, diperbanyak oleh Balai
Lektur Mahasisiwa, Jakarta, Tanpa Tahun.</span></li><li style="text-align: justify;"><span face="" style="font-size: 12pt;">Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007, Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang.</span></li></ol><p></p>
<div>
<hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" />
<!--[endif]-->
<div id="ftn1">
<p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><font size="2"><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PENGHAPUSAN%20PIDANA%20BAGI%20KORBAN%20PERDAGANGAN%20ORANG.docx#_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span face="" lang="" style="color: red;">1)</span></b></span></a><b><span face="" lang="" style="color: red;"> </span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">Tulisan </span></b><b><span face="" style="color: red;">pernah</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;"> dipresentasikan dalam diskusi terbatas “</span></b><b><i><span face="" style="color: red;">Perlindungan
Hukum Bagi Korban</span></i></b><b><i><span face="" lang="" style="color: red;"> Tindak Pidana
Perdagangan Orang</span></i></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">”, yang dilaksanakan
oleh Lembaga Advokasi Masyarakat Sipil<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"> </span>Cendana
Wangi<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;"> </span></span></b><b><span face="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;">(</span></b><b><span face="" lang="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;">Lakmas</span></b><b><span face="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;"> CW - </span></b><b><span face="" lang="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;">NTT</span></b><b><span face="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;">)</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">, di Kantor <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">Lakmas</span></span></b><b><span face="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;"> CW - </span></b><b><span face="" lang="" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; color: red;">NTT</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">, </span></b><b><span face="" style="color: red;">Kefamenanu</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">, pada tanggal </span></b><b><span face="" style="color: red;">20 Juni</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;"> 201</span></b><b><span face="" style="color: red;">8</span></b><b><span face="" lang="" style="color: red;">.</span></b></font></p><p class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0cm 7.1pt; text-align: justify; text-indent: -7.1pt;"><a href="file:///C:/Users/MaDoNnAa/Music/Paul%20SinlaEloE%20-%20PENGHAPUSAN%20PIDANA%20BAGI%20KORBAN%20PERDAGANGAN%20ORANG.docx#_ftnref2" style="background-color: transparent; font-size: small;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><b><span face="" lang="" style="color: red;">2)</span></b></span></a><b style="background-color: transparent; font-size: small;"><span face="" lang="" style="color: red;"> </span></b><b style="background-color: transparent; font-size: small;"><span face="" style="color: red;">Aktivis PIAR NTT</span></b></p></div><div id="ftn2"><p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><o:p></o:p></p>
</div>
</div><p></p></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com